"Unnie, aku bawa pizza ini untuk kita. Ini masih baru, masih hangat juga." Dahyun mencoba menawarkan apa yang dia beli kepada para membernya tapi tak ada respon dari mereka. Lalu Dahyun menuju kearah adiknya.
"Chae, Tzuyu, lihat nih. Pizza kesukaan kalian." Dahyun menyodorkan 3 box pizza itu kedepan para maknae. Tapi sepertinya para maknae masih sibuk dengan makanan yang dibawa Unnie yang lain.
Karena tak mendapatkan respon dari membernya, Dahyun pun meletakkan 3 box pizza itu ke tempat makanan yang telah mereka kumpulkan. Kemarin, seusai latihan mereka berencana untuk saling tukar makanan. Jadi hari ini masing-masing orang membawa makanan secara random dan akan mereka makan bersama seusai latihan bersama para staf juga.
Nah, latihan telah usai dilaksanakan, sekarang giliran makan. Dengan semangat mereka makan dan saling berbagi cerita. Canda tawa menghiasi waktu santai mereka. Tapi ada satu orang yang sepertinya tidak dianggap disana. Dialah Dahyun, orang yang sedari tadi hanya minum jus buahnya. Tak ada yang menawarinya makanan, dan tak ada juga orang yang membuka kotak box pizza nya. Selain Dahyun, ternyata sang manager juga membawa pizza. Dan yang dimakan hanyalah pizza pemberian dari sang manager, sedangkan punya dia tak tersentuh.
Hati Dahyun sakit menjadi orang asing diantara orang yang dia kenal. Orang-orang yang dulu bersikap baik dan dia anggap saudara malah juga menghindari nya. Ini semua tak lepas dari pemberitaan yang beberapa minggu lalu melanda Dahyun. Dimana dia dituduh menabrak anak kecil dan tidak bertanggungjawab atas insiden itu. Banyak foto yang tersebar dimana mobil milik Dahyun berada tepat di depan anak yang menjadi korban tersebut. Lalu foto-foto Dahyun yang mengangkat anak yang berlumuran darah itu masuk ke mobilnya untuk dibawa ke rumah sakit. Hal-hal itulah yang menimbulkan kesalahpahaman hingga saat ini.
Dahyun sudah menceritakan yang sejujurnya kepada Mr. JYP serta manager bahwa bukan dia pelaku penabrakan itu. Dia hanya membantu anak tersebut yang saat itu menjadi korban tabrak lari. Karena rasa kemanusiaan lah yang membuat Dahyun dengan ikhlas membantu anak tersebut. Lagipula hanya ada mobil Dahyun saat itu karena suasana jalanan sepi. Tak ada saksi mata juga yang menyaksikan. Karena Dahyun pulang seorang diri saat itu. Tapi foto-foto dari paparazi yang salah diartikan tersebut lah yang malah tersebar. Mereka seolah menyudutkan Dahyun, dan menjual berita palsu itu ke media agar memperoleh keuntungan pribadi.
Agency pun sulit membuktikan kebenaran cerita Dahyun yang memang tidak ada bukti dan saksi. Jadi, saat ini publik termasuk membernya hanya melihat sisi yang salah dan terus menuduh Dahyun lah pelakunya. Mereka meminta Dahyun untuk meminta maaf kepada semua orang atas berita tersebut, tapi karena menurut Dahyun dia tak melakukan hal salah jadi dia tak mau melakukan itu.
Agency juga seperti menggantung kasus ini tanpa ada niatan membela Dahyun atau apapun. Agency hanya mengatakan maaf karena membuat ketidaknyamanan. Dan agency akan menyelidiki kasusnya. Jadilah, Dahyun seperti yang menanggung sendiri amarah publik itu untuk beberapa minggu ini. Salah satunya ya mendapatkan perlakuan tak baik dari staf dan membernya.
Setelah mereka makan, mereka pun bubar tanpa mengajak Dahyun. Mereka seperti tak melihat Dahyun sama sekali. Hati Dahyun masih sangat sakit, tapi mulai terbiasa. Dia ditinggalkan tanpa diajak. Makanan yang ia beri tak disentuh. Hingga dia memutuskan untuk membawa kembali pizza itu. Dia pun pulang karena memang jadwalnya selesai.
"Huft... Harus ku apakan pizza ini?"
