13. Canon in D

772 61 45
                                    

Keanehan mulai terasa tatkala Wonwoo tak kunjung bicara selama Junhui dan pria itu dalam perjalanan pulang dari pesta. Memang, Wonwoo bukan pria yang banyak bicara. Tapi sejak di cafe tadi ia benar-benar diam tak bersuara, dan itu berlanjut sampai sekarang meskipun kini sedang berduaan dengan Junhui saja.

Keanehan dari sang calon suami lambat laun menyadarkan Junhui bahwa rupanya pria itu sedang memberikan silent treatment padanya.

Sial. Ini gara-gara apa? Masih cemburu pada Mingyu? Padahal Junhui kira semuanya sudah selesai dan tak perlu dibahas lagi.

Saat scrolling socmed, Junhui juga mendapati kenyataan Wonwoo telah menghapus semua postingan selca Junhui bersama teman-teman dominannya; bukan hanya Seventeen, namun juga rekan kerja dan tentunya teman-teman sekolahnya yang lain.

Junhui seolah ditampar kenyataan bahwa sang calon suami possessive sekali ....

Terlalu lelah menghadapi semua sikap menyebalkan Wonwoo selama beberapa hari terakhir, Junhui tak punya energi lagi untuk sekadar melontarkan pertanyaan "Kau kenapa?" tentang alasan pasti Wonwoo memberikan silent treatment saat ini.

Maka dari itu, Junhui memutuskan berpura-pura tak menyadari dengan apa yang sedang terjadi.

Ia tetap bersikap hangat pada Wonwoo meskipun respon dari pria itu sangat dingin; hanya berupa tatapan sinis.

Sabar ... Sabar ....

Sialnya sekuat apapun Junhui berusaha tidak peduli, kenyataan bahwa sang calon suami sedang mendiamkannya cukup menyayat hati.

Jujur, Junhui jadi ingin sekali mencoba peruntungan dengan mengajak Wonwoo bicara dari hati ke hati. Namun saat Wonwoo naik ke ranjang dan berbaring memunggungi, Junhui pun tahu bahwa hal yang seharusnya ia lakukan sekarang adalah memberi ruang dan waktu supaya Wonwoo dapat menyendiri.

Mau tak mau, Junhui lekas turun dari kasur lalu mengambil sebuah bantal.

"Ke mana?"

Junhui yang baru selangkah meninggalkan kasur tentu terlonjak kaget. Ia refleks menoleh, mendapati Wonwoo sedang menatap marah ke arahnya.

"T-tidur di ruang tamu."

"What the fuck are you saying?" Desis Wonwoo, ia ikut turun dari kasur lalu melangkah menghampiri Junhui.

"J-jangan marah ...." Junhui terbata-bata kala tatapan sang calon suami kian menajam setelah berada di hadapannya. "A-aku hanya bermaksud memberimu ruang dan waktu. Soalnya kupikir kau membutuhkan itu kalau sedang memberi silent treatment padaku ...."

Bagai bara api yang seketika padam, tatapan penuh amarah Wonwoo kini lenyap berganti dengan tatapan sendu yang menyiratkan penyesalan mendalam.

"Tidurlah di sini."

Junhui menurut; tentu saja, ia tak punya keberanian untuk membantah.

Berbeda dengan tadi, kali ini Wonwoo tidak memunggungi melainkan mendekap erat sang pria manis pengertian yang begitu ia cintai.

Memang, kalau sedang marah pada Junhui, yang Wonwoo butuhkan adalah ruang dan waktu untuk menyendiri. Namun anehnya hatinya tidak terima kala mengetahui Junhui takkan tidur di sampingnya malam ini.

Maka dari itu Wonwoo rela menurunkan ego. Ia memilih mendekap hangat tubuh Junhui daripada harus membiarkan kemarahannya menguasai.

Selain mendekap, Wonwoo juga sesekali mendaratkan kecupan singkat pada pergelangan tangan Junhui yang kini sedikit memar akibat cengkramannya di cafe tadi. Demi apapun, perasaan bersalah begitu menyengat, hingga hati Wonwoo bersumpah berkali-kali takkan lagi melakukan kekerasan fisik terhadap sang pria yang begitu ia cintai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bear with Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang