6. Ketua Futsal, she said.

18 5 1
                                    

happy reading<3


"HAH?"

Sudah Baskara duga responnya akan seperti itu. Setelah banyak pertimbangan, ia memutuskan untuk meminta saran pada kedua temannya.

"Tiba-tiba anjir sukanya?"

"Gara-gara lo suka dia, lo ngebela dia waktu itu kah?"

"Engga ada hubungannya."

"Tapi kenapa lo tiba-tiba suka dia anjir?" Andra masih penasaran.

"Ndra, emang lo ada alasan buat suka sama Jihan?"

"Ya engga juga sih,"

"Gimana caranya?" Tanya Baskara.

"Jangan terlalu keliatan ngedeketin," saran Andra.

"Mana ngerti dia." Cibir Evan.

"Ngerti anjing,"

Andra tertawa sedikit. "Gue gapernah ngedeketin cewek aktif organisasi jadi bingung,"

"Gerak sendiri aja Bas. Lo apa-apa kan sendiri," tersimpan sindiran di dalamnya.

"Mampus."

Baskara hanya diam. Ia mengambil buku yang sengaja ia bawa lalu kembali ke kelas tanpa sepatah kata. Dua teman Baskara sudah biasa melihat Baskara yang serba tiba-tiba.

"Selama temenan sama dia, gue ngerasa kita ngga kenal dia deh. Lo ngerasa ngga?" Tanya Evan sambil memandang Baskara.

"Gue kan emang ngga terlalu deket sama dia,"

"Tapi iya sih, dia tuh kayak ngga mau kita tau soal hidupnya." Sambung Andra. "Ya emang ngga semua orang harus tau hidup temennya sih, tapi Baskara kayak lain."

"Temen deketnya cuman kita, tapi kita juga ngga tau apa-apa soal dia. Kita aja ngga tau dia punya adik atau kakak,"

"Gausah adik atau kakak deh, at least kita tau dia hidupnya gimana secara garis besar." Ujar Evan.

"Mungkin masih sungkan. Kali aja cerita Sera ini dia udah mulai percaya sama kita."

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Evan merasa janggal dengan Baskara. Apalagi Evan duduk bersama Baskara, di sekolah, di kelas, bahkan diluar sekolah pun seringnya sama Baskara. Tapi entah kenapa kayak ada tembok yang Baskara beri kepada mereka.

💐💐💐

"YES! GUE MENANGG!" seru Keinan, ia mengeluarkan jempol ke bawah di depan wajah Pale.

"Baru sekali," cibir Asha, ia satu tim dengan Pale. Mereka sedang bermain kartu di kantin karena untuk beberapa kelas sedang tidak ada guru.

"Cupu Le ah." Dimas menarik kartu dari tangan Pale lalu mengeluarkan angka paling besar yang dia punya.

"Nantangin dia. Kasih paham Shaa." Sera memijat bahu Asha. Lalu Asha mengeluarkan angka yang lebih besar membuat mereka bersuara lebih besar sehingga beberapa orang di kantin menoleh.

"Masih ada sihhh," kata Charlina. Ia membisikkan sesuatu kepada Dimas.

"YESSS!" Pale berseru saat melihat ekspresi mereka. "Sombong duluan sih,"

Sera menarik kartu lalu ditaruhnya untuk mengembalikan keadaan. Kini giliran tim Keinan yang bersorak. "Satu, dua, YEAYYY!"

"Ah lu berdua sama-sama cupu." Cibir Bian, dia satu-satunya cowok yang menang karena ada di tim Keinan.

Akhirnya karena kalah, mereka harus mentraktir minuman tim yang menang.

"Hari ini tumben kagak bawa laptop Ser," ucap Asha.

SekaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang