Prolog

221 34 2
                                    

بِسْــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum. Aku dateng bawa cerita baru buat kalian, semoga kalian suka ya🤗

Btw, ceritaku yang ini cuma 10 part doang ya, gak sampe tamat. So, kalo kalian mau baca sampe tamat kalian bisa mampir ke karyakarsa.

Karyakarsa : bluelovvers

Jangan lupa follow ya guys. Love you all😘😘

—————

Surga memang impian semua orang. Untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan, butuh sebuah pengorbanan. Namun, mungkinkah hati harus dikorbankan demi mendapatkan surga?

@story_aisa

Note : Please tag me if you share my quotes.

***

“Kamu siapanya Ustaz Albi?”

Ketika Shazfa menanyakan hal itu, reaksi Nadak bukannya menjawab, namun malah membisu bak patung. Perasaannya benar-benar tidak enak. Dia memiliki praduga bahwa akan terjadi hal buruk. Apalagi wanita yang berhadapan dengannya saat ini adalah anak satu-satunya dari pria yang pernah menyampaikan niat ta'aruf kepada suaminya.

Setelah dipertegas oleh Hilma tempo lalu bahwa Shazfa adalah anak satu-satunya Kiai Ahmad, Nadak semakin yakin bahwa putri Kiai Ahmad yang ingin mengajak ta'aruf suaminya adalah Shazfa, wanita yang kini berada di depannya. Dengan suara berat dia menjawab, “Aku istrinya Ustaz Albi.”

Duarr!

Jawaban Nadak seolah-olah bak petir yang menyambar Shazfa hingga tubuhnya berubah kaku bak patung yang tak bernyawa. Waktu terasa berhenti secara mendadak saat itu juga. Hatinya terasa mati rasa. Kakinya terasa lemas seperti tak mampu lagi bertumpu pada bumi. Tubuhnya seketika kaku seperti tak mampu lagi berdiri di dunia ini.

Keduanya sama-sama terdiam dan membisu. Mulut keduanya terkatup rapat dan sulit untuk mengucapkan kata-kata. Nadak dengan mata berkaca-kaca dan seketika hatinya ingin memberontak marah. Shazfa dengan mata yang berkaca-kaca pula serta hatinya terasa hancur dan sakit luar biasa ketika mendengar pengakuan Nadak. Keheningan di antara keduanya tak terpecahkan hingga Shazfa berusaha membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu.

“Kamu ... kamu istrinya ... Ustaz Albi?” Dengan suara berat dan bergetar Shazfa tetap menanyakan hal yang sangat menyakitkan baginya.

“Iya. Tadi Kak Shazfa bilang mau ketemu istri Ustaz Albi, 'kan? Aku istrinya. Ada apa Kakak cari aku?” Suara Nadak juga terdengar berat sedang menahan tangis.

Air mata Shazfa luruh begitu saja sambil terus menatap gadis yang pernah ditolongnya. Namun, Nadak yang melihat Shazfa menangis enggan menanyakan kepadanya alasan Shazfa menangis. “A-aku ... aku ....” Saking terkejutnya sampai lidah Shazfa terasa kelu.

“K-kenapa, Kak?” Tak hanya Shazfa saja yang merasakan mulutnya kelu, tetapi Nadak juga merasakan hal yang sama. Mereka berdua sama-sama tercekat dan sulit untuk berbicara.

“Aku ... aku mencintai Ustaz Albi, Nad.” Shazfa pun mengakuinya. Detik itu juga cairan bening mengalir dari pelupuk mata Nadak setelah mendengar pengakuan Shazfa. “Apa ... apa kamu bersedia untuk ....” Shazfa menggantungkan kalimatnya karena dia takut Nadak marah, walaupun dia yakin Nadak pasti akan syok dan marah.

“Untuk apa, Kak?” tanya Nadak dengan hati yang berdebar tak karuan. Semakin lama hatinya semakin kacau dan merasa tidak enak. Nadak merasa seperti akan terjadi sesuatu, tetapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

Shazfa menelan salivanya dengan susah. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian membuangnya dengan kencang. “Apa kamu bersedia untuk berbagi suami denganku?” Air mata Shazfa dan Nadak jatuh berbarengan. Keduanya sama-sama menangis, sama-sama membisu, sama-sama mematung dan sama-sama saling menatap.

Surabaya, 4 Maret 2023

Ustaz, Kamulah Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang