12.

6.7K 364 7
                                    

Happy Reading.





Sepulang sekolah.


Zeina dan dellia pergi ke salah satu mall di bandung, untuk membeli mainan. Zeina dan dellia memilih beberapa mainan untuk adik bayi, sudah mendapatkan yang tepat, dellia membayar semua mainan.

Setelah bayar, mereka bingung harus membawa mainan itu menggunakan apa, sementara mereka menggunakan motor. Terpaksa dellia harus memesan taxi online untuk mengantar mainan itu.

Mereka berdua tidak jadi kerumah orang tua zeina, mereka pergi ke taman yang biasa mereka kunjungi, taman itu sudah menjadi tempat ternyaman mereka untuk menceritakan keluh kesah satu sama lain.

"Nyebat neng?"

"Iya, tapi gak sering"

"Kalo semisal lo sama dia udah takdir lo masih mau sama dia?"

"Jujur, gua mau banget sama dia, tapi hati gua terlanjur sakit dan kata-kata gua emang terlalu kasar kemarin gua ga yakin kalau dia masih mau sama gau"

"Lo bilang apa ke dia? tapi menurut gua lucia masih mau sama lo, lihat lucia heula atuh kumaha na" ucap dellia.

Zeina hanya diam menikmati sebatang rokok nya, dan hembusan angin sore hari di taman, cuacanya begitu cerah.

Cukup lama mereka berdiam diri di taman itu, ssmpai malam tiba mereka bedua masih saja di sana, seragam sekolah yang belum di ganti dan tas yang masih setia berada di punggung.

Zeina dan dellia baru saja ingin memakai helm nya namun handphone zeina terus mengeluarkan suara notifikasi pesan dari seseorang.

"Gua pergi duluan zei, ada urusan"

"Ok, hati-hati lo"

Zeina hanya mengangguk dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, butuh waktu lama dari Bandung untuk sampai ke jakarta.

Sekitar jam 1 malam, zeina baru sampai di rumah lucia, ia tidak enak untuk mengetuk rumah orang di jam 1 dini hari. Namun zeina sudah di bukakan pintu oleh gilang dan juga celvin.

Zeina masuk kedalam rumah itu, mama dan papa Lucia sudah tidur hanya tersisa darren, celiza, Gilang, celvin dan juga Haikal yang berada di sana.

"Keadaan lucia gimana?"

"Dia demam tinggi, mau di bawa ke rs dia gamau zei" ucap gilang. Darren mengangguk.

"Boleh ke kamar nya?"

"Boleh, minta tolong ya zei" kata darren. Ia sangat khawatir pada adik sepupu nya itu.

"Iya.."

Zeina segera ke kamar lucia untuk mengecek keadaan nya, sampai di depan kamar ia mengetuk pintu itu dan masuk. Di sisi lain gilang dan celvin mengikuti zeina dan diam di dekat tangga.

Zeina menyalakan lampu kamar itu, terlihat lucia yang sedang tertidur lelap, mata yang sembab rambut acak-acakan dan kamar yang sangat berantakan.

Ia duduk di dekat lucia dan mengelus kepalanya lembut.

"Gua minta maaf, ga seharusnya gua bilang gitu sama lo, gua terlalu berlebihan"

Zeina membaringkan tubuhnya dan memeluk erat lucia, ia mulai tersadar dan melihat siapa yang memeluk nya. Lucia terkejut melihat zeina yang sedang mendekap tubuh nya itu.

"Zei..."

"Sutttt...tidur lagi, gua ngantuk"

Lucia hanya mengangguk dan tersenyum, ia mulai tertidur lagi zeina pun ikut tertidur dengan nyenyak.



Pagi hari, lucia terbangun lebih dulu ia memainkan hidung dan rambut zeina, sang mpu terbangun dan menahan tangan lucia. Lucia hanya tersenyum lebar kearah zeina yang menatap nya datar, ia menaruh tangan nya di dahi lucia untuk mengecek suhu di tubuh nya.

"Syukur deh lo udah ga demam"

Lucia menatap zeina dengan lekat, zeina pun kembali menatap lucia dengan lekat, mereka saling menatap satu sama lain, secara tiba-tiba pintu kamar lucia di ketuk dari luar.

"Zei, kamu di dalem?"

"Iya tan, zei di dalem"

"Bawa lucia makan kebawah ya"

"Iya tan"

"Denger kan? cuci muka terus kebawah gua pengen tidur lagi"

"Ayo sarapan bareng"

"Gua ngantuk, lo duluan aja"

"Zeiii... ayoo"

Lucia memanyunkan bibir nya di hadapan zeina, ia terus memerhatikan bibir lucia yang berwarna merah jambu itu dan terlihat sangat kenyal. Zeina menelan ludah nya sudah tidak tahan untuk memakan lucia saat itu juga.

"Ok... lo duluan gua nyusul"

"Yauda aku duluan ya" lucia mencium bibir zeina dengan lembut. Lucia langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, sementara zeina diam dan diam mencerna apa yang barusan lucia lakukan kepada nya.

Setelah lucia pergi dari kamar, zeina tersenyum dan masuk kedalam selimut agar pipi merah nya itu tidak terlihat oleh siapapun, ia terus bersembunyi di balik selimut sampai lucia memanggilnya untuk turun kebawah.

"ZEIII AYO MAKAN!"

"Ck, iya iya"

Zeina bergegas untuk mencuci muka nya dan pergi ke lantai bawah untuk makan.



Setelah makan, haikal pamit untuk pulang karena ada keperluan lain, dan harus pulang ke korea untuk melanjutkan kuliah nya yang sudah semester 6.

Haikal sudah pergi, saat zeina ingin pamit zeina di tahan oleh lucia, ia ingin berlama-lama bersama zeina di sana.

"Zei... "

"Ini cincin lo, gua balikin ga ada artinya itu di tangan gua ci, ohya sorry nanti gua gabisa dateng ke acara nikahan lo"

"Zeina, tant..."

"Maaf tante, aku harus pulang ke bandung"

"Gua tau lo sakit, tapi gua lebih sakit, kalo ada apa-apa kontak gua aja gua temen lo sekarang" lanjut zeina.

"aku permisi tante, om, bang, cepet di kasih momongan ya" zeina sudah mulai melangkahkan kaki nya kearah pintu depan namun lucia mengejar dan memeluk nya dari belakang.

"Aku minta maaf"

"lo cengeng ci, mulai sekarang gua bakal selalu ada buat lo, lo nanti kalo udah nikah, tinggal di bandung sama suami lo ya kita main bareng, gua jadi nyamuk juga gapapa"

"Gua pamit" zeina mengecup kening lucia dengan air mata yang menetes.








TBC MANIZZZ...
VOTE NYAA WEHHH, AUTHOR MAKSAAA LOPYUUU 😍😍

POSESIF KAKEL || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang