WARN!!!
KARNA CERITA INI TIDAK DI REVISI DAN VIEL JUGA NGETIKNYA KEK ORG DI KEJAR SETAN, JADI WAJARIN AJA LAH YA KALO ADA TYPO, SALAH PENYEBUTAN NAMA, ATAUPUN SALAH KALIMAT!
SEMUA YANG ADA DI CERITA INI ADALAH FIKSI! JADI KALAU ADA HAL HAL YANG SALAH ANTARA DI CERITA AND DI REAL. IM SORRY GES.
HAPPY READING! EITS JAN LUPA RAMEIN!
Tic toc tic tok tic toc
Suara detik jam bergema di ruangan yang sepi hanya bercahayakan sinar bulan yang menyelinap dari celah tirai jendela, suasana suram terasa sedikit menyeramkan apalagi di malam hari seperti ini.
Dari luar suara serangga malam bersahut sahutan menambah kesan horor. Di atas tempat tidur terlihat bayangan sosok pemuda tengah tertidur dengan alis berkerut, samar samar dahinya memiliki lapisan keringat tipis. Suara nafas yang tidak teratur menjadi semakin terdengar hingga akhirnya kelopak mata yang tadinya terpejam langsung terbuka seketika memperlihatkan sepasang mata hitam yang ketakutan.
"Hahhh... Hahhh... Hahhh..."
Jeno terengah engah meletakkan lengannya menutupi matanya mencoba menstabilkan nafasnya, tangannya sedikit gemetar dalam kegelapan.
"Kenapa gue mimpi buruk terus akhir akhir ini..." Gumamnya lirih mendudukkan tubuhnya bersandar di sandaran tempat tidur menatap sekitar.
Gelap
Wajahnya terlihat pucat di bawah sinar bulan. Mata hitamnya melirik ke arah jendela yang di tutupi oleh tirai putih transparan yang sengaja dia pasang kemarin karna selalu mimpi buruk di tengah malam dan ruangan gelap akan membuatnya semakin sesak karna itu dia menggantinya.
Bulu mata lentiknya sedikit bergetar, tertiup angin malam yang masuk dari angin angin jendela, walau hawanya dingin dia merasa kepanasan akibat terlalu ketakutan dalam mimpinya.
Pemuda tersebut dengan sedikit gemetar turun dari tempat tidur dan menekan saklar lampu membuat ruangan yang semula gelap gulita langsung terang benderang.
Ruangan tersebut sangat besar dengan kamar mandi dan toilet di dalamnya. Yah itu adalah kamar kost yang dia sewa semenjak keluar dari panti asuhan yang merawatnya sejak kecil. Ruangannya cukup mewah.
Namun semenjak pindah ke sini dia mulai mengalami mimpi buruk dan terbangun di tengah malam, yang membuat pemuda tersebut ragu apakah ada yang salah di sini.
Jeno melirik ke arah Jendela dimana tirai transparan sedikit bergoyang lalu meraih segelas air di atas nakas, menenggaknya hingga tandas. Jika terus begini dia tak akan tahan tinggal di sini fikirnya muram.
"Apa gara gara gue terlalu awal kali ya ngekostnya?" Gumam Jeno ragu.
Kost ini awalnya baru saja di bangun dan hanya ada dirinya di rumah besar ini karna itu sang pemilik memberi diskon khusus untuknya sebagai pelanggan pertama, dia yang memang ketat anggaran tentu saja tergiur dan sekarang dia sedikit menyesalinya. Seharusnya dia menunggu kost ini ramai dulu, tapi jika sudah ramai dia pasti tak mampu menyewa.
Harga sewanya sebulan adalah 3,5 dan dia di beri diskon 80% yang berlaku permanen, bagaimana mungkin dia menolak? Rumah besar yang bagus sebagai kost sudah pasti menjadi impian. Walau dia tetap harus banting tulang sekalipun dia tetap akan merasa bangga pada dirinya sendiri. Apalagi tempatnya pasti nyaman, alasan ini juga yang membuatnya semakin bertekad menyewanya.
"Nih pasti karna kostnya gak di doain" gumam Jeno bergidig ngeri, semoga saja teman kosnya akan cepat datang. Kemarin pemilik Kost berkata bahwa penyewa baru akan di perbolehkan datang besok setelah pembukaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins And The Demon ✓
AléatoireJeno hanya seorang anak Yatim Piatu yang pada saat sudah memasuki usia 17 tahun keluar dari Panti Asuhan untuk menjalani hidupnya. Namun di sebuah Kost aneh dia bertemu dengan para manusia berwajah kembar dan terjadi sesuatu yang menarik! WARN! BXB...