Dahyun lalu mengendarai mobilnya, dia akan menuju ke rumah sakit tempat kakak laki-laki nya dirawat. Tiga bulan lalu kakaknya mengalami kecelakaan dan saat ini koma, karena benturan parah dibagian kepalanya. Hanya kakak laki-laki nya itulah yang dia punya. Sedangkan orangtuanya telah meninggal dunia saat dia berumur 10 tahun.
Saat Dahyun sampai ke rumah sakit, dia melewati 2 orang ahjussi penjaga. Lalu Dahyun memberikan pizza itu pada mereka.
"Paman, jika aku memberikan pizza ini, apa kalian mau menerimanya?" Penjaga tadi pun melihat kotak pizza dan terdiam.
"Ini masih baru Paman, masih layak dimakan." Ujar Dahyun tersenyum dibalik maskernya.
"Baiklah, terimakasih banyak ya. Kau sungguh baik." Ujar Paman balas tersenyum dan menerima pizza tersebut.
"Klo begitu aku pergi dulu Paman." Pamit Dahyun yang dibalas anggukan dari ahjussi penjaga.
Sampailah Dahyun di depan ruang rawat kakaknya. Dengan memakai pakaian khusus, Dahyun duduk di sebelah kakaknya. Memegang erat tangan pucat itu dan mulai bercerita.
"Oppa, apa kau masih tak merindukan ku? Aku sangat merindukanmu. Cepatlah buka matamu. Peluk aku, aku saat ini sedang membutuhkan pelukanmu Oppa. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan ku sendirian. Kau tak boleh pergi tanpaku. Berjanjilah." Tangisan Dahyun tak bisa ia hentikan. Air matanya luruh tanpa diminta. Hatinya rapuh, tak ada yang memeluknya saat ini. Tapi, Dahyun adalah anak Tuhan, dia takkan pernah lupa untuk berdoa. Dia selalu mengingat dan percaya bahwa Tuhan takkan meninggalkan nya sendiri.
Setelah menjenguk kakaknya, maka Dahyun pun pulang ke dorm. Walau disana dia adalah makhluk asing bagi yang lain. Tapi dia memutuskan untuk bertahan disana sampai mendapatkan keputusan dari agency.
Sesampainya di dorm...
"Aku pulang..." Ucap Dahyun walau tak ada yang menjawab. Dahyun pun masuk ke kamar maknae line. Dia melihat Chaeyoung dan Tzuyu sedang bermain ponsel diranjang masing-masing. Hanya sesaat mereka menatap Dahyun tapi akhirnya kembali fokus pada ponselnya.
Dahyun mengecek ponselnya juga, dan ternyata baterai nya hampir habis. Dicarinya charger pengisi daya tapi tak ada. Dahyun mencoba mengingat dimana ia meletakkan charger itu. Dan sekarang dia ingat, ternyata charger nya ada di ruang latihan. Dia lupa membawanya tadi. Dasar ceroboh pikirnya. Dia pun mencoba meminjam dari adiknya itu.
"Chae, bolehkah aku meminjam charger ponselmu? Punyaku tertinggal di ruang latihan tadi." Tak ada sahutan dari Chaeyoung.
"Chae?"
"Aishh... Menyebalkan. Ini ambil." Chaeyoung melempar charger itu didepan Dahyun tanpa rasa hormat. Dahyun pun memungutnya lalu mulai mengisi data baterainya.
"Tzu... Pindah yok ke kamar middle Unnie. Muak banget disini." Setelah mengatakan itu, Chaeyoung pergi dari sana menuju kamar middle unnie yang diisi oleh Sana, Jihyo dan Mina.
"Eh?! Chae, tunggu..." Tzuyu pun mengikuti Chaeyoung keluar meninggalkan Dahyun sendirian di kamar.
Dahyun hanya memandang kepergian adiknya itu. Sebegitu bencikah mereka padanya. Padahal ini hanya kesalahpahaman. Tapi tak ada yang mempercayai nya. Dahyun pun memilih tidur dan berharap besok suasana akan lebih baik.
Duh... Mohon maaf ya untuk cerita ini. Ini benar-benar hanya khayalan author. Cerita yang pernah saya buat tapi tak dilanjutkan 🙄🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
DAHYUN "One-Shot"
RandomTentang Dahyun dan member Twice lah. Bisa juga member grup lain ikutan nimbrung.