9). ALKEYGOVI IX

48 14 11
                                    

Sebuah mobil Porsche kini melaju kencang dijalan raya tanpa memikirkan penggunaan jalan lain. Sang pemilik mobil pun tak memperdulikan apapun bahkan keselamatannya.

"Berth..." Lirih seorang gadis yang duduk di jok penumpang seraya mencoba meraih lengan Albert, namun laki-laki itu langsung menyentak kasar.

Sang gadis menunduk dan memejamkan matanya, memegang sabuk pengaman tak kalah erat karena laju mobil yang tak bisa siapapun normalisasikan saat ini. Albert memegangi pelipisnya, perlahan air matanya jatuh dan membasahi pipi laki-laki tampan itu.

Puluhan klakson kendaraan lain bersautan di luar sana karena ulah nya yang begitu ugal-ugalan membawa mobil di jalan ramai seperti ini, bahkan menyelip beberapa kendaraan besar.

"Kenapa harus, Kelvin?" Gumamnya pelan.

Emosi Albert memuncak, matanya memanas hingga air mata itu terus meleleh membasahi pipinya, rasa sakit itu begitu bergejolak sampai membuat nafas nya memburu.

"BERENTI!" Teriak gadis itu berani.

Bukannya berhenti Albert malah menambah laju kendaraannya hingga membuat sang gadis berteriak histeris.

"ALBERT!" Ia mencoba merebut stir mobil dengan paksa untuk membuat Albert berhenti.

"LEPAS!" Bentak Albert namun tak meruntuhkan keberanian gadis itu untuk mencoba memberhentikan mobil yang masih melaju kencang di jalan bebas itu, hingga atensi gadis itu teralih, menatap kedepan saat suara klakson mobil begitu nyaring memperingati mereka tentang bahaya nya apa yang mereka lakukan sekarang.

Teriakan histeris mulai terdengar dari keduanya, Albert membanting stir mobil nya namun terlambat, truck itu lebih dulu menghantam mobil mereka.

'BRAKK'

"Hah.. hah.. hah" Peluh membanjiri wajah Albert saat ia terbangun dari mimpi buruknya.

"Berth.." Sera memposisikan dirinya menjadi duduk saat tidur nya terusik karena Albert yang bangun secara tiba-tiba dengan napas tersengal dan keringat yang membasahi nya, bantal pria itu pun ikut basah.

"Mimpi buruk?" Sera menggenggam tangan Albert.

"Aku bahkan tidak bisa membedakan apakah itu mimpi atau tidak.. itu terlihat.. kurasa aku harus pergi." Albert turun dari tempat tidur

"Tapi ini sudah larut, kemana kamu akan pergi?" Sera ikut turun dari ranjang, mengikuti Albert yang kini sudah memakai jaket dan mengambil kunci mobilnya.

"Tetap disini." Albert memegangi kedua pundak Sera "Aku akan kembali setelah menyelesaikan sesuatu."

Jika Albert masih tenggelam dan terbawa arus dari mimpi buruknya. Lain hal nya yang sedang dilakukan Kelvin dan Diego malam ini, ditemani berkaleng kaleng bir, mereka berdua duduk bersama di balkon dan menikmati malam yang terasa menyiksa.

"Kenapa harus, Albert." Diego meremas kaleng bir nya hingga tak berbentuk lagi.

"Itu juga menjadi pertanyaan ku bertahun-tahun, kenapa harus dia?" Kelvin menarik ujung bibirnya "Bajingan itu selalu mendapatkan semuanya dengan mudah."

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang