27. MABUK

48.6K 1.5K 7
                                    

Cup

Tanpa kesadaran diri pria berjaket kulit itu memberi kecupan kecil dan di teruskan hingga keciuman yang lebih dalam dan intens. Dia membiarkan tangannya tetap pada pinggul si perempuan, secara bersamaan mereka menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi intim mulai melepas bajunya masing masing.

Brak.

"NGAPAIN LO SAMA DIA GOBLOK!"

Plak!

Crash!

Bugh!

Dengan sekuat tenaga Daren menarik Erlan, menampar, memukul, dan membabi buta laki-laki itu dengan ganas. Napasnya memburu saat pertama kali melihat laki laki yang dia yakini bisa membahagiakan perempuan yang amat ia cintai ternyata sebejat ini.

"SADAR!"

"SADAR ANJING! LO ITU UDAH PUNYA ANIN! CEWEK LO! ISTRI LO! DIA MASA DEPAN LO! GAK SEHARUSNYA LO KAYA GINI DI SAAT HUBUNGAN KALIAN LAGI GAK BAIK, BODOH!"

"GUE TAU LO LAGI KECEWA SAMA ANIN! TAPI GAK GINI CARANYA LAN! TANPA SENGAJA LO BISA BIKIN ANIN LEBIH KECEWA SAMA LO, KALO DIA LIHAT KELAKUAN LO DI LUAR KAYAK GINI!"

Napas Daren tersegal segal, matanya memanas, terlebih lagi menatap Syela, sudah seperti ingin memakan orang. "Bitch!"

"Akhhhh sial...." Erlan merintih kesakitan merasakan ngilu di sekujur tubuhnya. "Gue mabuk Ren!"

"CEMEN!"

Bugh!

Bugh!

Daren melayangkan kembali pukulan padanya, tidak memberi ampun. Teman yang di yakini bisa menghargai perempuan ternyata bisa melewati batas seperti ini.

Syela yang sebenarnya sadar langsung marah melihat Erlan di pukuli. "DAREN STOP! Lo apa apaan sih!"

"LO YANG APA APAN BITCH!" bentak Daren.

"Kasian Erlan! Jangan bunuh dia..." mohon Syela.

"Tau apa lo tentang kasian, HAH?! Seharusnya lo sadar diri! Intropeksi diri! Erlan itu udah punya cewek! Gak seharusnya lo goda dia terus menerus SYELA!" Daren berteriak.

Namun Syela malah menggeleng. "ENGGAK! Lo salah, Daren! Seharusnya Anin yang intropeksi diri! Dia yang udah rebut Erlan dari gue! Dia udah rebut kebahagian gue! Kalo aja dia gak datang ke kehidupan Erlan mungkin Erlan bisa kembali sama gue! Dan gue berhak rebut kembali kebagaian gue yang udah dia ambil!"

"Anin ngerebut kebahagian lo lo bilang?" Daren berjalan mendekati Syela, dan Syela reflek mundur.

"IYA! DIA YANG UDAH REBUT KEBAHAGIAAN GUE!"

Daren terkekeh miring menyunggingkan senyuman meremehkan. "NGACA! Muka kaya jamet aja belagu!"

Sret!

"ARKH!! Le-pas!" Syela menahan tangan yang berada di lehernya, Daren mencekiknya.

"Gak akan gue lepasin sebelum lo bersujud minta maaf di kaki Anin!"

"G-gak! S-sam-pai kapan pun g-gue gak akan pernah m-minta ma-af sama dia!"

"Oh gitu...." Daren mengapit leher Syela semakin kencang sampai perempuan itu tidak dapat menapak.

"Da-ren! Turunin g-gue!"

"Ogah! Mager gue lepasin lo! Mending kayak gini aja gak sih sampe pagi! Lumayan kan, lo gak perlu repot repot gantung diri! Gantung di tangan gue aja udah bisa bikin lo menghembuskan napas terakhir."

Suara tawaan Daren menggema di dalam ruangan, kali ini dan merasa puas dengan apa yang di lakukannya. Meskipun sadar, jika semua ini akan berpengaruh pada dirinya sendiri.

ERLANGGA | ENDWhere stories live. Discover now