"Baiklah anak-anak, untuk siswa maupun siswi dari tahun pertama, kalian akan melakukan ujian di alam bebas yang terlindungi oleh pihak akademi. Kalian akan mengikuti beberapa fase ujian dengan kelompok masing-masing" Ucap salah satu guru yang ada di akademi.
"Untuk tim yang berada di urutan tiga besar akan mengikuti pertandingan persahabatan di seluruh kekaisaran" Para siswi bersorak gembira. Karena dengan itu kesempatan mereka bertemu dengan pria tampan di akademi lain akan tercapai.
"Nah ... sebelum memulai, kami pihak akademi sepakat untuk memberikan waktu tiga jam untuk kalian mencari panduan atau aturan" Jadi para guru tidak akan menyebutkan aturan, mereka sebagai murid harus mencari tahu sendiri dan jika melanggar maka akan dikenakan hukuman berupa pengurangan nilai.
Akademi mengajarkan untuk para siswa mandiri dengan mencari tahu sendiri. Mereka mengizinkan siswa lain untuk memberi tahu temannya, akan tetapi para pengajar atau guru tidak diperbolehkan memberi tahu.
"Dan yang terakhir, panggilan untuk Emilos Oneil dimohon untuk menghadap Evan Locke di ruangan Inchola" Evan sendiri adalah ketua Inchola saat ini. Dia adalah kakak sulung Vasco.
Bisik-bisik para siswa mulai terdengar dipendengaran Emilos. Mereka bertanya-tanya apa yang dilakukan Emilos hingga dipanggil oleh ketua Inchola.
Emilos sendiri tidak peduli. Ia hanya perlu menanyakan ke seseorang untuk apa saja aturan saat ujian. Sejujurnya, ia tidak tahu ruangan Inchola itu dimana.
Jadi ya modal nekat dia mencari ruangan itu sendiri. Berjalan melewati beberapa lorong dan koridor, dia akhirnya mampu menemukan hal yang ia cari.
Membuka perlahan pintu besar itu dan menemukan orang yang selama ini sibuk dalam lembaran kertas.
"Selamat datang di Inchola, ada yang bisa saya bantu?" Orang itu berdiri dengan susah payah karena mungkin dia kesemutan.
"Ah! Emilos?" Emil mengangguk.
"Aku memiliki sesuatu untukmu" Emilos duduk di kursi yang telah disediakan. Evan mencari sebuah tas di almari penitipan, setelahnya ia kembali dengan alat yang mungkin familiar untuk Emilos.
"Kakek Ramsay menitipkan sesuatu untukmu" Emilos segera menerima barang itu dan kemudian mengeluarkan alat musik yang berada dalam tas hitam itu.
Itu dia alat musik yang ditunggu Emilos.
"Kalau boleh tau, itu alat musik apa?" Tanya Evan yang dijawab dengan bordiran tulisan 'Biola' dengan font latin yang indah.
Evan tersenyum kecil "Boleh kau mainkan untukku?" Emilos mengangguk. Emilos mengatur pasak untuk menyunting nada yang dia inginkan, setelah itu ia memainkan biola tersebut dengan akord secara acak.
Evan seketika melihat Emilos seperti orang yang berbeda.
Emilos hanya memainkan beberapa nada dan setelahnya ia memasukkan alat itu kembali dalam tas. Sesudah itu dia memakai selempangan yang ada ditas itu. Well ini sangat nyaman saat biola itu sudah berada di punggung Emil.
Emilos membungkuk sekilas dan pergi dari ruangan itu. Evan menatapnya dalam diam. Sebegitunya Emil tidak mau bicara, begitu pikirnya.
Emilos kembali ke dalam arena. Ia masih memiliki waktu dua jam untuk mencari tahu.
Bahunya ditepuk pelan oleh seseorang, "Emil! Kamu dari mana saja! Aku sangat capek mencarimu!" Ravael berucap lemas.
"Dan tunggu! Apa yang ada di sini?" Ia menepuk tas biola Emil pelan. Emil menggeleng pelan, dia akan memberi tahu dia nanti. Sekarang ini mereka harus ke perpustakaan Guntama.
Emil menarik Ravael untuk kesana. "Mau kemana?"
Ravael menatap bingung Emil yang berdiri di depan pintu perpustakaan. Dia menunjuk pintu itu bermaksud Ravael yang membukanya.
Tentu saja Ravael menurutinya. "Apakah kamu berencana untuk membaca aturan di buku Emil?" Emil menggeleng.
Setelah pintu itu terbuka, Emilos menghampiri penjaga perpus. Ravael hanya mengikutinya dan mungkin akan menjadi penerjemah Emil untuk berkomunikasi.
Emil menarik pelan tangan Ravael dan menunjuk penjaga perpustakaan yang berjubah menyeramkan "Kau mau dia memberitahu aturannya?" Emil mengangguk.
"Ada yang bisa saya bantu ... tuan?" Ucap penjaga itu. Jika di dengar penjaga itu mungkin berjenis kelamin perempuan.
"Permisi, apakah kau bisa memberitahu kami aturan saat ujian dua hari?" Sang penjaga terdiam.
"Itu menyalahi aturan kan?" Jawabnya kemudian. Emil menggeleng. Tadi saat pemberitahuan hanya tidak boleh menanyakan kepada guru pengajar saja.
Penjaga perpus kan tidak menjadi guru. Jadi ya sah-sah saja.
"Benar, tadi hanya dilarang menanyakan kepada guru pengajar" Ravael menimpali. Sejujurnya dia tidak pernah memikirkan ini karena yang ia tahu hanya mencari seluruh aturan pada orang lain.
Masalah mereka menanyakan kepada tukang kebun, penjaga perpus, atau siapapun yang tidak mengajar kan juga sah-sah saja.
"Baiklah, sebelum itu perkenalkan ... aku Jeanne" Pemimpin akademi membuka jubah itu. Jadi selama ini yang menjadi penjaga perpus itu pemimpin?
Ravael membulatkan matanya. Bisa-bisanya dia baru menyadarinya. omong-omong ... Emilos baru menyadarinya juga kok. Dia tidak menyangka bahwa pemimpin akademi menjadi penjaga perpus.
"Salam kepada pemimpin akademi" Ravael menunduk dan Emilos juga melakukan hal sama. Bagaimanapun dia harus menghormati orang tua ini.
"E-emil ... bukankah kita harus kembali?" Emil menggeleng. Dia akan tetap menanyakan hal itu pada pemimpin.
"Hoho! Tidak apa-apa tuan muda, saya tidak mengajari murid siapapun dengan begitu ... saya bukan guru pengajar" Emilos mengangguk dengan meletakkan kedua tangannya dipinggang.
Ravael ternganga, ide macam apa ini?
"Baiklah, ayo kita duduk terlebih dahulu" mereka berdua dituntun untuk duduk disalah satu bangku yang disediakan.
"Apa yang ingin kalian ketahui?"
Selama beberapa menit, pemimpin akademi menjawab semua pertanyaan mereka berdua. Dia tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi.
Sebelumnya dia berpikir akan tidak ada salah satu siswa yang berkunjung di perpustakaan untuk mencari tahu mengingat betapa malasnya mereka semua.
"Terima kasih pemimpin, kami akan kembali ke arena" Jeanne mengangguk.
Emilos memberikan gestur pada Ravael untuk merahasiakan kejadian ini dari siapapun. Bisa gawat dikira nge-cheat nanti jika semua orang tau. Padahal iya,.
Dengan senang hati pula Tuan muda manja menyetujuinya. Baginya, apapun yang diperintahkan Emilos adalah hal mutlak yang harus ia penuhi.
---
btw jml bab-nya ga nyampe 25, dan intinya bakal end bbrp eps lgi, mungkin sekitar 6-7 bab📸
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Emilos [End]
FantasyBL ya met ---- Apa yang Emilos gerakkan, kami akan mengerti. Diawali dengan Lio dan berakhir dengan Lio. ---- Pemuda ga banyak omong ini jadi putra duke ---- 4th