21. Lio, Kembali [End]

6.6K 738 84
                                    

Lio terbangun dengan nafas tersengal-sengal "Apa ... yang terjadi?" Ucapnya memegang dadanya yang terasa tidak sakit. Dirinya menatap tangan dan bajunya.

Ini adalah ...

"Lio? Kamu sudah bangun?" Manager Lio menghampirinya. Mengelus surai hitam milik Lio dengan pelan. Saat ini Lio berada di sebuah ruangan putih yang diyakini adalah rumah sakit.

"Syukurlah, kamu terkena damam tinggi dan tak kunjung bangun seminggu yang lalu" Lio bernafas dengan normal.

"Lain kali jika merasa capek, bilang saja. Aku tidak akan memarahimu" Ucapnya pengertian.

Setelahnya ia menyodorkan air dan diterima baik oleh Lio "Aku akan membawakan sarapanmu kamu tunggu sini saja ya?" Lio mengangguk.

Jadi kemarin-kemarin itu hanya mimpi? Itu terlihat sangat nyata. Dan Lio terlanjur nyaman berada disana.

"Aku kangen Oreo" Ucapnya pelan.

"Sudah merasa baik Lio?" Dokter perempuan cantik itu membantu Lio untuk duduk dengan benar. Lio mengangguk menanggapinya.

Setelah melakukan serangkaian perawatan, dokter itu kembali "Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?" ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Lio beranjak dari brankar dan menuju jendela. Dia membuka jendela itu dan mendapati burung-burung hinggap di pohon tak jauh darinya.

"Itu hanya mimpi ... ?"

Lio memegang dadanya yang tidak ada bekas luka. Tapi ia yakin bahwa rasa sakit itu benar-benar nyata.

Kejadian dimana dia tertusuk panah itu tidak bisa dikatakan hanya halusinasi. Dia merasakan sendiri bahwa ujung panah mengenai jantungnya.

Perkara dia selamat atau tidak itu dia sangat bingung. Entah apa yang ia pikirkan hingga mempercayai bahwa dirinya benar-benar berpindah jiwa.

Dia merasakan bahwa tadi seseorang menyentuh tubuhnya saat kejadian itu. Mereka memanggilnya dengan keras berharap dirinya tidak menutup mata.

Dan juga dirinya melihat sendiri Duke Oneil menghampirinya.

Ia melihat ayah Emilos datang padanya dengan keadaan panik. Dan yang paling membekas adalah raungan bunda Emilos yang sangat pilu.

Tiba-tiba dadanya terasa nyeri.

Lio meremas kuat dadanya dan jatuh terduduk. Sangat sakit dia rasa.

Hingga managernya menghampirinya dan membantunya. Ada rasa khawatir di dalam nada yang ia keluarkan.

"Gerry ... " Panggilnya.

Nama itu terlihat sama dengan pengawalnya dulu. Ia ingat bagaimana Gerry memperlakukannya lembut seperti ini.

"Ya Lio? Ada yang harus ku lakukan? Apa? Katakan saja" Gerry mengelus pelan tangan Lio yang terinfus.

Lio menggeleng merespon.

Hingga suara lain menggetarkan hatinya.

meong ...

Suara kucing yang sempat ia rindukan. Oreo. Dia ada disini menemaninya.

Lio melihat kucing dengan bulu yang sama dengan Oreo. Seketika air matanya jatuh begitu saja. Ia menangis tanpa suara.

"Lio? Kamu kenapa? Jangan menangis ... Aku ada disini ... " Gerry memeluk pelan tubuh ringkih itu. Ia terlalu takut menambah luka Lio lagi.

Lio yang menangis cukup lama hingga hari menjelang sore.

Lio terbangun dari tidurnya.

Melihat sekeliling dan berharap dia kembali menjadi Emilos. Akan tetapi nihil ... dia masih Lio.

The Silent Emilos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang