27 - KEMBALI BERSAMA

596 168 133
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Di sebuah ruang tamu rumah minimalis terdapat 4 orang yang sedang duduk di sofa. Mereka adalah Daisy, Elang, Livia, dan Damar. Elang menatap kedua orang tuanya dengan tatapan sayu. Damar yang melihat itu membenarkan posisi duduknya, sebelum akhirnya mulutnya mengeluarkan sebuah pertanyaan.

"Jadi Elang, kamu sudah tahu kalau Livia adalah Bundamu?" tanya Damar.

Elang menganggukkan kepalanya. "Kenapa Ayah dan Bunda nyembunyiin ini dari Elang?"

"Kita terpaksa melakukan ini karena keadaan, Elang," jawab Damar.

Elang mengerutkan keningnya bingung.

"Semua ini berkaitan dengan pekerjaan Ayah. Ayah terpaksa memisahkanmu dengan Bunda dan Adikmu agar kalian tetap aman," jelas Damar.

"Emang nggak ada cara lain selain memisahkan Elang dan Bunda?" tanya Elang.

"Tidak ada. Jika ada, pasti keluarga kita tidak akan terpisah seperti ini."

Elang memegang kedua tangan Livia. "Bunda, jelasin kenapa Ayah misahin Elang sama Bunda? Kenapa Ayah nggak bilang kalo Bunda tinggal di Bandung?"

"Ayah ngelakuin itu buat keselamatan kita, Sayang. Sebenarnya, Ayah mau temuin kamu sama Bunda saat waktunya udah tepat," jawab Livia.

"Maafin Ayah dan Bunda, Elang. Bunda tau kalo kamu sangat butuh perhatian dari kita. Tapi, keadaan yang memaksa harus seperti ini. Ayahmu itu bukan orang biasa, dia adalah Jenderal Polisi bintang empat," lanjut Livia.

Elang hanya menundukkan kepalanya dan itu membuat Livia langsung mendudukkan diri di sebelah putra pertamanya, kemudian langsung membawa Elang ke dalam pelukannya. Daisy yang melihat kejadian itu merekahkan senyumnya. Dia sangat senang karena Elang telah berhasil bertemu dengan Bundanya.

Damar memandang ke arah pintu dan melihat dua orang remaja yang baru memasuki rumah. Pria itu berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri putra keduanya yang tidak lain adalah Varen. Ini adalah pertama kalinya Damar dan Varen berdiri berhadapan, karena biasanya Pria itu hanya memandang Varen dari kejauhan.

"Varen, akhirnya kita bertemu, Nak," ucap Damar yang langsung memeluk Varen.

Varen hanya diam di pelukan Ayahnya. Mata cowok itu menatap Elang yang sedang duduk di sofa. Varen bisa saja menerima Damar di hidupnya, tetapi tidak untuk Elang. Mungkin Varen bisa menerima Elang sebagai kakaknya tetapi tidak dalam waktu dekat ini. Varen memerlukan waktu untuk menerima semuanya.

"Omong-omong, ada apa Mas Damar ke sini?" tanya Livia. Membuat Damar melepaskan pelukannya dengan Varen.

"Aku mau ajak kamu ke Jakarta. Kita berempat tinggal bersama di sana," jawab Damar.

"Kenapa mendadak?"

"Semalam anak buahku mendapat informasi kalau putranya Dalton di Jakarta. Dia juga akan mengirim anak buahnya ke Bandung buat neror kamu. Karena itu, lebih baik kamu dan Varen ikut aku tinggal di rumahku," terang Damar.

"Ayo, Tante, Daisy bantu kemasin barang Tante," ujar Daisy.

Damar mengisyaratkan agar Livia menuruti ucapan Daisy. Hal itu membuat Livia mengangguk dan Daisy juga mengajak Moira untuk membantu berkemas. Varen juga menyusul untuk mengemasi barang-barangnya. Sementara itu, Elang masih duduk di sofa begitu pun dengan Damar. Kebetulan, dia sudah mengerahkan 10 bodyguard di sekitar rumah Livia.

oOo

Daisy dan yang lainnya sudah sampai di Jakarta dan kini mereka sudah berada di rumah Damar. Damar telah memerintahkan 5 orang untuk membawa barang-barang Livia dan Varen untuk diletakkan di kamar mereka. Keenamnya sedang duduk di sofa ruang tamu karena kelelahan setelah perjalanan dari Bandung menuju Jakarta.

CANDYTUFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang