Tunangan

1.1K 127 0
                                    

Pagi pagi sekali, yang sangat pagi, si paling pagi, pokoknya pagi, Robi dibangunkan secara paksa dikarenakan rencananya hendak mencari cincin untuk pertunangan hari ini.

"Bangun woyyy ultraman moebius!! Siapa yang dulu ngaku ngaku jadi ultraman moebius karna bangun pagi?!"

Rozel menyabet nyabet kan (entahlah gimana bahasanya itu) sajadah ke wajah tampan adiknya itu.

"Kebiasaan! Habis sholat subuh langsung tidur! Nggak baik tau!" Rozel mengusap-usap wajah Robi dengan telapak tangannya yang wangi.

"Rozel!! Pergi ga?!"

"Nggak, sebelum kamu bangun!"

"Bacot ah! Gua kan udah di DO dari sekolah! Buat apa bangun pagi?"

"Jangan amnesia deh! Kamu hari ini mau tunangan sama cowok imut itu!"

Mata biru Robi terbelalak.

"Anjer!"

>>>

Di kursi samping kemudi, Robi menatap jalanan kosong, dirinya berharap semua itu hanya mimpi. Tapi ternyata sebangunnya dari tidur, ia sudah diingatkan tentang tunangan sialan itu.

Robi tidak masalah kalau perihal Xhu Lin, tapi orangtuanya yang sinting itu lho! Bikin males.

"Zel," Panggil Robi.

"Apa?" Sahut kakaknya.

"Menurut lu, orang tuanya Xhu Lin kenapa? Ada gangguan jiwa kah?"

Rozel tersenyum. Sedangkan Rose memutar bola mata malas.

"Calon mertuamu itu punya phobia yang langka sekali. Mereka phobia laki-laki. Phobia ini sering disebut Androphobia. Jadi, kita harus mengaku perempuan kalau kita mau aman."

Robi manggut-manggut paham.

"Emangnya dampaknya apa kalau kita ngaku cowok?"

"Tindakan kasar bisa terjadi. Mulai dari kekerasan fisik, sampai kekerasan mental yang diberi mereka."

Robi manggut-manggut lagi.

"Abang, abang suka ga sih, sama dia?!" Rose yang duduk di tengah angkat suara.

"Gak lah! Yakali. " Jawab Robi kurang yakin.

Rose menghela nafas lega. Ortu Robi yang duduk di bangku tengah malah sibuk berdiskusi tentang perusahaan mereka masing-masing.

Bukannya berdiskusi untuk cincin hari ini, mereka malah sibuk membahas pabrik susu dan pabrik rokok.

Sesampainya di kawasan klan China, mereka langsung mengenakan wig yang sudah Rose siapkan tadi.

Lagi-lagi Baba berdecak jengkel. Benda ini lagi! Huh!

Mereka semua bersiap di depan pintu salah satu rumah besar disana. Rumah keluarga Youngi.

Ting tong!

"Assalamu'alaikum."

Tak lama, pintu terbuka menampilkan Xhu Lin yang mengenakan dress hitam selutut.

Robi menenggak ludah kasar melihat pemandangan itu. Kakinya sangatlah mulus, terawat, dan lembab. Tak lupa high heels hitam yang bertengger di kaki indahnya. Aduhai, Robi...

"Lobi, kok muka Lobi melah?"

"Ha? Kagak ah. Ngaco lu."

Dalem hati Robi: anjir anjir anjir.

Tak lama, orang tua Xhu Lin keluar dengan tampilan terbaik mereka. Baba menatap sinis calon besannya itu. Huh! Masa' dia boleh tampil manly sedangkan ia dan Rozel tidak.

Malah harus mengenakan wig rumput laut ini. Yahh setidaknya itu hanya pikiran Baba. Mana ada wig rumput laut?

"Ikuti mobil kami ya, saya tau penjual cincin terbaik."

Rozel hanya tersenyum. "Baiklah."

Setelahnya, mereka menuju tempat penjualan cincin termehong yang ada di luar kota.

"AC nya kencangkan, Zel! Gerah sekali!"

Rozel menurut sambil menahan tawa. Mantan ketua bela diri itu semakin tampak seperti banci jalanan.

>>>

Selesai membeli cincin, keluarga Robi memilih untuk pulang duluan dengan alasan Rose mendadak demam. Sedangkan Robi berinisiatif meminang Xhu Lin seorang diri.

Memang sangat mandiri anak satu ini.

"Lillahi ta'ala, saya hendak melamar putri anda satu satunya, Lily Youngi.

"Tidak semudah itu, Robi."

"Maksudnya?"

"Ada beberapa tes sebelum kamu menjadi pelindung anak saya sehidup semati. Ikut saya!"

Robi menenggak ludah kasar. Apakah dia akan di apa apakan hingga dia tak sadarkan diri dan hanya berkata apa apa  gua ngomong apa sehhh!

Pikiran Robi campur aduk.

Sesampainya di taman belakang, Robi terkejut bukan main. Ada sasana, area latihan memanah, hingga menembak.

"Pertama-tama, kamu harus bisa setidaknya bela diri dasar untuk selalu melindungi anak saya."

Robi memijat keningnya kasar, hahhhh ini sebenarnya acara tunangan atau wajib militer?!

Tanpa diduga Agnarr, Robi menyelesaikan semua tantangan dengan baik. Padahal harapan Agnarr adalah agar Robi menyerah dan tidak jadi melamar Xhu Lin. Tapi ia salah.

Robi juga seniat itu untuk menjadi pendamping Xhu Lin. Entah apa alasannya, mungkin keinginan memiliki Malesub sudah terpatri dalam jiwanya. Membuat niatnya terealisasikan dengan perlahan dibawah sadarnya.

Di ruang tamu...

"Ma, nanti pas Lily nikah, Lobi pake baju adat plia ya?"

Anna menjengit kaget. "Loh? Kan sama sama wanita, Lily. Kok pake adat pria?"

"Ma, ini Indonesia ma. Pelnikahan sesama jenis sangat tabu disini. Jangankan pelnikahan, pacalan dengan sesama jenis saja sangat tabu. Jadi, bialin Lobi pake adat plia ya?"

Anna tampak berfikir sebentar, lalu akhirnya mengiyakan permintaan anak tunggalnya itu.

>>>

"Bagus! Kalian akan menikah secepatnya!"

"Terimakasih Pa."

>>>

End of part 9

Happy reading🗿💅

Her Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang