31). WILLIAM XXI

9 6 0
                                    

16 Tahun lalu—Mansion Cassano (2006)

.
.
.

"Apa kau senang sekarang?" William berdecak saat melihat betapa girangnya gadis yang kini ada bersamanya diatas ranjang, gadis itu sedang membongkar dan melihat sebuah tas yang William belikan sebagai sogokan agar tidak mengandung pada kakek.

"Sangat." Kata Lilac antusias.

"Kau bahkan bisa membelinya sendiri kenapa harus aku yang belikan."

"Aku menyimpan uangku untuk masa depan." Acuh gadis itu.

"Kau bahkan memiliki banyak uang!" Kesal William, Lilac adalah putri tunggal dari keluarga yang berada, dia juga top 3 model di agensi STAR jadi sangat mustahil jika suatu saat dia akan kehilangan uangnya begitu saja.

"Kau memiliki lebih banyak!" Acuhnya.

"Aku akan mengadukan mu pada Kelvin karena memeras ku."

"Dia baru saja membelikan ku kalung kemarin."

William memejamkan matanya kesal mendengar itu, Lilac benar benar ratu diantara mereka bertiga, apapun yang dia inginkan pasti akan Kelvin dan William turuti walaupun dengan tidak ikhlas, gadis itu bahkan tidak melakukan apapun untuk mereka, dia hanya menjadi beban kesayangan dalam hidup mereka berdua, Lilac bahkan tidak bisa diandalkan dalam hal apapun selain menghabiskan uang mereka.

"Sepertinya aku masih kekurangan gelang."

"Aku akan membelikan mu nanti." William bernafas jengkel seraya menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang, dia tahu Lilac sedang memberikannya kode sekarang.

"Apa hubungan mu dan Lendrina?" Lilac berbaring dipaha William saat melontarkan pertanyaan.

"Do'akan saja yang tuhan merestuiku untuk mendapatkannya."

"Laki-laki berengsek seperti mu?" Lilac berdesis "David bahkan lebih baik."

"Jika dia lebih baik, temanmu tidak akan mengakhiri hubungannya dengan laki-laki itu kemarin."

"Ah.. iya, ternyata kalian sama buruknya."

"Izinkan aku memelukmu mu." Kata laki-laki itu seraya mengelus rambut Lilac.

"Aku tidak mau."

"Kau terlalu banyak protes." William mengecup ujung bibir Lilac, bukan tepat dibibir nya karena dia tidak ingin mengotori bibirnya sendiri untuk mencium orang lain, William mengubah posisi mereka membiarkan Lilac berada dibawahnya, William mengecup leher hingga dada gadis itu lembut, dan membiarkan dirinya menikmati aroma manis dari tubuh gadis itu, sesuatu yang bisa membuatnya sedikit lebih tenang, aroma tubuh gadis ini selalu bisa meredam emosi dan melenyapkan rasa lelahnya, William menindih tubuh Lilac sebentar, memeluknya erat seraya menyembunyikan wajahnya leher gadis itu, hanya ini yang William lakukan pada Lilac, dia tidak akan melakukan hal lebih dari ini.

Saat William sudah merasakan jauh lebih tenang, laki-laki itu membanting tubuhnya disamping Lilac, memejamkan matanya dan berbaring menyamping memeluk Lilac.

"Aku ingin tidur sekarang." Gumam William saat sudah memejamkan matanya.

'Tok Tok Tok'

William nampak tak terusik saat seseorang mengetuk pintu kamarnya, dia tidak ingin apa apa lagi selain tidur sekarang, lagipula dia sudah menitipkan pesan pada Steve agar tidak ada seorang pun yang mengganggunya malam ini karena dia ingin beristirahat.

"Kakak! Ayah menyuruhmu untuk turun dan makan malam!"

"Sialan, Zael." William menggerutu pelan namun matanya terpejam, dia belum benar-benar tidur, dia masih mencoba tidur karena hal tersebut adalah salah satu yang sulit untuk dilakukan William tanpa obat.

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang