Malam-malam begini, Xhu Lin sudah rewel minta dibelikan martabak. Membuat panik Robi sekeluarga. Waduh?! Apakah Xhu Lin sedang ngidam? Lihatlah wajahnya yang menyedihkan itu!
Robi berusaha menenangkan Xhu Lin dengan menunjukkan layar HP untuk bukti bahwa martabaknya sedang dalam perjalanan. Bukan martabaknya yang jalan kaki loh ya! Ini goput. Tandain, goput.
"Ya ampun, anak Umma yang imut dan ganteng ini kenapa?? Ada apa sayang?? Diapain sama istrimu nak??" Umma tampak khawatir terhadap menantunya yang kini gelosoran di lantai. Segera Umma membantu menantunya itu berdiri dan menghapus air matanya gusar.
"Anak Umma kenapa hm?"
Rose datang dengan wajah malas dan mulut yang mengunyah permen karet.
"Aku pengen maltabak, Ummaaa.. "
"Iya, iya. Kan udah gua pesenin!" Robi membela diri saat Umma-nya menatapnya tajam.
"Tinggal beli sih lu! Punya kaki kan?! Nggak usah manja." Ketus Rose yang dihadiahi lirikan tajam dari Robi. Lu juga manja anjir, batin Robi.
Entah sejak kapan, Robi selalu tidak Terima setiap ada yang mengatai Xhu Lin. Efek sudah menikah kah? Atau tanda tanda apa nih?
Sejujurnya, Robi sudah merasakan gelenyar aneh di dadanya sejak ia minta maaf pada Xhu Lin di taman waktu itu. Tapi, bahkan pada dirinya sendiri, Robi selalu sama. Gedean gengsi!
"Ne, Robi. Bagaimana kalau kamu antar aja naik motor?" Rozel datang membawa buku icha-icha tactics di tangannya. Nggak heh! Bercanda. Sambil bawa buku psikologi maksudnya.
"Hah?! Gila si, Zel! Ini udah malem tahu! Gua ada trauma bawa sipit naik motor malem-malem!" Robi menyanggah keras sambil menggelengkan kepala. Ingatannya melayang saat pertama kali ia mengantar Xhu Lin ke rumahnya.
"Huaaaa Ummaaa!!! Lobi nggak sayang aku lagii!" Xhu Lin menangis keras, membuat Baba turun dari kamar dengan masker alpukat yang membalut wajahnya.
"Xhu Lin, kamu kenapa nak?" Basa basi Baba sambil berlalu dari ruang keluarga menuju ruang tamu.
Xhu Lin tersedak ludah, lalu terbatuk. "Baba, apa Lobi nggak sayang aku lagi?" Tanya Xhu Lin parau. Baba hanya menjawab enteng pertanyaan itu. "Sayang lah. Buktinya martabaknya dateng nih,"
Baba berkutat sebentar dengan ojol, lalu membawa martabak itu ke meja ruang tamu.
"Haaaaahhh?! Yeayyyy!" Segera Xhu Lin melepas pelukannya pada Umma dan berlari riang ke arah Baba. Umma dan Robi hanya membuang nafas lega.
Rose mencebik dan berlalu dari situ. Sedangkan Rozel malah duduk di sofa ruang keluarga, mengenakan headset dan melanjutkan bacaannya. Umma, Robi dan Baba kini sibuk romantisan dengan pasangan masing-masing.
"Suapin! Aaaaa-mnymmm. " Robi dengan telaten menyuapi malesub nya itu dan mengelap selai-selai yang belepotan di sekitar mulutnya. Begitu juga Umma dan Baba, membuat para hewan jomblo iri dan mengintip mereka malu-malu.
"Enak ya, Lobi..." Xhu Lin tersenyum polos dan menyandarkan tubuhnya di punggung sofa.
"Hm."
Tanpa Xhu Lin sadari, wajah Robi sedikit memerah hingga ke telinga. Kenapa?? Kenapa akhir-akhir ini Xhu Lin tampak bertambah imut?? Robi mengerjapkan mata dan menyadari kalau ia sudah melamun begitu lama. Bahkan Baba dan Umma sudah masuk ke kamar. Martabak di depannya juga sudah habis dengan Xhu Lin yang belepotan.
"Lobi lucu ya? Masak tidul sambil melek,"
"Ke kamar yok," Acuh Robi.
>>>
"Kalo kita kek gini telus, aku jadi ngelasa belsalah, Bi... "
Ucap Xhu Lin sambil memainkan telunjuk di dada Robi yang tertidur.
"Aku lasa, cuma aku yang ngelasain cinta diantala kita. Dan aku ngelasa kamu telpaksa nikah sama aku, seakan-akan kamu ada disini cuma buat menuhin keinginanku buat dapetin kamu, Bi. Kalo kamu sadal, plis kasih tau aku kalo yang aku omongin ini nggak benel."
Robi terlihat grusa-grusu di tempat tidurnya, membuka matanya dan menatap Xhu Lin tajam. Ternyata suaminya itu sudah menitikkan air mata. Kasihan sekali suaminya itu. Tidak bisa tidur dan overthinking.
"Merem."
Xhu Lin menurut.
Dengan lembut Robi melumat bibir tipis Xhu Lin dan menciumi mata basahnya. Dielusnya pipi lembut Xhu Lin yang terlihat beberapa bekas cambukan. Di kecupnya ujung hidung mancung pria manis itu dan berlanjut menjilat cuping telinganya mesra.
"A-ahhh, Lobi... "
"You are mine." Bisik Robi lembut.
Xhu Lin menahan nafasnya panik saat tangan nakal Robi memasuki bajunya dan memainkan nipple nya nakal. Robi tersenyum sinis dan menjilat daun telinga Xhu Lin. Memaksa pria manis itu untuk membuka mata.
"Sayang~" Suara berat Robi mendominasi kamar yang remang-remang.
Xhu Lin mengerjap tidak percaya dan menggigit bibirnya saat Robi memelintir nipple nya. Robi memandang iris abunya sayu dan berkata serak.
"Gua emut."
"Aahhh!"
Dasar Robi! Main nyusu aja!
>>>
End of part 15
Tyrex_10🗿💕💅
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Malesub [END]
Teen Fiction"Lobi, aku mau es klim." "Gua Robi, bukan Lobi. Lu kira gua bangunan?" happy reading. cerita ini hanya di peruntukkan para pecinta malesub. Anti kasar, anti toxic ygy. by Tyrex_10