19). WILLIAM VIII

36 9 0
                                    

16 Tahun lalu—Dubai Club (2006)

.
.
.

Laki-laki dengan kalung rantai berliontin ular itu mematikan keran air yang mengalir membasahi tangannya beberapa detik lalu. Senyumnya mulai terulas saat merasakan sebuah tangan melingkar pada pinggang nya.

William kembali membenarkan posisi nya yang tadi membungkuk untuk kembali tegak agar dapat melihat pantulan dirinya bersama seorang gadis pada pada cermin dihadapannya.

"This's the men's room, darling." Ia membalikkan tubuhnya menghadap gadis tersebut, kedua tangannya ia posisikan pada pinggang rampingnya, dan perlakuan seperti itu langsung membuat sang gadis tersenyum dan mengalungkan tangannya pada leher William.

"I Know."

William tersenyum lalu mengecup pipi perempuan cantik itu "Masuklah, sebelum orang lain sadar kalau kau tidak bersama mereka."

"Mereka tidak akan sadar kalau aku sedang bersamamu."

William terkekeh dan menarik kedua tangannya dari pinggang gadis dihadapannya, tak lupa melepaskan tangan yang melingkar pada lehernya "Pacarku akan datang, aku harus pergi."

"mi stai tradendo? Kau menyelingkuhi ku?"

William menaikkan sebelah alisnya "Cheating on you?"

"Deyara, kita bahkan tidak memiliki ikatan apapun, bagaimana bisa aku menyelingkuhi mu? Kita sudah sepakat sebelumnya kan?"

"You just threw me away? Kau membuang ku begitu saja?"

"Ini hanya permainan, ku harap kau tidak membawa perasaanmu untuk masuk kedalamnya, kita sepakat hanya untuk seks tidak lebih." William menepuk bahu Deyara, lalu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan toilet.


"Aku tahu kau menemui View kemarin."

Laki-laki yang tadinya sudah benar-benar berniat untuk pergi, sekarang menghentikan langkahnya setelah mendengar kalimat yang benar-benar membuat nya merasa terancam, senyum yang tadinya bak meremehkan kini sudah luntur disapu fakta yang terlontar dari mulut Deyara barusan.

"Bagiamana kau bisa mengetahuinya."

"Cosa c'è che non va nella tua faccia, Darling? Ada apa dengan wajahmu, sayang?" Tanya William seraya membolak-balik buku menu "Aku harus kembali ke rumah setelah ini, Ayahku menunggu—"

"William.."

William berdehem, laki-laki itu menutup buku menu lalu memberi kode pada pelayan agar meninggalkan mereka berdua saat ia merasakan ada sesuatu yang aneh dari View saat ini.

"Ada apa?" Tutur kata lembut yang keluar dari mulut William saat ini benar-benar bisa membuat banyak gadis masuk dan terperangkap kedalam pusaran berbahaya yang diciptakannya "Apa yang sedang mengganggu pikiran mu?" William menggenggam tangan View yang berada diatas meja, memberi dorongan pada gadis itu agar meluapkan apa yang sebenarnya mengganggu pikirannya sejak beberapa hari terakhir.

View menunduk dan menghela nafas dalam "Aku hamil." Genggaman William tidak lagi seerat tadi saat mendengar penuturan View, laki-laki itu mengantupkan bibirnya dan menarik tangannya secara perlahan, bersamaan dengan itu View mulai mengangkat kembali kepalanya untuk menatap William.

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang