12. Pulang bareng

24 5 1
                                    

2100 word pertama di Sekara, part ini banyak narasinya

Pagi-pagi sudah padat, klakson bersautan, kendaraan berbaris tidak rapi serta matahari yang malu-malu menampakan dirinya. Tiga ciri utama tersebut adalah ciri datangnya hari Senin, mungkin jika ingin diperjelas, saat ini Pelita sedang menyiapkan peralatan untuk upacara bendera. Upacara di Pelita hampir sama seperti selayaknya sekolah, tetap di lapangan tanpa atap padahal mereka punya lapangan indoor yang cukup luas.

Hari ini yang menjadi petugas Osis, keseringan memang Osis. Itu pun tradisi baru karena sebelumnya, semua kelas diwajibkan untuk bergantian menjadi petugas upacara. Tapi hal ini berganti seiring pergantian kepala sekolah, jadinya Osis yang selalu menjadi petugas upacara minimal dua kali dalam satu bulan.

Biasanya Sera menjadi pengibar bendera karena di SMP ia mengikuti paskibra dan memperoleh banyak medali dari pasukannya. Tapi kali ini ia memperoleh tugas baru yaitu menjadi protokol yang baru pertama kali dalam hidupnya. Ia sudah datang dari pukul enam pagi, bersama Shaka tentu saja. Adiknya itu kadang menjadi korban dari tugas-tugas Sera tapi entah kenapa tidak pernah protes.

"Mic oke, Ser?"

"Oke kak, tadi udah test juga,"

Kakak kelas itu mengangguk. Selanjutnya semuanya sibuk dengan urusan masing-masing sampai bel berbunyi. Lapangan mulai dipadati murid-murid dengan topi di atas kepala masing-masing. Sera menarik nafas, melihat siapa saja yang ada di depannya. Tersenyum kecil pada Charlina yang berbaris paling depan.

Sera mendekatkannya bibirnya ke mic lalu upacara mulai berlangsung. Lancar. Ternyata tidak terlalu buruk menjadi protokol. Semua murid belum dikembalikan ke kelas karena ada pengumuman. Beberapa protes kecil karena kepanasan masuk ke telinga Sera.

Kepala sekolah mulai naik mimbar, menyampaikan pengumuman untuk semua murid. Dari mulai kelas sepuluh yang dua minggu mendatang akan melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, sebenarnya pengumuman itu membuat anggota Osis terkejut karena di rancangan kegiatan sebelumnya, LDKS akan dilaksanakan pada awal bulan dimana masih ada satu bulan lebih. Entah apa alasan sekolah memajukan acaranya.

Selanjutnya kelas sebelas, mengenai pekan olahraga yang juga akan dilaksanakan dalam dua bulan mendatang juga tentang pengisian lomba-lomba yang harus diikuti anak kelas sebelas. Salah satu program Pelita yang sangat bagus menurut Sera adalah, sekolah menuntut semua muridnya saat berada di kelas sebelas untuk mengikuti lomba minimal tingkat kota. Gunanya untuk apa? Jelas untuk mempermudah masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Pelita memang sekolah bagus tapi tak bisa dipungkiri bahwa sekolah ini masih dalam julukan Swasta yang bisa dibilang tidak sebagus peringkat SMA Negeri di Jakarta lainnya. Oleh karena itu mau tidak mau sekolah mengandalkan murid untuk berusaha keras.

Setelah pengumuman kelas dua belas mengenai adanya try out pertama, semua murid dibubarkan kecuali anggota Osis. Di dalam sekre gaduh.

"Enak banget bilang dua minggu lagi, emang kita robot?"

"Gue juga kaget anjir, soalnya rapat terakhir kemarin juga masih tanggal yang sama."

"Yang bener aja lah, kita juga belom ngurus apapun kan soal LDKS?"

"Iya anjir, kita belum nyicil apapun."

Kebanyakan yang protes dari kelas dua belas karena mereka sudah dikejar try out, serah terima jabatan dan tetap harus mengurus LDKS juga karena itu termasuk program kerja terakhir.

Pintu terbuka setelah dua puluh menit menunggu Reza bersama wakilnya yang tadi dipanggil ke ruang kepala sekolah, pria itu menatap satu-satu anggota. Ia menghembuskan nafas yang artinya pertanda tidak baik.

SekaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang