Kadang manusia hanya akan mempercayai apa yang ingin mereka percayai, sekali pun kepercayaan mereka itu jauh dari kebenaran.
***
Dalam mimpi sekali pun, Terazono Keita tidak pernah membayangkan bahwa situasi seperti ini akan menghampiri dirinya.
"Ma-maaf, Pa." Keita meraih telapak tangan ayahnya erat, memohon ampun. "Ak-aku diam-diam pergi ke .... ke klub malam dan mabuk-mabukan, ketika aku bangun aku sudah tak memakai baju, aku tidak tahu siapa yang sudah menyentuhku."
Pada akhirnya, Keita lebih memilih berbohong kepada orang tuanya sendiri daripada harus berkata jujur, lalu dia juga berniat mengambil semua tanggungjawab akan janin tersebut seorang diri, karena bagi Keita, dia tidak perlu mengemis tanggungjawab kepada laki-laki brengsek seperti Zihao.
Karena meski Keita pun belum menerima keberadaan bayi itu, setidaknya dia tidak akan membuangnya, dan pasti Zihao akan melakukan hal itu segera setelah dia tahu kebenarannya, 'kan?
Dengan hati berat, Keita melepas beasiswanya, ia pindah ke lingkungan yang lebih sepi dan merawat bayinya yang telah memasuki usia delapan bulan. Keita sama sekali tak memberitahukan apa pun pada Zihao karena menurutnya itu percuma, lagipula siapa yang akan percaya bahwa seorang laki-laki dapat hamil? Ini bukan cerita fiksi!
Ibu dan ayahnya sudah membuat skenario untuk melindungi Keita dari cibiran orang-orang dengan ibunya yang berpura-pura hamil dan jika anak itu nanti lahir maka dia tidak akan dianggap sebagai anak Keita, melainkan sebagai adiknya. Karena mau bagaimana pun, mereka tak akan mungkin tega membunuh keturunan mereka sendiri.
Satu per satu tangkai bunga dandelion yang tumbuh liar di belakang rumah baru Keita terbang terbawa angin yang berembus kencang, sama seperti masa muda dan cita-citanya yang seakan telah lenyap terbawa angin.
***
"Jadi ... kalian masih belum tahu di mana keberadaan dia sekarang?"
Sejak beberapa bulan lalu, seminggu setelah Keita tak masuk sekolah lagi dan tiba-tiba muncul rumor yang mengatakan bahwa Keita drop out, Wang Zihao menyuruh pengawalnya untuk mencari keberadaan di mana Keita sekarang berada.
Mungkin itu terdengar klise, tetapi Zihao benar-benar merasakan ada yang ganjil dihatinya sejak tak melihat keberadaan Keita lagi di sekitarnya. Setiap malam, dia akan selalu bermimpi buruk, itu hanya mimpi biasa sebenarnya, seorang anak kecil yang memanggilnya ayah, tetapi mimpi itu terus-menerus datang dan terlihat semakin jelas.
Sangat mengganggu. Sampai membuat Zihao kepikiran, tetapi terlalu gengsi untuk jujur, dia menjadi kacau hanya karena sebuah mimpi tentang anak kecil. Sialan!
"Katakan,” ucap Zihao yang sedang duduk di sofa menyilangkan kaki dengan iPad di genggamannya.
"Begini, Tuan Muda. Kami sudah menemukan keberadaan seseorang bernama Terazono Keita tersebut, dia dan keluarganya sekarang tinggal di Busan. Tetapi ada yang aneh dengan keadaannya," kata pria berbadan tinggi besar itu ragu-ragu.
Zihao mengernyit, dia melirik pada pengawalnya itu. "Aneh bagaimana? Ada apa dengannya?"
Apakah itu rasa khawatir? Beberapa kali Zihao menjalin hubungan dengan seseorang yang selalu berakhir dengan perpisahan, karena dia hanya ingin bermain-main dengan mereka semua, tetapi tak pernah sekali pun dia mengkhawatirkan pacar-pacarnya itu. Ini adalah perasaan yang berbeda yang hanya dia rasakan kepada Keita.
"Mungkin Tuan Muda akan terkejut dan tak percaya dengan berita ini, sekarang keadaan Keita nampak seperti wanita hamil tujuh bulan, perutnya begitu besar, dia bahkan meminum susu hamil dan vitamin," ceritanya, "keluarganya menutup-nutupi hal ini, anehnya lagi ibunya juga sedang hamil besar."
Keita syok bukan main, dia bahkan meletakkan Ipad-nya dan segera berdiri. ”Mungkin itu tumor?”
Keita tiba-tiba menghilang, bahkan membuang beasiswa berharga yang amat disayanginya dan tiba-tiba dia hamil? Omong kosong macam apa itu!
Zihao tertawa aneh. “Ini belum Halloween, aku benci leluconmu. Kerja yang benar atau aku akan bilang pada ayah untuk memecatmu!” ancamnya.
"Maaf Tuan Muda, tetapi faktanya memang seperti itu yang kami lihat. Dari data kesehatan yang berhasil kami curi, Keita ternyata adalah laki-laki carier yang memang memiliki sel telur."
Zihao mengusap rambutnya syok. "Apa kau sudah menemukan keberadaan ayah dari bayi yang dikandungnya?"
Tiga orang pengawal tersebut saling menatap satu sama lain.
Salah satu dari mereka yang sejak tadi hanya diam mendapat giliran angkat suara, "Maaf, kami tidak bisa menemukannya. Dari yang berhasil kami selidiki, Terazono Keita hanya berteman dengan seorang siswa di tempat Anda sekolah, dia bernama Park Hanbin. Tetapi keduanya hanya sebatas teman, Park Hanbin juga sudah memiliki seorang pacar yang sekolah di sekolah lain, hubungan mereka benar-benar hanya sebatas teman."
Zihao menyipitkan matanya. "Hanya itu yang bisa kalian dapat?"
Lagi-lagi mereka menatap satu sama lain, kali ini mereka menundukkan kepalanya semakin dalam.
"Maaf apabila ini lancang, tetapi kami menemukan jejak bahwa Terazono Keita sempat menjalin hubungan yang tak biasa dengan Anda."
Dengan berkacak pinggang, Zihao menatap mereka tajam. “Aku?”
Si berengsek itu tanpa sadar sedang mencari-cari berlian yang selama ini dia sia-siakan.
🍁🍁🍁
Notes. Halo, ada yang masih bangun gak? Gue gak bisa tidur jadi buka Wattpad aja sekalian update. 😺
29.03.23 🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST SCENE | Wang Zihao x Keita
FanfictionWarning: bxb 18+, m-preg (?) Tag: Boysplanet, Ciipher *** Bagai bintang di langit yang tak kan pernah bisa diraih, penyesalan selalu datang diakhir. Begitulah kira-kira penyesalan seorang pria bernama Wang Zihao yang kini hanya dapat memandang Teraz...