HAPPY READING!💗
oOo
Elang melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Cowok itu baru saja mengantar Daisy pulang. Di dalam rumah ada Ayah, Bunda, dan juga Varen yang sedang dimarahi oleh Ayahnya. Elang berjalan mendekat ke arah ketiganya. Lalu, Damar langsung menatapnya dengan tatapan marah.
"Kamu juga Elang! Apa kamu nggak dengar kemarin Ayah bilang kalau kalian belum boleh pacaran sebelum lulus sekolah? Apa perintah Ayah kurang jelas di telinga kalian?" tanya Damar kesal.
Elang menghela napas lelah. Baru saja dirinya sampai di rumah, malah sudah mendapat omelan dari Ayahnya. Cowok itu hanya diam tidak ingin menjawab. Lagi pula, percuma juga dia mengucapkan beberapa kalimat pembelaan.
"Tapi, Yah, temen Varen aja pada pacaran. Masa Varen nggak boleh," sahut Varen.
Damar langsung menatap putra keduanya tajam. "Hal yang nggak bener kamu contoh? Ayah itu cuma nggak mau masa depan kalian itu rusak. Apalagi pergaulan sekarang udah nggak benar banget."
"Varen bisa jaga diri kok, Yah. Varen juga nggak bakal ngerusak pacar dan juga masa depan Varen," jelas Varen.
Livia memegang bahu suaminya. "Udah, Mas. Aku yakin mereka bisa jaga diri mereka. Mas Damar nggak perlu terlalu mengekang kaya gini, ya."
"Bunda benar, Yah. Ayah nggak perlu khawatir sama kita. Kita tahu kok, mana yang benar sama mana yang salah," timpal Elang.
"Tapi-"
"Udah, Mas. Percaya sama mereka. Mending sekarang kita istirahat, yuk," potong Livia yang langsung mengajak suaminya menuju kamar mereka.
Elang menatap Varen yang kini duduk di sofa. "Kenapa Ayah bisa tau?"
"Lo tau lah Ayah kita ini siapa. Apalagi kabar jadian lo sama Daisy udah viral di sosmed," jawab Varen.
"Secepat itu viralnya?" gumam Elang.
Varen yang mendengar langsung menjawab, "Pake nanya lagi! Lo lupa kalau cewek lo itu penulis terkenal? Wajar kalau kabar kalian jadian bisa viral secepat ini."
Elang hanya mengangguk paham.
"Udah lah, gue mau ke kamar. Mau sleep call-an sama pacar gue," ujar Varen, lalu berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.
Elang ikut berjalan menaiki tangga menuju kamarnya karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia harus beristirahat karena besok adalah hari senin dan Elang harus pergi ke sekolah untuk belajar.
oOo
Bryan sedang mengendarai motor sport-nya seraya membonceng Melva. Cowok itu menghentikannya ketika sudah sampai di parkiran sebuah taman. Keduanya turun dan Melva mengikuti langkah Bryan yang kini berjalan menuju kursi yang berada di taman tersebut.
"Tamannya indah, ya," ujar Melva seraya memandang sekitar.
"Kaya lo," balas Bryan.
Melva menatap wajah Bryan dari samping. "Ternyata, Tuan Bryan Adelard Fernandez bisa gombal juga?"
"Bisa, asal itu buat lo," sahut Bryan membuat Melva tertawa pelan.
Keduanya terdiam beberapa saat seraya memandang orang-orang yang berlalu-lalang di taman tersebut.
"Gue nggak nyangka kalo kita bakal pacaran, Bry," ujar Melva, kembali membuka pembicaraan.
"Terus kenapa? Semua orang berhak merasakan jatuh cinta, kan?" balas Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDYTUFT
Roman pour AdolescentsSeperti arti bunga candytuft yang dalam bahasa bunga melambangkan ketidakpedulian, seperti itu juga cara Daisy Astrella Fernandez mendapatkan cinta Elang Darelano Narendra. Daisy tidak peduli jika dirinya sering Elang abaikan. Akan dia lakukan segal...