06

34 4 0
                                    

"poppoko"mata heppoko melebar.
Dia terkejut sekaligus bahagia melihat adik kecilnya masih hidup dan tampak kokoh,seakan luka di dadanya hanya sebuah ilusi.

"Hentikan.istirahatlah,lukamu akan semakin parah"heppoko mencoba menghentikan poppoko.

Namun,tak ada kepanikan di matanya.hanya ada tekad di sana.pepoko mengabaikan kakaknya.dia melihat pedang di sisi kirinya.tergeletak di samping mayat anak buah krieg.

Dia mengambil pedang tersebut.tapi ketika dia sudah mengambilnya,rasa sakit yang kuat muncul di dadanya.

"Uhhhh.."poppoko berlutut di geladak.

Melihat wajah kesakitan poppoko,heppoko mencoba membantunya.

"Poppoko"kata heppoko panik.

Poppoko menghentikan heppoko"jangan datang..."katanya berbanding terbalik dari tubuhnya yang tampak penuh energi,suaranya justru sangat lemah.

"Tidak,apa yang kau pikirkan"kata heppoko marah,dia tak menggubris peringatan adiknya.

"Berhentilah memaksakan diri.jika lebih dari ini.kau akan lebih banyak lagi kehilangan darah dan akan mati"katanya.

Dengan cekatan heppoko membalut luka di tubuh adiknya.

Mata poppoko mendung.dia memandang kakaknya penuh arti"tidak...apa apa..itu lebih baik.jika harus melihatmu dan kakak alvida mati"katanya

"Jangan bilang begitu.tidak ada dari kita berempat yang akan mati disini."kata heppoko tegas.

"Kakak ingatkah kamu pertemuan kita 16 tahun lalu?"kata heppoko pelan.dia menundukan kepalanya.
Heppoko hanya memandang adiknya dalam diam.

"Itu adalah hal terindah dalam hidupku.aku berharap selalu ada di sisi kalian.tapi,tampaknya itu tidak mungkin"katanya lirih.

"Apa yang kau bicarakan"kata heppoko,kali ini dia tak bisa menahan air matanya lagi.

"Kakak,tolong jaga kakak alvida,biarkan aku memainkan peranku sebagai seorang adik"kata heppoko dengan penuh tekad.

Kali ini dia dengan brani memandang mata kakaknya.heppoko dengan marah memegang kerah baju poppoko

"Bicara apa kamu,kakak lah yang harusnya melindungi adiknya"kata heppoko.

"Mungkin.tapi,aku tak mungkin selamat.jadi tolong bawa kakak alvida pergi.dan selamatkan diri kalian berdua"katanya.

"Kamu, poppoko"ada ke keengganan dalam suara heppoko.

"Percayalah kakak.aku sudah bahagia berada di dekat mu dan kakak alvida serta kakak peppoko.jadi tolong biarkan aku membalas budi untuk kalian"katanya memohon.

Pegangan heppoko mengendur dan pepoko mencoba melepaskan cengkraman kakaknya.perlahan tangan itu meluncur dari kerah poppoko.

"Tolong...biarkan aku pergi." Katanya.

Heppoko terdiam tak mampu menjawab kata katanya lagi.

"Tolong kakak..bawa kakak alvida pergi"kata poppoko.

Mereka berdua telah terpisah.dan poppoko menundukan badanya walau dadanya terasa sakit.

"Terimakasih atas semuanya"katanya.

Dengan dua pedang di tanganya,dia berbalik dan menyerang anak buah krieg lagi.

Dia tersenyum di setiap seranganya.tak henti hentinya pedang menikam tubuhnya.namun,seakan itu hanyalah pedang mainan.dia tak mempedulikanya.dia tetap menyerang dengan gila.

Jika satu pedang menikamnya.maka.pedangnya juga akan menebas kepala mereka.

"Hahaha ayo"poppoko tertawa gila.
'kakak.selama ini kau selalu melindungi kami.tapi,kali ini kami yang akan melindungimu.'

pelayaran:ninja dan bajak lautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang