Kesan terbangun dalam pelukan seorang Jeon Wonwoo tak dapat dilukiskan melalui kata-kata; seseorang yang telah Junhui cintai secara diam-diam selama bertahun-tahun, pagi ini membuat hidupnya terasa dilimpahi kasih sayang beserta kebahagiaan.
Menyiapkan sarapan untuk Wonwoo, menyantap sarapan bersama, berbincang ringan yang sering terjeda ciuman mesra, sungguh terlalu sempurna untuk dibandingkan dengan segala momen manis yang pernah Junhui lalui bersama para mantan kekasihnya.
Jeon Wonwoo ... sumber kebahagiaannya.
Sekaligus sumber drama di hidupnya.
Bagaimana tidak, Junhui hampir terlambat karena Wonwoo tak mau memberi tahu di mana letak ponsel milik Junhui yang dipinjamnya kemarin saat bertemu di rumah Seungkwan.
Bukan hanya tidak memberi tahu, Wonwoo juga terus menerus memeluk serta mencium Junhui, padahal Junhui tengah sibuk mencari benda pipih itu --baju Junhui bahkan sampai kusut gara-gara ulah sang calon suami.
"Jangan bekerja saja," suara rendah Wonwoo menyapa indra pendengaran, menggelitik hasrat ingin disentuh yang sejak tadi Junhui tahan mati-matian.
Walau demikian, Junhui tetap bersikukuh untuk melaksanakan kewajibannya yakni berangkat kerja. Maka dirinya segera menggelengkan kepala berkali-kali sebagai tanda penolakan.
"Maaf, Wonwoo~ aku harus tetap bekerja."
"Hmm." Seakan mengabaikan penolakan, kini sebelah tangan Wonwoo mulai bergerak membuka kancing kemeja Junhui, sementara sebelah tangan yang lain memeluk erat pinggang Junhui, demi mencegah sang calon istri melarikan diri.
Kekesalan mulai menghampiri sehingga Junhui ingin meluapkannya seperti yang biasa ia lakukan di depan Seventeen setiap kali dijahili pria itu.
Tapi detik ini, sekuat hati Junhui menahan diri, jangan sampai ia marah-marah pada Wonwoo lagi karena sekarang sang pria menyebalkan bukan lagi sekadar teman, melainkan calon suami yang harus selalu ia hormati.
Maka dari itu, dirinya menghirup napas panjang berkali-kali demi meredam emosi, lalu tersenyum pahit sementara kedua tangannya menangkup wajah sang calon suami.
"Wonwoo-ya ... Kau juga seorang pengusaha. Kau pasti kesal kalau karyawanmu mengabari tak bisa masuk kerja secara tiba-tiba. Ditambah lagi, alasan karyawan itu tak masuk kerja karena disuruh oleh calon suaminya. Bisa kau bayangkan bagaimana kesalnya dirimu kalau punya karyawan seperti itu?"
"Quickie." Gumam Wonwoo dengan suara rendah, tatapannya hanya tertuju pada bibir menggoda milik sang pujaan hati.
"Maaf~ biasanya kalau baru selesai seks, aku lemas untuk berjalan. Aku tak mau pekerjaanku terhambat karena aku harus duduk seharian."
"Hmm." Tatapan Wonwoo perlahan beralih dari bibir ranum menuju setiap tahi lalat yang menghiasi paras cantik yang selalu ia kagumi. Ah ... Sayang sekali pagi ini dirinya tak bisa memandangi paras cantik sang calon istri lebih lama lagi.
"HP-mu di celah sofa," Ucapnya, mengakhiri drama yang tanpa sengaja telah ia ciptakan di pagi hari yang indah milik Junhui.
"Yeay! Terima kasih, calon suamiku~" Mata cantik itu seketika berbinar, dan Wonwoo bersumpah rela melakukan apapun demi selalu melihatnya berbinar seperti itu.
Pagi ini, untuk pertama kalinya, Junhui diantar ke tempat kerja oleh Wonwoo.
Selama perjalanan, tak banyak interaksi yang dilakukan karena Junhui asyik scrolling socmed --stalking akun Wonwoo untuk membaca komentar dari teman-teman mereka di postingan kontroversialnya semalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/297720999-288-k684086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bear with Me [WONHUI]
FanfictionBerteman dekat sejak lama tidak menjamin seseorang akan bersedia melindungi nama baik dari temannya sendiri. Naif sekali Junhui yang selama ini berpikir para sahabatnya tidak mungkin bergosip di belakangnya. _______ _____ "Wonwoo-ya ... bagaimana ka...