4). ALKEYGOVI IV

59 14 16
                                    

Albert menaruh palet lukis nya dan mulai beranjak dari duduknya, meninggalkan canvas yang sudah menampung beberapa warna didalamnya.

Begitu indah lukisan yang pria itu buat.

Albert membuka kemeja berwarna putih yang melekat pada tubuh nya, hingga menampakkan pemandangan tubuh atletis yang memikat mata perempuan manapun jika ada yang melihatnya.

Ia melemparkan asal kemeja yang sudah kotor karena cat lukis, lalu berbalik untuk mengambil lukisannya.

Albert membawa nya masuk kedalam walking closed, yang didalamnya bukan lagi berisi pakaian, koleksi sepatu, jam atau brand mahal lain nya. Melainkan puluhan, bahkan ratusan lukisan yang terpajang indah di setiap dindingnya bak galeri sebuah galeri pribadi.

"Where should I put it?" Gumam Albert menerawang seluruh ruangan.

Tidak ada space kosong lagi disana.

Albert akhirnya memutuskan menaruhnya di tumpukan luksian yang belum ia pajang.

'BRAKK'

Albert menghela nafas malas saat tumpukan itu malah jatuh berhamburan, dengan terpaksa ia pun harus membereskan nya kembali.

Drttt... Drttt... Drttt...

"Annoying." Gumam Albert saat ponselnya bergetar. Membuat dirinya langsung merogoh ponsel miliknya dan mengangkat telfon yang ternyata dari Key. Sembari tetap membereskan lukisan lukisannya.

"Halo, Key?" Ucap Albert, saat tau yang menelfon ada Key.

"Where are you?"

"Dirumah, aku baru menyelesaikan lukisanku." Balas Albert.

"Datang ke Penthouse ku dan bawakan dokumen penjualan senjata yang bermasalah padaku."

"Aku akan datang setelah makan siang, aku ada janji dengan Yasmine."

"Tidak bisa. Kita harus membahasnya sekarang. Pukul sebelas siang nanti rapat sudah di mulai, paman kolo mempercepat jadwal pertemuan."

"Oke. Aku harus siapkan dokumen nya dan.."

Albert menggantungkan ucapannya saat lukisan yang ia pegang mulai menarik seluruh perhatiannya.

Jelas saja jika itu menarik perhatian Albert.

Ini adalah lukisan nya beberapa tahun lalu, tapi...

Kenapa ia tak tau sama sekali tentang lukisan ini, disaat di ujung canvas tertulis jelas namanya, sebagai sang pelukis.

Dan yang paling membingungkan adalah..

siapa gadis dalam lukisan itu.

Albert benar-benar tidak mengenal nya.

"I can be a cure for you," Albert langsung menoleh ke kanan dan kiri saat tiba-tiba ia mendengar jelas suara itu, tapi dari mana asalnya?

Kenapa tiba-tiba ia mendengar suara itu begitu jelas, bahkan sangat jelas.

Siapa yang bisa menjadi obat penyembuh bagi dirinya?

Dan? Apa maksud nya?

"I love you so much, too,"

"AKH!" Albert menjatuhkan lukisan di tangan nya. Memegangi kepalanya yang terasa sakit, sangat sakit sampai ia tidak bisa menahan untuk tidak berteriak karena rasa sakit yang secepat itu menyerang kepalanya.

"I want to live with you,"

"I also always love you,"

"FUCK!" Umpat Albert saat suara suara itu terus menggema di telinga dan otak nya, bayang bayang hitam putih kini terputar di hadapan nya, tapi ia tidak bisa mengerti akan film yang kini ia lihat.

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang