Bab 4 - Laki-laki Penyelamatku (Bagian 1)

36 11 0
                                    

بِسْــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Cerita ini cuma 10 part doang ya, gak sampe tamat. So, kalo kalian mau baca sampe tamat kalian bisa mampir ke karyakarsa.

Karyakarsa : bluelovvers

Jangan lupa follow ya guys. Love you all😘😘

–––––

Jika ujianmu sangat amat berat, maka mendekatlah kepada Allah, niscaya berat yang kau rasakan akan berubah menjadi ringan. Karena sesungguhnya Allah mengujimu karena ingin bermesraan denganmu.

@tulisan.aisa

Note : Please tag me if you share my quotes.

***

Hari ini Nadak masih pengangguran dan belum mendapatkan pekerjaan. Dia sudah mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke berbagai tempat, tetapi belum ada satupun pihak yang menghubungi dirinya. Ya, sehari-hari dirinya hanya berdiam diri saja serta bersantai-santai di rumah. Namun, kini pikirannya terganggu dengan sosok pemilik jaket hitam yang dia pakai ketika sampai di rumah.


Dia sudah mendengar cerita dari Mamanya bahwa ada seorang pria muda yang mengantarkan dirinya ke rumah dalam keadaan tak sadarkan diri sekitar pukul 01:00 WIB tengah malam. Padahal yang dirinya ingat, dia malam itu sedang dikejar-kejar oleh dua pemuda, lalu pingsan di dalam mobil pemuda tersebut, selepas itu dia tidak mengetahui apa-apa lagi.

Namun, Mamanya memberitahu dirinya bahwa dia hampir saja diperkosa oleh dua pemuda, tetapi beruntung ada laki-laki yang menyelamatkan dirinya di malam itu. “Kira-kira siapa ya cowok itu?” monolognya sembari memegang jaket hitam milik Ustaz Albi.

“Nadak.” Terdengar suara ketukan dari luar kamarnya. Tubuhnya yang semula duduk beranjak dan melangkah ke arah pintu.

“Kenapa, Ma?” tanyanya yang kini berhadapan dengan Mamanya di ambang pintu.

“Nggak kenapa-napa. Mama, cuma mau pastiin aja kalau kamu ada di rumah. Mama, nggak suka ya kalau kamu keluyuran malam-malam kayak anak nggak bener. Mama, nggak mau kejadian malam itu terjadi lagi.”

“Memangnya Mama nggak lihat di depan ada motor dan mobil aku? Kalau kendaraan aku ada, ya berarti aku ada di rumah,” jawabnya acuh.

“Bisa aja kamu pergi diem-diem naik taksi nggak izin sama Mama.”

“Ini yang aku nggak suka dari Mama! Mama itu terlalu banyak ngatur tahu nggak!” Nadak menaikan nada bicaranya.

“Ya, biar hidup kamu itu teratur, makanya harus diatur!”

“Introspeksi, Ma! Hidup aku tuh jadi nggak teratur juga karena Mama sama Papa! Introspeksi diri kalian sendiri, jangan bisanya cuma nyalahin anak aja!” bentaknya.

Maidah menggelengkan kepalanya tak menyangka melihat sikap anaknya memperlakukan dirinya sebagai Ibu dengan cara membentak. Maidah tidak menyangka bahwa anaknya bisa tumbuh menjadi pembangkang seperti itu. Padahal dia berharap bisa memiliki anak yang salihah serta berhijab seperti dirinya. Namun, kenyataannya Nadak tumbuh menjadi anak yang seperti kurang pendidikan.

“Kenapa sih setiap Mama kasih nasihat kamu selalu marah sama Mama? Mama, nasihatin kamu karena Mama nggak mau kamu salah jalan dan salah pergaulan! Mama, nggak mau kamu kenapa-napa!”

Ustaz, Kamulah Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang