"Koko yang malang."
•Fujian•Masih tidak menyangka bahwa gadis kecil itu memiliki kepekaan yang besar. Farga juga merutuki kebodohannya, jika dipikir-pikir untuk apa dia mengikuti Letha?
Di sinilah dia sekarang, terjebak di kedai es krim bersama Letha. Bukan masalah memberikan gadis itu es krim sebanyak apapun yang dia mau, hanya saja deh sedikit kesal lantaran banyak sekali pria yang menatap Letha penuh kagum.
"Sejak kapan?" Letha menatap Farga bingung dengan pertanyaan lelaki itu.
"Apanya?" Farga memutar bola matanya malas, haruskah dia menjelaskan pertanyaannya lebih panjang lagi?
"Sejak kapan lo tahu gue ada di kelas lo?" Terang Farga sambil mengelap sisa es krim yang ada di sudut bibir Letha.
Tubuh Letha menegang saat merasakan tangan besar Farga mengusap sudut bibirnya dengan lembut,gadis itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya serta semburat merah yang muncul begitu saja di pipinya.
"Jawab." Tekan Farga karena merasa diabaikan.
Gadis itu berdeham pelan." Dari Letha turun dari bis." Cicitnya pelan. Farga menghembuskan nafasnya pelan.
Letha kembali memakan es krim yang ada di depan nya dengan lahap. Sebuah tangan memegang pundak Farga dari belakang. Membuat Farga sedikit tersentak.
"Sayang.." ucap Farga sangat lirih saat melihat Fuji. Yahh, mereka sudah balikan saat di mall kemaren.
Letha melebarkan matanya dan menengok ke arah Farga. Yang membuatnya kaget adalah wanita yang berdiri di belakang pria itu.
Farga menarik kursi yang ada di samping nya dan membiarkan Fuji untuk duduk.
"Kamu sama siapa, Hem?" Tanya lelaki itu sangat Lembut. Fuji melirik sinis ke arah Letha.
"Harusnya aku yang tanya, siapa anak kecil ini?" Tanya Fuji serius sampai membuat Letha tersedak.
Farga menatap ke arah Letha sebentar, dia bingung bagaimana cara menjelaskan nya kepada kekasihnya.
"Ga kenal." Kemudian jawabnya dengan santai.
"Kemarin kamu di mall sama dia kan?" Tanya Fuji memastikan.
"Gak tau." Jawabnya acuh kemudian menarik tangan Fuji pergi dari sana.
Letha menatap sendu ke arah Farga yang pergi menjauh darinya. Tidak salah jika pria itu mengatakan tidak mengenalnya, sebab tadi pagi pun pria itu bicara seperti itu. namun tidak bisakah pria itu mengatakan bahwa dia itu adik dari Reno, atau setidaknya pamit saat ingin pergi?
Dari interaksi keduanya sangat Letha Farga sangat mencintai mantannya itu, apakah tidak ada kesempatan untuk dirinya masuk dalam hati Farga.
Letha menghilangkan kepalanya." Nggak boleh mikir yang nggak-nggak, siapa tahu aja Farga nggak bawa duit untuk bayar tapi dia gengsi mau bilang." Ucapnya lalu menghabiskan es krim tersebut dengan senyum mengembang.
Farga membawa kekasihnya masuk ke dalam mobil. Wanita yang di sampingnya tetap saja cemburu.
"Hei, kok cemberut?" Farga menyelipkan anak rambut wanita itu ke belakang kuping.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE (ON-GOING)
Fiksi Remaja"Kalo Letha cium di pipi nya aja boleh gak?" tawar gadis berseragam SMP tersebut. "Gak!" Tolak mahasiswa itu. "kalo di kening?" ucap nya lagi. pemuda itu melipat tangan di depan dada dan kembali menggeleng. "kalo di puncak kepala?" gadis itu menggel...