16. Perasaan

13 5 6
                                    


sorry ya agak pendek soalnya dari kemarin udah panjangg, ANYWAY happy reading:333

"Kan gue bilang, gausah lama-lama. Lo sih dibilangin pala batu," oceh Evan saat mendengar cerita Baskara.

"Kan gue juga bilang ngga segampang itu bangsat," balas Baskara, ia membuang puntung rokoknya ke tong sampah.

"Tapi gini ngga sih," Andra menjeda omongannya, "Kalo dia pacaran sama Genta masa masih mau diajak lo kemarin?"

Evan berdecak, "Siapa tau pacarannya baru hari ini?"

"Anjing iya juga,"

"Gue tetep maju jatohnya  ngerusak ngga sih?" Tanya Baskara.

"Selagi janur kuning belum ada mah, kejar aja."

"Gaboleh lah, emangnya lo mau kalo pacaran sama orang terus cewek lo tetep dideketin orang lain?" Balas Evan. Ia sangat tak terima dengan embel-embel selagi janur kuning itu, baginya, kalau seseorang sudah memiliki pacar ya itu sudah mutlak.

"Lah dia aja belum pastiin mereka pacaran atau engga," sahut Andra melirik Baskara.

"Tapi emang di Osis boleh pacaran satu organisasi ya?"

"Kenapa engga anjir?"

"Kali aja??"

Mereka bertiga diam. "Gue tanya ke siapa ya?"

"Makannya Bas, jadi orang jangan ketus ketus amat. Ngga punya temen kan?" Balas Andra, pria itu telah belajar berbicara ceplas-ceplos dari Baskara.

Evan menyenggol lengan Baskara lalu menyuruhnya melihat ke arah parkiran dengan gerakan mata. Di sana Genta terlihat baru saja keluar dengan membawa jas Osis. Tak selang dua menit, Sera juga keluar. Kedua orang itu tampak berbicara sebentar sebelum akhirnya Genta membawa motornya pergi.

"Kesempatan emas, cepet jing," suruh Andra.

Baskara berdiri, ia merapihkan seragamnya lalu berjalan ke arah Sera.


"Sera," panggilnya.

"Eh? Belum balik?"

Yang ditanya menggeleng, "Baru kelar?"

"Iya," kata Sera sambil mengangguk. "Oh iya, tapi sebenernya ini rahasia sih,"

Baskara menaikkan alis, "Apa?"

"Tapi lo jangan bilang siapa-siapa."

"Iya,"

"Besok kita survey ke gor,"

"Berdua atau sama yang lain?"

"Sama yang lain. Tapi cuman dua orang,"

"Genta?"

"Lo kenal sama Genta?"

Baskara menggeleng, "Tau nama sama muka aja."

"Ohh...iya dia ikut, sama satu lagi namanya Raya,"

"Oke," jawab Baskara. "Balik sendiri?"

"Lagi nunggu adek gue," kata Sera, lalu ia mengajukan pertanyaan. "Lo disini ngapain deh?"

"Dari warung belakang,"

"Ohh, udah boleh buka lagi warungnya?"

"Ngumpet-ngumpet." Jawabnya sambil melirik ke belakang, "Jangan diaduin lagi," Baskara tertawa di akhir.

Sera menatapnya sinis, "Masih aja diungkit,"

"Berarti lo beneran?"

Sera terdiam lama. Lalu perempuan itu senyum-senyum sendiri.

SekaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang