9 - BOBA RASA CINTA

749 181 197
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Elang mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar tersebut diikuti Daisy di belakangnya. Elang menyalakan lampu. Terlihat banyak sekali debu dan sarang laba-laba yang menghiasi benda-benda di sana. Membuat kamar tersebut bertambah horor karena tidak dirawat.

"Kenapa kita ke sini, Kak?" tanya Daisy dengan wajah takut.

"Cari petunjuk."

Daisy melihat Elang yang sedang serius mencari sesuatu yang Daisy tidak tahu. Gadis itu hanya mengikuti Elang seraya memegangi ujung kaosnya. Daisy tidak ingin melepaskannya karena merasa ketakutan. Sepertinya, ini pertama dan terakhir Daisy mau memasuki kamar ini.

Elang berjalan mendekati nakas di samping tempat tidur dan membuka salah satu lacinya. Cowok itu kembali mencari sesuatu agar bisa menjadi petunjuk. Daisy yang ketakutan tidak membantu Elang untuk ikut mencari. Gadis itu hanya berjalan mengikuti langkah Elang.

PRAANG!...

Daisy tidak sengaja menjatuhkan vas bunga yang berada di atas nakas. Sehingga membuat vas tersebut pecah karena berbenturan dengan lantai. Elang yang tengah serius mencari sesuatu menjadi terkejut mendengarnya. Cowok itu langsung menatap Daisy dengan tatapan datarnya.

"Maaf, Kak. Daisy nggak sengaja."

Elang ingin marah karena itu vas bunga milik Bundanya. Tetapi, cowok itu harus menghilangkan kemarahannya setelah melihat Daisy yang ingin menangis. Elang merasa jika Daisy sangat ketakutan. Sepertinya, Daisy takut akan bertemu hantu.

Elang kembali mencari dengan membuka laci bawah dan menemukan sebuah buku resep masakan. Elang membuka lembar demi lembar halaman buku tersebut dan menemukan sebuah alamat seseorang pada lembar terakhir. Di atasnya tertulis, "Ibuku, Chef Terbaik".

Elang langsung memotret alamat tersebut dengan ponselnya dan mengembalikan buku resep tersebut ke tempatnya semula. Elang sudah mendapatkan sebuah petunjuk. Cowok itu menatap Daisy yang juga sedang menatapnya.

"Udah."

Daisy mengangguk dan langsung membalikkan badannya, kemudian berteriak, "Aaaaakh!"

Elang terkejut mendengar teriakan Daisy dan lebih terkejut karena Daisy memeluknya dengan sangat erat seraya menangis. Elang memandang ke arah pintu kamar dan menemukan Bi Imah, asisten rumah tangga keluarga Elang yang masih mengenakan mukena berwarna putih karena baru selesai salat.

"Bibi habis salat, Den. Tadi dengar ada suara benda pecah, makanya Bibi ke sini," ujar Bi Imah.

Elang hanya mengangguk paham dan memandang Daisy. "Itu bukan hantu."

Daisy mengabaikan ucapan Elang. Gadis itu tetap memeluk Elang erat seraya masih menangis, tetapi tidak separah tadi.

"Den Elang ngapain di kamar ini?" tanya Bi Imah.

"Cari sesuatu."

"Owh, gitu. Udah ketemu, Den?"

Elang menganggukkan kepalanya.

"Ya udah. Bibi mau lepas mukena dulu," ucap Bi Imah, lalu berjalan meninggalkan kamar tersebut.

Elang menggandeng tangan Daisy untuk keluar dari kamar tersebut. Cowok itu menutup pintu setelah mematikan kembali lampu kamar. Elang berjalan menuju tangga dan menuruninya diikuti Daisy di belakangnya.

"Pulang naik apa?" tanya Elang ketika keduanya telah sampai di ruang tamu.

"Di jemput Pak Bima. Ini udah di depan."

CANDYTUFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang