"Tangisan adalah cara mata berbicara ketika mulut terbungkam, tak sanggup menjelaskan seberapa hancurnya hati ini."
•Challetha Aurora Siregar•Happy Reading!
Kana membuka lemari es besar di rumah milik sahabatnya, dia melihat berbagai macam es krim dengan varian rasa. Terdapat pula beberapa bungkus permen milkita yang tertidur manja di dalam sana. Matanya mengernyit ketika melihat satu botol susu putih di sana.
Tangannya terulur untuk mengambil botol tersebut, Kana berjalan ke meja makan yang terdapat seorang gadis yang sedang memakan telur rebus dengan saus tiram.
"Lo mau bunuh diri?" Tuduh Kana yang berdiri tepat di samping Letha.
Letha menghentikan gerakan tangannya yang ingin memasukkan telur ke dalam mulutnya. Dia melihat Kana menggenggam botol susu putih dan disodorkan ke arahnya.
"Enggak tau, aku masih sayang nyawa aku. Kana." Jawab Letha dengan wajah polos.
"Terus susu disini untuk apee?" Geram Kana.
"Ya mana Letha tau, kan Letha jarang di rum-ups..." Kana mendelik mendengar jawaban Letha. Sedangkan Letha dia merutuki mulutnya yang sering kebablasan saat berbicara.
"Lo jarang di rumah? Ke mana? Lu pergi sama siapa?" Tanya Kana beruntut. Sedikit info, Kana dan Letha itu beda sekolah. Kana sudah kelas 2 SMA dan Letha masih kelas 3 SMP. Kana sudah menganggap Letha adalah adiknya. Namun Kana jarang ada waktu untuknya. Letha pun jarang main ke rumahnya karena dia jarang ada di rumah.
Setiap hari Letha selalu melihat mobil yang sangat familiar di matanya namun,dia pikir mobil tidak hanya satu dengan bentuk yang sama. Sedangkan Kana, setiap malam jika ada waktu selalu mengunjungi Letha.
"Letha kadang main ke taman, Mall, ke pasar, ke panti ke—"
"Stop! Panjang amat ngomongnya." Potong Kana. Letha mendengus kesal.
"Kana cantik," panggil Letha dengan wajah sangat menggemaskan.
"Ayok maen kerumah Kana." Kana tidak kuat melihat wajah gadis itu yang sangat lucu seperti anak monyet.
"Di rumah gue lagi rame." Jawabnya sambil duduk di kursi yang ada di sebelah Letha dan meneguk susu putih yang ada di botol itu.
"Ck! Susu kok enggak ada rasanya gini?" Letha cekikikan melihat wajah Kana.
"Rame ya? Gak papa Kana, Letha bosen di rumah terus."
"Tolong, ini anak monyet gemesin banget ya Allah!" Batin Kana kegemasan.
Karena tak tega melihat anak monyet, eh? Maksudnya Letha hehe..
Karena tidak tega melihat Letha yang terus merengek, akhirnya kana mengiyakan untuk mengajak Letha untuk bermain di rumahnya.
Dengan perasaan bahagia Letha menggenggam erat tangan Kana dan langsung menyeretnya keluar rumah.
"Tuyul! Pelan-pelan woi!" Teriaknya saat di Garut seperti sapi oleh gadis tengil yang sialannya sangat dia sayangi.
Setelah sampai di gerbang, Letha melihat pak satpam yang habis melakukan salat asar lantas ia menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE (ON-GOING)
أدب المراهقين"Kalo Letha cium di pipi nya aja boleh gak?" tawar gadis berseragam SMP tersebut. "Gak!" Tolak mahasiswa itu. "kalo di kening?" ucap nya lagi. pemuda itu melipat tangan di depan dada dan kembali menggeleng. "kalo di puncak kepala?" gadis itu menggel...