Tidak sedikit manusia yang hidup hanya diisi oleh hal-hal yang mereka sesali.
***
Keita hampir tersedak ludahnya sendiri akibat pertanyaan sang ibu yang diluar dugaannya. Keita menduduk malu, kenapa tiba-tiba membicarakan pacar, sih? Dia tidak punya pacar, dia jomblo! Ya memang sih Keita pernah menyukai beberapa orang, tapi intinya dia jomblo!Keita menggeleng. "Aku tidak punya pacar, Ma," jawab Keita cepat. "Aku hanya ingin belajar dan memiliki teman, yang seperti itu jauh lebih penting, kan, ketimbang pacar?"
"Benar tidak memiliki pacar?" tanya ibunya tak percaya dan Keita mengangguk mantap. "Kalau orang yang kau sukai? Pasti ada, 'kan?"
Pipi Keita bersemu merah, tapi lagi-lagi dia menggeleng. Keita tak mungkin bilang bahwa sempat menaruh hati pada temannya sendiri kan? Park Hanbin kan sudah punya pacar, si murid populer dan kaya raya dari sekolah lain yang sedang mencalonkan diri sebagai ketua OSIS.
"Yang seperti gebetan atau crush, aku juga tidak memilikinya, kok,” sangkal Keita.
"Benarkah?" tanya ibunya masih tak yakin. "Kalau kau berhubungan dengan laki-laki, katakan saja pada kami, kami akan memahami bagaimana kamu memilih menjalani hidupmu kedepannya."
Keita mengerutkan keningnya bingung. "Ti-tidak ada juga, kok, Ma." Dia menjawab agak sedikit gugup hingga ayahnya mengembuskan napas berat, seakan tahu dengan jawaban tersembunyi dibalik jawabannya itu.
Memangnya apa yang harus Keita katakan? Bahwa dia beberapa kali bersetubuh dengan orang yang membullynya sendiri? Wang Zihao? Itu sama saja seperti bunuh diri. Keita tidak akan mungkin mengatakannya, setidaknya, dia bahkan tidak ingin terlihat berhubungan dengan Zihao.
Dan bahkan setelah lulus nanti, Keita ingin mengubur dalam-dalam kenangan semasa SMA-nya dan memulai kehidupan barunya yang sempurna.
"Keita, kau tentu tahu bahwa kami selalu mendukung semua keputusanmu, kan?" Sekali lagi, ibunya mengusap rambutnya lembut. Keita melihat ayahnya memilih keluar ruangan dan menunggu di luar. "Jika ternyata kamu sedang atau pernah berhubungan dengan seseorang terutama laki-laki, katakan saja sejujurnya, mama tidak akan menghakimimu."
"Tidak ada, Ma. Kenapa sih tiba-tiba tanya-tanya yang seperti itu? Bikin gak nyaman tahu."
Tiba-tiba Keita merasa takut, apa sakitnya parah hingga membuatnya tak akan sempat merasakan yang namanya cinta hingga ibunya mengkhawatirkannya seperti itu?
"Omong-omong, aku sakit apa, Ma?" Keita memperhatikan raut wajah ibunya yang memalingkan mukanya darinya. Ada apa? Sebelumnya ibunya tak pernah bersikap seperti itu?
"Mama tidak tahu apa saja yang kamu lakukan di luar sana, Keita. Apakah semua ucapanmu jujur atau bohong, bagaimana pergaulanmu dan sebagainya, tetapi sekarang kamu sudah dewasa dan kamu tidak sendirian lagi."
Kata-kata wanita 40-an itu begitu ambigu, otak Keita yang belum sarapan tidak bisa mencernanya.
"Hah? Maksudnya, Ma?"
"Keita Sayang, sekarang sedang ada nyawa yang hidup di dalam perutmu."
Semua hal-hal paling konyol yang Keita ketahui seakan menguap dari pikiran. Nyawa? Kehidupan lain? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Awalnya mama juga tak percaya dengan apa yang dokter katakan, mungkin juga dokter tak percaya dengan apa yang dilihatnya sendiri dan memeriksa beberapa kali agar tak salah memberikan kabar pada pasiennya. Tetapi kamu harus percaya bahwa sekarang kamu sedang mengandung."
Mulut Keita menganga tak percaya. Mengandung? Bagaimana bisa? Dia adalah seorang laki-laki tulen! Apakah ini adalah anak Zihao? Keita hanya pernah melakukannya dengan pria itu, bagaimana semua ini bisa terjadi?
"Mengandung?" beo Keita tak percaya dengan apa yang didengarnya, lebih tepatnya tak ingin mempercayainya. Dia lalu tertawa sendiri. “Ini bukan dunia webnovel m-preg!”
Tidak! Ini bukan keistimewaan! Ini kutukan!
"Tidak mungkin!" Keita berteriak histeris. "Mana mungkin aku hamil? Aku kan laki-laki?!" Dia memberontak dan bahkan ibunya berusaha menahannya agar tak pergi.
Ayahnya datang bersama seorang dokter perempuan dan tiga orang suster, semuanya menjadi terlalu heboh dan kacau ketika Keita dengan brutal memukul-mukul perutnya hingga membuat dokter harus menyuntikkan obat penenang padanya.
Beberapa jam setelah efek bius itu habis, Keita membuka matanya di malam hari, ibunya sudah pulang sejak sore hari, hanya ada ayahnya yang masih menunggunya. Tatapan tajam itu jelas berbeda dengan tatapan lembut yang ibunya berikan.
"Siapa ayah dari anak itu?" tanya ayahnya dengan nada tertahan, seakan ada ribuan beban dipundaknya yang menahan senyumannya merekah. "Jawab yang jujur, aku bukan ibumu yang dapat dengan mudah kau tipu."
Keita meremas tangannya takut, dia bahkan memalingkan wajahnya dari ayahnya, dia tak ingin menatap mata tajam yang seakan menusuknya itu.
"Terazono Keita ...? Apa kau akan terus diam? Siapa dia sebenarnya hingga kau mengunci bibirmu?"
Iya, siapa Wang Zihao sebenarnya hingga Keita tak mau berkata yang sejujurnya? Bukankah jika dia jujur dan mengatakan bahwa selama ini dia diperkosa olehnya, Keita pasti akan terbebas dari jerat kejinya dan Zihao pun akan mendapatkan hukumannya?
"Apa dia mengancammu?"
Tidak. Keita menggeleng. Tidak pernah ada pembicaraan seperti itu dalam hubungan keduanya, itu hanya seperti tuan dan budak, hanya soal jika Keita tak menurut maka beasiswanya terancam dicabut karena Zihao akan dengan berani menyebarkan video tak senonoh mereka. Lagipula siapa yang menyangka bahwa laki-laki dapat mengandung?
Berkata jujur? Mungkin jika mereka memiliki cukup kekuasaan itu akan terjadi, tetapi bukan tak mungkin bahwa Zihao akan mengelak, dia bisa memutarbalikkan keadaan dengan amat mudah.
Seorang calon pewaris tahta kerajaan WANG telah memperkosa teman sekolahnya yang adalah laki-laki hingga hamil? Siapa yang akan percaya dengan berita bodoh semacam itu? Zihao dan keluarganya pasti akan melakukan segala cara untuk membersihkan nama baik mereka. Itu hanya akan membahayakan orang tuanya dan Keita tak ingin itu terjadi.
"Ma-maaf, Pa."
🍁🍁🍁
Notes. Buset kalian belum tidur, ini terakhir malam ini. Tidur sana, gue juga mau tidur. Good night ~~26.03.23 🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST SCENE | Wang Zihao x Keita
FanfictionWarning: bxb 18+, m-preg (?) Tag: Boysplanet, Ciipher *** Bagai bintang di langit yang tak kan pernah bisa diraih, penyesalan selalu datang diakhir. Begitulah kira-kira penyesalan seorang pria bernama Wang Zihao yang kini hanya dapat memandang Teraz...