Pagi ini segerombolan siswa siswi memandatkan area mading sekolah yang ada di pinggir lapangan, mereka berdesak desakan ingin melihat informasi terbaru apa yang barusan di pasang oleh anggota osis.
"Ini ada apaan dah rame gini," ucap Lexa di buat bingung.
"Bagi bagi sembako kali, Sa," sahut Anin.
"Mereka lagi liat mading anjay, liat aja tuh matanya sampe melotot mau keluar gitu baca tulisan segede upil." tunjuk Agnes ke arah sekumpulan orang.
Anin menoleh. "Kira kira informasi apa ya yang mereka liat?"
"I don't know." Agnes mengangkat bahunya. "Yuk kita cari tau!"
Mereka bertiga pun menghampiri kerumunan itu dengan di pimpin oleh Agnes, dia yang jalan lebih dulu untuk menerobos orang orang yang menghalangi jalannya. "Misi misi cewek cantik mau lewat!"
"Apaan sih sok kecakepan lo!" sembur Nenda padanya.
"Ya gue emang cantik kali!" sombong Agnes mengibas rambutnya.
"Najis!"
Tanpa memperdulikan nenek lampir yang ada di sekitarnya, mereka bertiga sampai tepat di depan mading itu, matanya tertuju pada sebuah poster yang terdapat foto siswa populer yang sangat mereka kenal.
Sontak mata Agnes melotot. "Gila! Demi apa akang akang kita ini mau pada turnamen basket internasional di Filipina? What the hell?"
"World Cup? Wih! Keren! Cowok gue ikut juga!" Lexa bertepuk tangan, matanya berbinar senang setelah melihat gambar Mahen di poster itu.
"Parah parah" Agnes menggeleng gelengkan kepalanya. "Bisa gila gue kalo kaya gini."
Agnes menyenggol lengan Anin yang diam tidak menunjukan ekspresinya sama sekali. "Kenapa lo diem aja jir! Itu cowok lo ikut masuk juga, Nin!"
"Hah? Oh iya." balas Anin biasa saja.
"Lo gak seneng apa Nin liat cowok lo ikut turnamen?"
"Gue?" tunjuk Anin pada dirinya sendiri. "Ya jelas seneng lah! Secara kan dia kapten basket, jadi udah pasti masuk dong, iya gak?"
"Heran gue mah sama lo, ekspresi lo tuh kek seakan gak ada semangat idup tau gak, padahal ini tuh seharusnya inti kebahagian buat lo liat misua ikut turnamen di negeri orang."
"Iya iya tau, tanpa lo bilang gitu juga gue udah ngerti dan paham apa maksud lo. Tapi lo gak akan tau gimana nasib gue nanti kalo di tinggal kak Erlan pergi," ucap Anin dengan raut wajah sedih.
"Oh gue tau," pekik Agnes. "Lo pasti galau kan bakal di tinggal pergi sama kak Erlan? Hayo?" godanya.
"Pasti disana kak Erlan bakal kepicut sama bule bule syeksih."
"Agnes! Lo gak boleh gitu. Ayang gue ikut turnamen ini juga masalahnya, lo jangan bikin gue overtinking ya!" Lexa jadi ikut cemas.
***
"Kalian udah tau informasi turnamen world cup basket sekolah kita?" tanya Syela kepada kedua temannya.
"Ya jelas tau lah, Syel. Kita ini admin the power of nyinyir, berita apapun itu udah pasti tau lebih dulu di banding mereka," ucap Diva membanggakan diri.
"Yaps! Betul banget! Sampai kapan pun kita gak akan pernah ketinggalan berita kaya gini, apalagi ini tentang ke 4 pangeran ganteng incaran kita, kita harus maju paling depan!" balas Shiena tersenyum miring.
"Good! Gue suka gaya lo berdua!" Syela bertepuk tangan.
"by the way, kali ini rencana kita mau apa guys? Santapan kita udah ada tepat di depan mata nih!"
YOU ARE READING
ERLANGGA | END
Ficção Adolescente‼️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ‼️ Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok? Berati bibir manis lo itu siap jadi pengganti rokok gue." "Satu hal lagi, gue gak suka penolakan!" I...