Dari balik topeng yang mewah terdapat keindahan mata yang di tampilkan setiap Alpha maupun Omega. Ji Xiankai memiliki mata hitam tinta seindah malam tak berujung, tetapi iris Lu Liyang cerah seperti matahari kecil yang memberikan kehangatan, tampak teduh dan tersembunyi.
Ji Xiankai memandu Lu Liyang duduk di kursi mereka, di luar dugaan ternyata ruang lelang lebih besar dari kelihatannya bahkan ada dua lantai tempat para eksekutif berada di atasnya.
Begitu ruangan di penuhi banyak pengunjung, lampu yang tadinya terang meredup menyisakan banyak bagian gelap dalam barisan, apa yang nampak hanyalah podium tempat pemandu berdiri juga panggung letak barang yang akan di lelang.
Pemandu tampak seperti seorang pria beta dengan tinggi rata-rata dan rambut hitam pekat, berbeda dengan pengunjung, pemandu tidak perlu memakai topeng. Pertama dia mengucapkan beberapa patah kata pembuka, Lu Liyang belum mengerti apa yang di ucapkan pemandu tersebut tiba-tiba ruangan di penuhi tepuk tangan bergemuruh.
Datanglah barang pertama yang akan di lelang, pemandu menjelaskan nama, karakteristik keunggulan dan asal usulnya, baru mengumumkan harga dasarnya. Ji Xiankai di sampingnya tampak tenang, tak bergeming, sepertinya benda itu tak menarik minatnya. Lu Liyang tetap duduk mendengarkan pengumuman pemandu yang terus menyebutkan kenaikan harga yang di tawarkan peserta.
Ketika harga tertinggi jatuh dan tidak ada satupun yang berani menaikan barulah barang tersebut di tetapkan jatuh peserta yang menawarkan harga tersebut. Lu Liyang cukup terkejut bahwa benda yang dia lihat sebagai lukisan tersebut terjual dengan harga jutaan. Sangat jauh di bandingkan harga dasar yang di tawarkan.
Melihat omega di sampingnya tak tertarik, Ji Xiankai mulai menjelaskan satu-persatu barang juga kelebihannya, tampaknya Lu Liyang adalah pendengar yang baik, dia mengangguk paham sesekali bertanya ringan. Situasi terus berlanjut sampai barang yang di incar Ji Xiankai di tampilkan.
Sebuah liontin giok putih dengan rantai berlian, Lu Liyang kesulitan menentukan. Tetapi Ji Xiankai cukup jelas meski melihat dari kejauhan. Itu adalah liontin umum di era sekarang, hanya saja giok putih yang di pasang adalah peninggalan kuno kerajaan masa lalu yang baru saja di temukan dua tahun lalu. Pihak pertama yang memegangnya adalah seorang bangsawan, dan di temukan lalu diserahkan pada sebuah museum, karena banyak pengunjung yang bertanya tentang apakah benda tersebut dapat di beli, pihak museum memutuskan untuk melelangnya dalam bentuk liontin yang indah. Harga dasarnya tentu saja lebih mahal di bandingkan barang lelang lainnya. Namun dia sudah berjanji pada papanya untuk mendapatkannya.
Mendengar harga dasar yang di umumkan mata Lu Liyang yang awalnya mengantuk terbuka lebar untuk mendengarkan tawaran peserta. Harga awalnya adalah dua puluh ribu yuan, suasana hening untuk sesaat sampai tawaran pertama maju dari baris pertama peserta dua puluh satu dan terus berlanjut. Berbeda dengan situasi peserta di bawah, Ji Xiankai masih tenang dengan senyum tipis, dia melirik pria itu namun tak menemukan hal yang menarik, penawaran terus berlanjut sampai menyentuh satu juta yuan.
"No. 27. Dua juta." Sebuah suara datang dari barisan ketiga paling depan, pemandu mengulangi angka tersebut.
Lu Liyang melirik Ji Xiankai sekali lagi, ketika pemandu hampir mengumumkan keputusan dia berbicara. "No. 09. Sepuluh juta." Suara itu datang dari sampingnya.
Lu Liyang menatap dengan takjub, sedangkan pria itu menyeringai dengan senyum licik, tidak ada yang berani menawarkan harga lebih tinggi. Pemandu memutuskan liontin giok itu jatuh ke tangan Ji Xiankai. Walaupun pemandu cukup terkejut namun keputusan itu benar-benar menguntungkannya, belum pernah ada peserta yang menawarkan harga dengan rentang yang begitu jauh dari peserta lainnya.
Pelelangan berlanjut, Lu Liyang mau tak mau menyenggol lengan alpha di sampingnya, "Tuan Ji, bukankah harga ini terlalu tinggi?" Senyum Ji Xiankai lebih naik, dia mengacak-acak rambut kastanye omega itu dengan gemas. "Seharusnya ini pantas. Karena orang yang akan menerimanya sangat berharga bagiku. Lagipula ini uang papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Get The Another Alpha To Be A Husband
FanfictionPernikahan tanpa cinta hanya akan membawa luka. Lu Liyang terpaksa menikah dan memendam cinta rahasia pada suaminya. Tetapi pada akhirnya kenyataan menamparnya dengan fakta bahwa pria itu memiliki cahaya bulan putih di hatinya sendiri bahkan menjadi...