🍁 Adegan Kesembilan

1.1K 176 68
                                    

Dalam khayalan seseorang, waktu berputar kembali ke masa lalu, di mana dia bisa memperbaiki kesalahannya yang akan dia sesali seumur hidup.

***


Sebelumnya, Wang Zihao belum pernah melihat bagaimana rupa orang tua Keita, tapi melihat orang di hadapannya ini, dia yakin aja orang ini pasti ayahnya Keita, lagipula wajah mereka cukup mirip. Pasti benar.

Zihao memang sering melakukan sesuatu tanpa berpikir lebih dulu sih, tapi sekalinya dia serius maka apa yang Zihao inginkan harus terwujud, dan saat itu yang Zihao inginkan adalah memiliki Keita.

"Aku ke sini karena ingin menikahi anak Anda," ucapnya santai, karena Zihao yakin dia pasti akan langsung diterima. "Aku teman sekolah Keita, ayah dari anak yang dikandung putra Anda itu. Dan aku kaya,” jelasnya lebih lanjut. Sambil berpikir berapa milyar mahar yang ayahnya Keita ini inginkan agar bisa meminang putranya.

Zihao mengernyit ketika menyadari orang-orang mulai berkumpul melihatnya sambil berbisik-bisik membicarakannya setelah mendengar pengakuannya. Ini pemandangan baru, Zihao jujur tak nyaman, perasaannya jadi tak enak, tapi akhirnya dia acuh tak acuh. Orang-orang kampung memang selalu penasaran dengan urusan orang lain, 'kan?

"Ku bilang pergi dari sini!"

Zihao terkejut, wajahnya yang syok tak bisa berbohong. Dia diusir?

“Apa Anda tak mendengar? Aku tadi baru bilang bahwa aku adalah orang yang menghamili anak Anda, Keita. Dan aku ingin bertanggungjawab,” ulang Zihao. “Keita punya kelainan aneh—maksudku istimewa, kalian pasti akan kesulitan tanpa bantuanku,” yakinnya.

Wajah ayah Keita mengeras. “Kau punya apa hingga berani bicara seperti itu?”

Zihao tersenyum miring. Ini mudah. “Aku punya segalanya,” jawabnya, “harta, kekuasaan. Keita akan hidup mewah jika bersamamu—”

“Kau pikir aku akan menyerahkan putra satu-satuku pada seseorang sepertimu?”

Zihao bingung. Orang sepertinya? Maksudnya gimana?

“Orang sepertiku?”

“Iya. Tidak ada raut penyesalan dalam ucapanmu, padahal seharusnya kamu sadar kalau kamu sudah menghancurkan masa depan seseorang,” ucap ayah Keita, “menikah itu untuk seumur hidup, lakukan lah dengan orang yang kita cintai, bukan semata-mata karena kasihan atau alasan tak masuk akal lainnya.”

“Aku mencintai putramu, kok.” Zihao tak tak terima dengan ucapan tersebut. “Dan aku sungguh-sungguh ingin bertanggungjawab.”

Sambil mengangkat pintu rumahnya yang copot, ayah Keita mendengus. “Omong kosong, kalau mencintai Keita kau pasti tak akan berani melukainya, tapi ini ....” Laki-laki paruh baya itu menoleh pada Zihao dengan tatapan tajam. “Pikir sendiri dengan logikamu, kau orang kaya, harusnya pintar.”

Zihao diam, dia masih berdiri di tempatnya tanpa berani mengatakan apa pun. Bahkan ketika laki-laki paruh baya itu memanggil beberapa tetangga yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka untuk membantu membereskan rumahnya yang habis Zihao hancurkan, dia tetap bergeming di tempatnya.

Omongan ayah Keita benar, selama mengenal Keita yang Zihao lakukan hanya menyakiti laki-laki itu. Itu bukan tindakan sesuatu yang dinamakan cinta.

“Kenapa kau masih berdiri di sini seperti patung bodoh? Pergi!” bentak ayah Keita.

Zihao diam tanpa ekspresi. "Tidak, sebelum aku melihat Keita. Aku ingin membicarakan beberapa hal dulu dengannya.”

Wang Zihao sudah memutuskan untuk memiliki Terazono Keita, dia masih memiliki banyak kesempatan untuk mewujudkan keinginannya, Zihao hanya perlu waktu sambil menunggu hati orang yang dia tuju siap.

LAST SCENE | Wang Zihao x KeitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang