Part 46

1.1K 168 5
                                    

Sky memeluk Helen, sejak keluar dari ruangan pertemuan dengan Paul, istrinya tidak banyak mengeluarkan suara, tahu jika Helen sedang mengatur emosi dan perasaannya, tidak ingin mengeluarkan air matanya untuk Paul, tidak ingin kesedihannya mempengaruhi janin dalam kandungannya.

"Jika ingin menangis, menangislah."

"Rugi." Jawaban Helen membuat Sky tersenyum.

"Tapi kamu menahan diri seperti ini sejak tadi siang juga tidak baik."

"Hanya merasa kesal tapi tidak rela meneteskan airmata untuk hal atau tepatnya orang yang tidak bermanfaat." Helen mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk menghadap Sky.

"Kamu benar tapi kondisimu berbeda, kemarahanmu sudah terbiasa kamu luapkan dengan airmata, jika kamu menahannya juga tidak baik untuk dirimu."

Helen menggeleng, "Aku sudah tidak selemah dulu, aku hanya ingin menenangkan diri, berdoa agar dia tidak menjadi seperti Paul." Helen mengelus perutnya.

"Ternyata pernikahan membuatmu menjadi semakin dewasa."

"Memangnya sebelum menikah aku masih anak-anak?" Melihat Sky hanya tersenyum, Helen teringat sesuatu dan bertanya, "Bagaimana dengan Johana?"

"Dia pasti akan menerima hukumannya. Selain tuntutan awal, tuntutanku, mantan suaminya juga menuntutnya karena telah memanfaatkan putranya. Keith mengatakan hukuman yang akan dia terima minimal 6 tahun."

"Hanya 6 tahun?" Pertanyaan Helen membuat Sky tertawa.

"Kurang? Aku akan mengatakan pada Keith untuk memikirkan cara untuk menambahnya, kamu mau berapa?"

Ganti Helen yang tertawa, "Memangnya bisa dinegosiasi seperti itu?"

"Kurasa jika Keith tidak bisa, uncle Nico yang akan turun tangan."

Tawa Helen semakin keras, hal itu membuat Sky tersenyum lega. Istrinya sudah bisa menguasai dirinya dan perlahan mulai bisa melupakan kejadian siang tadi.

Sejujurnya Sky juga kesal dan marah dengan sikap Paul siang tadi, apalagi ketika dia melihat Helen marah. Ada rasa menyesal karena mengatur pertemuan itu dan meminta Helen untuk mengatakan apa yang harusnya dia katakan pada Paul. Sky bukan tidak menduga akan kejadian siang tadi tapi hanya tidak menyangka jika otak Paul benar-benar telah rusak parah, sampai kata-kata Helen sama sekali tidak bisa dicerna oleh otaknya. Namun satu hal yang disyukuri oleh Sky adalah dengan hadirnya tuan Linford, setidaknya Sky berharap daddy Paul itu bisa menyadarkan putranya atau sadar jika putranya memiliki masalah.

Lamunan Sky tiba-tiba terputus dengan perkataan Helen, "Aku lapar."

Sky tertawa, "Lapar atau ingin mencari udara malam?"

"Dua-duanya." Jawab Helen sambil turun dari tempat tidur dan masuk ke ruang ganti, Sky langsung mengikuti istrinya, berganti pakaian untuk pergi keluar mencari makan dan angin malam.

***

Johana mengamati ruangan tempat dia diantar lalu ditinggalkan, sejak dia kembali ke penjara dan menunggu persidangan, baru kali ini dia di bawa ke ruang pengunjung. Pengacaranya yang adalah pengacara public masuk, duduk di sampingnya.

"Ada apa?" Tanya Johana.

"Ada yang ingin menemui anda."

"Siapa?"

Belum juga si pengacara menjawab, pintu kembali terbuka dua pria tampan masuk bersamaan, cukup membuat Johana terpana. Dia mengenali Sky, terlihat lebih tampan dari terakhir kali dia melihatnya secara langsung, tetapi satu pria yang lebih muda di sebelah Sky tidak dia kenali.

Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang