05. Sesuatu yang Terlupakan

27 3 0
                                    

Anyeong, My Readers. Apa kabar kalian hari ini. Sudah siapa lanjut baca. Woke

*meluncur...


• ~ •

"Lo hari ini mau ke alun alun nggak?, biar gue temenin kalau mau" Suara lembut menyadarkan Anin dari lamunannya. Itu adalah Metha, yang kini tengah melakukan sambungan telepon dengan Anin sekitar lima menit yang lalu.

"Kayaknya gue nggak bisa, Tha. Sehabis kuliah gue mau langsung pulang aja" jawab Anin, sesekali ia berdehem guna menormalkan rasa sakit yang sedari tadi subuh ia rasakan dibagian dadanya. Suaranya sedikit lemah akibat sakit itu, namun sebisa mungkin ia tahan agar tidak membuat Metha kembali khawatir dengannya.

"Suara lo kok kayak lemas gitu?, lo sakit?" Tanya Metha curiga diseberang sana.

"Nggak Papa, Tha, gue masih ngantuk aja. Udah yah, gue mau mandi dulu"

"yaudah, mandi sana. Gue juga udah dipanggil mama buat makan dibawah. Dadah Anin"

"Dadah Metha" lalu sambungan telepon terputus.

Segera Anin meraih obat yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya, lengkap dengan air minum yang telah ia siapkan untuk jaga jaga jika hal seperti ini terjadi.

Setelahnya, beberapa saat ia mengusap dadanya, berusaha menetralisisr sesak yang bersarang disana. Setelah merasa baikan, ia kemudian bangkit dan memulai aktifitas pagi, bersiap untuk berangkat ke kampusnya.

• ~ •

Keadaan perpustakaan sedang tidak terlalu sibuk, hanya ada beberapa murid yang melakukan aktivitasnya masing masing. Ada yang sedang belajar, membaca buku, atau sekedar bersembunyi dari hiruk pikuk dunia luar.

Sama halnya dengan Nabayu, siswa baru SMA BINA KARYA PERSADA itu nampak tengah tertidur pulas di balik sebuah rak buku. Tangan yang terlipat di belakang kepala ia gunakan sebagai bantal, dan matanya yang terpejam. Nampak damai di tengah perpustakaan yang sejuk dan sunyi.

Disisi rak satunya, nampak seorang gadis tengah mengepak buku buku sambil mencari referensi untuk ia baca. Hari ini jam pelajaran tengah kosong akibat rapat guru, membuat Kiana memilih perpustakaan untuk menuntaskan kegabutan gadis itu di tengah jam kosong.

"Kiana, lo jadi cewe jahat banget asli" Celetuk Gentala, ia muncul secara tiba tiba di depan Kiana membuat gadis itu terlonjak kaget. Hingga acara merapikan buku di perpustakaan jadi terhenti.

"Kalau lo keseringan muncul tiba tiba di depan gue kayak tadi, bisa bisa gue jantungan dan mati muda kayak lo" protes Kiana dengan suara pelan, karna ada beberapa siswa yang berada di perpustakaan itu. Semenjak bersama dengan Hantu itu, jantungnya sudah tidak karuan lagi. Namun ia hanya bisa mengelus dada dan menerima takdirnya.

"Lo sengaja kan puter playlist murrotal kenceng kenceng supaya gue nggak bisa masuk rumah. Bener bener jahat lo sama hantu yang malang ini" Gentala memasang wajah kesal, karna ulah Kiana yang mengerjainya, ia tidak bisa pulang ke rumah gadis itu semalaman dan harus kembali luntang lantung di dunia luar.

Kiana menerawang kejadian semalam, yang memang sengaja memutar playlist murrotal itu untuk menghukum Gentala.

"Itu sih karna lo juga, siapa suruh kerjain Nabayu sampai segitunya. Lo galiat wajah Nabayu sampai kaget gitu karna takut, lo juga nggak tau diri banget jadi roh, udah tau hantu masih aja ngajakin orang tos" cerocos Kiana, ia kesal dengan Gentala karna ulah hantu itu kemarin.

GENTALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang