20. Emilos, Elf

4.6K 725 18
                                    

Kedua petarung sudah berada di posisi. Hermione dan Eric sama-sama membungkuk untuk sesi penghormatan. Hermione sendiri orang berbadan kekar dengan otot super luar biasa. Omong-omong dia berada di tahun ketiga dan menjadi ketua organisasi seperti Inchola dengan nama lain.

Pertandingan dimulai.

Para siswa akademi menyoraki perwakilan mereka dengan sangat heboh. Sihir yang dimiliki Hermione adalah tipe sihir all role dengan elemen pasir.

Tidak heran jika ia sangat kuat.

Pertandingan ini lumayan seru. Sihir alam milik Eric melawan sihir pasir milik Hermione. Padahal keduanya adalah element yang saling membutuhkan.

"Eric telah melakukan yang terbaik. Aku ingin dirinya tidak terluka" Salah satu siswi berujar memohon. Meskipun Eric dulunya adalah siswa yang nakal, dia juga sangat populer berkat visualnya.

Emil menghembuskan nafasnya pelan.

"kau menikmati pertandingannya Emil?" Suara yang menenangkan itu masuk ke pendengaran Emilos. Pelakunya adalah ibunya.

Emil mengangguk. "Kau lihat Emil, itu temanmu yang sedang bertanding adalah anak didik bunda saat di panti" Emilos menoleh ke arahnya.

"Dia menjadi sangat kuat saat masuk ke dalam akademi. Dulunya bunda ingin dia ikut bunda saja di akademi Spirelis, akan tetapi dia tidak mau. Dia ingin akademi yang dekat saja dengan ibu pengurus" Georgiea bersedekap dada.

"Eric adalah orang istimewa Emil, mungkin dengan kemampuanmu kau bisa menebaknya" Emil melihat Eric yang membuat tanaman menjalar yang mengikat Hermione.

"dan juga, hati-hati ... banyak yang mengincar dirinya" setelahnya Georgiea pergi.

Emil menggaruk pelipisnya pelan. Teman setimnya baru saja kembali dari persiapan pertandingan. Mungkin di dalam satu tim ini dia yang tidak mendapat jatah apapun.

"Emil, sudah sampai mana?" Ravael duduk di sampingnya. Emil menunjuk papan skor yang ada di dalam arena.

"Wah bocah itu sangat hebat dan beruntung ... dia bisa bertarung dengan putra mahkota" Nick bersedekap dada.

"Barbara, kau juga sangat beruntung bertarung dengan anak duke" ravael menganggukkan kepalanya.

"Biasa saja, terlebih sistem disini kudengar sangat tidak adil" Barbara merapikan bajunya.

Gerry mengangguk "Iya ... eng ... Barbara melawan laki-laki" Gerry berucap pelan.

"HAHA kau mengkhawatirkan hal itu? Barbara itu jelmaan laki-laki tau!" Ravael tertawa keras. Sedangkan Barbara yang kepalang emosi memukul kepala Ravael kuat.

"Ah iya Emil, aku akan bertanding di arena dua. Aku ingin semangat dengan ini" Nick memajukan badannya dan mengecup sudut bibir Emilos pelan.

"Sudah ... Terimakasih" Nick melenggang pergi.

"KAU MANUSIA BIADAB!" Ravael berseru tak terima. Nick hanya melambaikan tangannya sekilas untuk tanda kemenangan.

Yang menjadi korban hanya diam saja. Dirinya sibuk memperhatikan jalannya pertandingan. Ravael memonyongkan bibirnya "Emil, aku juga mau" Ucapnya memelas.

Tanpa persetujuan yang punya, Ravael juga mengecupnya tepat di sudut bibir Emilos. "Hehe enak sekali. Kapan-kapan lagi kalau begitu" Emil hanya menautkan alisnya.

Sedangkan anggota yang lain mendengus tak terima. Berbeda dengan Emil yang berpikir terserah kalian mau melakukan apa.

Kembali ke pertandingan.

Eric kini terpojok. Banyak sekali pasir yang berhamburan di arena.

Mananya juga terkuras banyak karena terus melindungi diri dan mencoba menyerang. Hermione nampak tak kelelahan sama sekali.

The Silent Emilos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang