30 - GENG ZAVEROV

555 160 160
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Daisy memasuki kamarnya dengan perasaan senang. Gadis itu melompat ke atas kasur queen size miliknya dan merebahkan diri. Malam ini, dia merasa sangat bahagia. Daisy merasa semakin dekat dengan Elang dan keluarganya. Apalagi, Daisy telah mengenal lama Bunda dari cowok itu.

"Nggak sia-sia gue buang rasa gengsi," ujar Daisy.

Tetapi, Daisy jadi teringat perkataan Damar hari itu. Bahwa, Elang belum boleh berpacaran sampai dia lulus SMA. Sebenarnya, Daisy tidak mempermasalahkan hal itu. Lagi pula, beberapa bulan lagi Elang akan segera lulus SMA. Artinya, mereka bisa berpacaran. Itu juga kalau Elang mau dengan dirinya.

Daisy bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia juga harus mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Setelah 10 menit di kamar mandi, Daisy kembali dan berjalan menuju kasur queen size-nya. Daisy merebahkan tubuhnya dan beberapa menit setelah itu, dia sudah masuk ke alam mimpi.

oOo

Pagi yang begitu cerah, mentari bersinar penuh semangat. Seperti semangat seorang gadis yang sedang dibonceng oleh kakaknya. Daisy turun dari motor sport Bryan setelah sampai di parkiran sekolahnya. Gadis itu langsung berlari menghampiri Varen yang sedang berkaca di spion motornya.

"Selamat pagi, Calon Adek ipar," sapa Daisy seraya tersenyum dan merangkul bahu Varen.

"Calon Adek ipar, pala lo," balas Varen setengah kesal.

"Eh, nggak boleh gitu sama calon Kakak ipar. Gue laporin calon mertua gue tahu rasa lo."

"Ck! Apaan sih lo, Sy?" kesal Varen. Membuat Daisy terkekeh pelan.

"Ayo, masuk," ajak Bryan.

Ketiganya berjalan melewati lorong masuk sekolah. Banyak murid dari kelas 10 yang menyapa mereka dan Daisy membalasnya dengan senyuman ramah. Sedangkan Varen dan Bryan, mereka hanya cuek saja. 5 menit kemudian, mereka sudah sampai di kelas masing-masing.

"Selamat pagi, teman-teman semua yang sangat aku sayang!" ujar Daisy ketika memasuki kelas.

"Kesambet apaan lo pagi-pagi?" sahut Sofia dari tempat duduknya.

"Emang salah kalo aku sayang sama kalian?" tanya Daisy.

"Apaan sih lo, Sy? Pake aku-aku segala," balas Nesya.

Daisy berjalan menghampiri Nesya dan duduk di sebelahnya. "Gue itu lagi seneng, Sya."

"Seneng kenapa?"

Daisy tersenyum mengingat kejadian semalam. "Ada deh. Lo nggak perlu tahu."

"Pasti ada hubungannya sama Kak Elang," tebak Moira yang duduk di belakang Nesya.

"You're right, Moira," balas Daisy masih dengan senyumannya.

"Udah gue duga," ucap Sofia yang duduk di belakang Daisy.

Daisy mengambil cermin kecil milik Moira dan mulai bercermin. "Daisy, kenapa sih lo cantik banget? Kan Kak Elang jadi suka sama lo."

"Heh!" Varen menoyor kepala Daisy, cowok itu duduk di meja Daisy, "Nggak usah kepedean. Kapan Elang bilang suka sama lo?"

Daisy mengusap kepalanya, lalu menatap Varen kesal. "Maksud lo apa toyor kepala gue?"

"Biar lo sadar dan nggak halu terus," jawab Varen.

"Ihh, gue udah sadar kali. Lihat aja, bentar lagi gue bakal jadian sama Kak Elang."

"Kalo gitu, buktiin."

CANDYTUFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang