3. Objek Favorit

201 35 0
                                    

Ford mengedipkan mata beberapa kali kala melihat potret seorang anak kecil terpampang di dompet Mark. Pikirannya menerawang jauh ke masa lalu. Kapan tepatnya foto itu diambil.

"Phi!" Embusan napas tepat di tengkuk membuat Ford membalik tubuh seraya memekik keras. Tubuhnya seketika meremang atas respon tindakan yang dilakukan Mark.

"Kamu ngapain bengong coba?" Mark bertanya sembari mengusap rambutnya yang basah dengan sebuah handuk kecil.

"Phi Mark nyimpan foto aku waktu kecil. Ini kapan diambil? Kok aku gak ingat?" Ford menginterogasi pacarnya itu sambil menunjukkan dompet di depan sang empu.

"Iya, aku simpan, karena itu kamu. Saat itu kamu nangis karena mainanmu rusak. Aku yang gak sengaja lihat langsung memotretnya. Fotomu bagus, kok," jawab Mark seadanya.

"Bagus apanya, Phi? Aku kelihatan jelek banget itu. Mana ada ingusnya lagi. Lebih parahnya aku gak tahu kalau difotoin!" tukas Ford memasang wajah cemberut.

"Gimana pun gayamu, aku tetap akan suka, karena kamu adalah objek paling favorit yang pernah kutangkap lewat jepretan kamera. Alasan kenapa aku gak pernah memberitahukannya padamu, ya, karena aku gak mau aja. Kamu tahu, gak, seberapa rindunya aku padamu? Cuma foto itu yang bisa kutatap setiap kali rasa rindu itu datang. Aku memang memutuskan menjauh, tetapi hatiku sudah lebih dulu tinggal dan menetap padamu. Aku gak lagi bisa melihatmu sebagai adik kecilku."

Penuturan Mark membuat Ford bergeming di tempatnya tanpa kata.

"K-kamu marah karena aku gak pernah bilang tentang foto kecilmu yang udah kusimpan dalam waktu lama?"

"A-aku gak marah, t-tapi aku malu karena Phi Mark bicara kaya gitu. Kupikir hanya aku yang gak pernah bisa melihat Phi sebagai saudara. Melihat Phi pergi dari rumah membuatku merasa sangat bersalah dan mengaggap Phi membenciku." Ford berucap dengan suara sedikit parau dan mata yang berkaca-kaca.

Dengan sigap Mark mendekap Ford erat. Handuk kecilnya terjatuh begitu saja ke lantai. "Maaf karena telah membuatmu salah paham. Maaf karena telah pergi. Maaf karena membuatmu sakit dan terluka."

"Aku terluka karenamu, Phi, tapi kamu juga yang menyembuhkanku. Terima kasih karena telah kembali." Ford membalas pelukan itu.

"Aku yang seharusnya berterima kasih, karena kamu masih berada di tempat yang bisa kujangkau dan kutemukan."

Selesai.

Love Will Find a Way [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang