Bab 6 - Mengajak Ta'aruf

29 7 0
                                    

بِسْــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Cerita ini cuma 10 part doang ya, gak sampe tamat. So, kalo kalian mau baca sampe tamat kalian bisa mampir ke karyakarsa.

Karyakarsa : bluelovvers

Jangan lupa follow ya guys. Love you all😘😘

–––––

Hati tidak akan pernah salah mencari tempat beristirahat. Hati tahu ke mana dia harus jalan dan di mana dia harus berhenti. Sebab, Allah adalah nahkoda terbaik yang selalu menuntun langkah hati.

@tulisan.aisa

Note : Please tag me if you share my quotes.

***

Kebetulan sekali di saat ada pria yang bertamu hendak meminang sang putri, Bassam hadir di waktu yang tepat. Karena dengan adanya Bassam, maka Ustaz Albi bisa langsung berbincang dengan calon mertua atau wali nikah yang akan menikahkan dirinya dengan perempuan yang ada di hadapannya.

Kini mereka berempat telah berkumpul di ruang tamu. Bassam, Maidah serta Nadak sudah sangat penasaran dengan sesuatu yang ingin disampaikan oleh Ustaz Albi. Perkataan Ustaz Albi membuat Nadak dan Maidah penasaran. Saat ini mereka bertiga sedang memandang wajah Ustaz Albi dengan serius.

“Silakan dilanjut ucapannya. Maaf, tadi jadi berhenti,” kata Maidah.

“Iya. Sebelumnya saya mau memperkenalkan diri saya dulu. Saya Muhammad Albi Hamizan, dipanggil Albi. Saya datang kemari punya niat baik kepada putri Bapak dan Ibu. Sejak saya bertemu dengan putri Bapak, saya merasa sudah jatuh hati.

Saya bahkan sampai salat istikharah meminta petunjuk sekaligus memantapkan hati agar saya lebih yakin lagi dengan hati saya. Setelah salat istikharah dan musyawarah dengan Kakak saya, saya mantap untuk meminang putri Bapak menjadi istri saya.

Lalu, kedatangan saya kemari untuk menyambung silaturahmi serta ingin mengenal lebih dekat dengan putri Bapak. Saya berniat melakukan ta'aruf dengan putri Bapak.” Ustaz Albi menjelaskan alasan kunjungannya ke rumah Nadak.

“Kamu ingin menikahi putri saya?”

“Iya, Pak.”

“Nggak! Gue nggak mau!” tolak Nadak dengan tegas. Seketika mereka bertiga menatap Nadak, namun Nadak lantas pergi meninggalkan ruang tamu.

“Nadak,” panggil Maidah, tetapi tidak digubris dengannya. “Maaf, saya permisi dulu. Biar saya yang bicara sama Nadak,” kata Maidah berpamitan kepada Ustaz Albi.

“Nadak!” Maidah segera menahan lengan Nadak supaya dia tidak naik ke atas dan masuk ke kamarnya. “Kamu bisa bersikap sopan sedikit nggak sih?”

“Nggak! Soalnya Mama sama Papa nggak pernah ajarin aku tentang sopan santun! Mama sama Papa kan sibuk berantem terus sampai lupa mendidik anaknya!” tukas Nadak dengan membentak sehingga terdengar oleh Bassam dan Ustaz Albi. Ya, Nadak dan Maidah berdebat di ujung tangga yang dekat dengan ruang tamu.

“Kamu makin berani melawan orang tua ya! Kamu udah dewasa malah makin susah diatur!”

“Kalau gitu Mama nggak perlu atur-atur hidup aku lagi! Aku bisa kok ngatur hidup aku sendiri!” bentaknya.

“Ada apa ini?” Bassam datang membuat Nadak dan Maidah berhenti adu mulut.

“Nadak lama-lama makin sering melawan orang tua,” tukas Maidah.

Ustaz, Kamulah Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang