05 | Semangkuk Mie Rebus di Tengah Malam

3.6K 484 63
                                    


Masih dengan seragam sekolahnya, Nada duduk selonjoran di atas karpet, matanya fokus ke depan menonton film kartun anak kembar berkepala plontos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan seragam sekolahnya, Nada duduk selonjoran di atas karpet, matanya fokus ke depan menonton film kartun anak kembar berkepala plontos. Tangannya sesekali mencomot anggur hijau sebagai camilan sehat.

Walau tenaganya serasa terkuras habis, kabar baiknya besok adalah hari mingu, Nada senang bukan kepalang. Besok bisa tidur dan berleha-leha sepuasnya.

Nada tidak mendengarkan dengan seksama alasan mengapa jam pulang sekolah hari ini lebih cepat dari biasanya, yang gadis itu ingat hanya aktivitasnya bersama Kheyna dan Shelena sehabis pulang sekolah. Masih dengan seragam sekolah, tiba-tiba saja Kheyna mengusulkan berkeliling kota. Maka, berbekal mobil sport milik Shelena, mereka menjelajah kota sambil sesekali membeli jajanan di pinggir jalan. Walau dari keluarga kaya, tidak membuat Kheyna dan Shelena enggan menyentuh makanan rakyat jelata, sebaliknya mereka sangat antusias.

Begitu sudah jam empat sore, mereka memutuskan pulang setelah sebelumnya mampir ke Mixue karena penasaran. Kalau kata Kheyna, Mixue itu Kelp Shake di dunia nyata. Ah, bahkan sepertinya lebih banyak cabang Mixue daripada semangat hidup Nada.

Saking lelahnya, Nada kebablasan tidur sehabis waktu maghrib.

Sementara itu di halaman belakang, suasana sangat ramai karena kedatangan geng Venus. Layaknya kegiatan para cowok ketika malam minggu, ada yang bernyanyi sambil menggenjreng gitar, bermain game, dan lainnya. Malam ini mereka juga berinisiatif barbeque-an karena ada Shafa dan Alisha, supaya kedua gadis cantik itu tidak bosan.

"Nada mana? Dari tadi kok gak kelihatan?" tanya Shafa yang tengah sibuk menyiapkan daging ayam yang sudah di ungkep dengan bumbu lengkap.

"Maybe di kamar. Akhir-akhir ini dia emang sering mendem di kamar." jawab Jay sambil mengangkat tempat grilling.

Shafa menganggukkan kepala, ia berinisiatif untuk mengajak Nada ikut bergabung. Kan kalau bertambah satu orang akan lebih ramai lagi. "Biar tambah rame, kita ajak Nada, yuk!" serunya yang membuat semuamya mengernyitkan kening.

"Saran gue mending gak usah deh! Ya emang tambah rame tapi bahaya! Yang ada bukan bakar daging, tapi malah bakar rumah. Lo mau acara kita kacau? Tau sendiri tabiat tuh cewek kayak gimana," cerocos Juan setengah julid.

"Paha lo yang bakal gue bakar, Ju. Kelihatannya enak," celetuk Jake, matanya fokus pada paha Juan yang hanya bercelanakan pendek.

Juan menampol Jake, "Emang babi lo ya!"

"Hai, kembaran babi. Enak nih dibuat babi guling," ejek Kai pada Juan. Semakin membuat Juan mengamuk.

Sementara itu, Shaga nampak termenung di tengah kegiatannya yang tengah membakar beberapa sosis dan daging. Masih teringat jelas dengan ucapan gadis itu di kantin seminggu yang lalu. Sejak saat itu, Nada seolah menghilang dari pandangannya. Tidak ada lagi senyuman lebarnya, suara yang menyapanya setiap pagi, rengekannya, serta tingkahnya yang mencari perhatian Shaga. Bahkan dua hari yang lalu, ketika tahu kalau mereka akan berpapasan di jalan, gadis itu langsung berbalik arah ketika tanpa sengaja melihatnya.

𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐥𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang