30). WILLIAM XX

12 6 0
                                    

16 Tahun lalu — Lendrina's Home (2006)

.
.
.

Lendrina duduk di balkon kamarnya dengan ditemani sebuah kamera yang menyim banyak kenangan bersama David, foto dengan senyum indah dan bahagia terpotret jelas disana.

Na mengelap kasar air matanya, merasa tak sudi jika harus mengeluarkan air mata untuk seorang pria yang jelas jelas berselingkuh didepan matanya, bahkan tanpa rasa bersalah.

"Na?" Sebuah tangan menyentuh pudak Na dan mengambil alih kameranya, menaruh benda tersebut disebuah meja bundar didepan mereka, Letramon duduk disamping adiknya, menarik kepala gadis kesayangan dirumah ini untuk bersandar pada pundaknya

"Kenapa dia begitu jahat padaku?" Gumam Na.

"Jangan menyiksa dirimu untuk memikirkan orang yang bahkan tidak memikirkan mu." Mon mengelus kepala sang adik lembut, seolah memberi kenyamanan dan rasa aman untuk sang adik bercerita.

"Aku tidak memikirkannya, hanya saja.. tidak mudah untuk menghapusnya."

"You're so pretty, Darling." Letramon mengecup kepala Adiknya "Teman-teman ku bahkan berebut untuk menjadikan mu kekasih mereka."

"Terutama.. William—"

"—Jangan menyebut namanya.." Lirih Lendrina seraya memeluk erat lengsn kakaknya saat air matanya menetes mengingat kejadian tragis beberapa tahun lalu.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan identitas mu darinya?"

"Kakak berbicara seolah-olah aku adalah penjahat yang mengganti indentitas asliku dengan yang palsu." Lendrina berdecak.

"Kau tidak bisa lari lagi Na, dia didepan matamu sekarang, kau harus membuat halaman baru lagi."

"Tidak mudah, rasa sakit itu masih membekas sampai saat ini."

Letramon terkekeh "Lalu apa kau pikir saat aku melihatmu penuh darah, aku tidak merasakan sakit yang sama?" Laki-laki itu mengecup kepala adiknya sekilas "Kita harus bangun dan keluar dari masalalu Na, kau hidup sekarang, kau tidak mati bersama kecelakaan itu."

"Tetap saja.. aku tidak bisa keluar dari sana, karena ibu juga masih disana."

"Kumohon Ikhlaskan ibu, biarkan dia tenang." Pinta Letramon "Dia juga ingin melihatmu dan William tumbuh bersama seperti dulu tanpa bayang-bayang kecelakaan itu."

"Kau harus keluar dari sana Na, jika tidak sama saja kau sengaja menyiksa dirimu." Sahut Luzie yang datang dengan sepotong paha ayam goreng, makan malam pasti sudah hampir siap, gadis itu ingin menyuruh saudara saudari nya turun dan makan malam bersama "Kau harus move-on dengan kejadian itu dan memulai hidup baru."

"Itu benar, kau harus memulai hidup baru lagi mulai saat ini." Letramon mengulang.

"Aku tidak sanggup untuk menghadapi William secepat ini, aku tidak bisa."

"Pada dasarnya kau memang tidak ingin dan tidak mau mengahadapi nya." Letramon menepikan anakan rambut adiknya.

"Kau selalu bertindak kasar padanya walaupun hatimu tidak ingin kan?" Luzie berdesis.

"Apa kau tahu kalau aku dan Luzie tidak memberitahu William tentang mu bukan karena kami ingin membantu persembunyian mu, tapi kami ingin melihat seberapa kuat ikatan kalian dan ternyata itu sangat kuat hingga membawa dirinya kembali padamu."

"Ayah menyuruh kalian untuk makan malam, bukan berkumpul disini." Ketiga kakak beradik itu menoleh saat suara Letram terdengar dan mendekat kearah mereka"Makan malam sudah siap, ayo kita makan bersama, ada yang ingin ayah bicarakan."

Giocare Per Amore E MorteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang