HAPPY READING!💗
oOo
Daisy baru saja sampai di rumahnya setelah pulang sekolah. Gadis itu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamunya untuk menghilangkan rasa lelahnya sebelum menaiki tangga menuju kamarnya.
Suara langkah kaki seseorang yang sedang menuruni anak tangga membuat perhatian Daisy teralihkan. Gadis itu menoleh ke arah seorang gadis yang baru saja keluar dari dalam kamar Bryan.
"Eh, Kak Melva," panggil Daisy.
"Apa?"
"Lo dari kamar Bang Bryan? Habis ngapain kalian?"
"Nggak usah kepo lo, Bocil," balas Melva.
Daisy mengerucutkan bibirnya kesal. Kemudian memandang Melva yang sedang mengenakan seragam identitas SMA Aditama. Sesuatu muncul di otak Daisy yang membuat gadis itu kembali memanggil Melva.
"Kak Melva, Daisy mau tanya," ucap Daisy dengan suara yang sengaja dia lembutkan.
"Ada apa nih? Tumben ngomongnya nggak ngegas?"
Daisy menoleh ke arah pintu kamar Bryan yang masih tertutup, lalu kembali menatap Melva yang sudah duduk di depannya. "Bang Bryan lagi ngapain?"
"Mandi."
Daisy menatap Melva serius. "Lo kenal yang namanya Elang nggak?"
"Elang siapa?"
"Temennya Kak Ryan. Satu sekolahan sama lo," jawab Daisy dengan suara pelan.
"Kenapa emang? Lo suka sama Elang?"
"Enggak gitu, Kak-"
"Gue bilangin Bryan, ya?" potong Melva.
"Eh, jangan!" ujar Daisy dengan wajah panik.
Melva tertawa karena melihat wajah panik Daisy. "Terus kenapa lo nanyain dia?"
"Jadi, sebenar-"
"Udah pulang lo, Sy?" potong Bryan yang sedang menuruni tangga.
"Lo nggak lihat gue udah di rumah?" ketus Daisy.
"Bry, masa tadi Daisy- Awhh!"
Daisy mencubit paha Melva karena dia akan menceritakan apa yang Daisy bilang tadi kepada Bryan. Daisy tidak ingin membahas tentang Elang di depan Bryan, karena Daisy tahu Bryan pasti tidak akan suka jika dia dekat dengan Elang.
Bryan melepaskan cubitan tangan Daisy dari paha Melva. "Maksud lo apa cubit-cubit Melva?"
"Diem lo atau kalian gue aduin ke Papi karena berbuat yang enggak-enggak di dalam kamar," ancam Daisy.
"Enggak usah fitnah lo! Gue sama Melva enggak habis ngapa-ngapain," jelas Bryan.
"Halah! Bacot lo, Bang."
Bryan menabok pelan mulut Daisy. "Siapa yang ngajarin lo ngomong gitu, hah?"
"Lo lah."
Bryan tersenyum seraya menggaruk tengkuknya. "Pokoknya lo nggak usah cepuin ke Papi. Atau, gue nggak mau beliin lo makan."
"Lo pikir gue nggak bisa beli sendiri?"
"Enggak boleh. Biar gue aja yang beliin," ujar Bryan.
"DAISY SAYANG!" seru seorang cowok yang baru saja memasuki rumah Daisy.
Ketiga remaja itu menoleh ke asal suara dan menemukan Varen yang sedang membawa selembar kertas di tangan kanannya.
"Mulai deh," cibir Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDYTUFT
Novela JuvenilSeperti arti bunga candytuft yang dalam bahasa bunga melambangkan ketidakpedulian, seperti itu juga cara Daisy Astrella Fernandez mendapatkan cinta Elang Darelano Narendra. Daisy tidak peduli jika dirinya sering Elang abaikan. Akan dia lakukan segal...