Terenggut Kabut

0 0 0
                                    

kedua pandang terhalang
terdengar hanya bingar
setiap indra terenggut
terlalu pekatnya kabut
mungkin hari lain
mungkin minggu lain
namun tak lagi surut

meski telapak berusaha
menapaki bukit dan jurang
mengejar kepergianmu
tanpa memahami
jika kau bahkan enggan
mengulurkan tangan

siapa yang menemanimu
siapa yang menyakitimu
ketika satu-satunya yang
layak akan kehilangan
hanya seorang ini.

Kembali ke RahimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang