Dark Organization Part 6 We VS Gladys and Erick

239 24 0
                                    

Dark Organization

Part 6

We VS Gladys and Erick

"Pagi yang cerah. Semoga hari ini semuanya lancar," kataku sambil menatap langit dari jendela. Aku melihat mentari yang sinarnya agak menyilaukan. Aku menatap lurus ke depan. Kulihat burung melintas di hadapanku. Aku segera bergegas mandi dan memakai seragam. Ibu yang melihatku bersiap-siap, mengenyitkan dahi.

"Loh, Vella. Kok, siap-siapnya pagi banget?" tanya ibu heran.

Aku menatap ibuku. "Hehe, nggak papa, Bu. Mau bersih-bersih kelas aja," jawabku.

***

Sesampainya di kelas, suasana kelas sangat sepi. Tentu saja, mana ada murid yang mau datang pukul setengah enam pagi? Itu terlalu pagi, bukan? Tapi, aku sangat ingin datang pagi. Aku berniat menemui Zelda yang katanya akan datang pagi juga. Aku bergegas pergi ke kelas Zelda.

"Vella!" panggil Zleda.

Aku menoleh, kulihat Zelda melambaikan tangan ke arahku.

"Zel, kamu sudah ketemu Kak Erick?" tanyaku.

Zelda hanya menggeleng pelan. Dia melihat keadaan sekitar, mencari sosok Kak Erick.

Aku ikut celingak-celinguk. "Da, ayo cari di lapangan. Paling, Kak Erick disana," usulku.

***

Angin berhembus membuat rambut panjangku berkibar. Zelda berputar 90 derajat. Dia terus mencari sosok Kak Erick di lapangan sekolah.

"Hah, mana si Erick itu? Dari tadi nggak kelihatan batang hidungnya," gumam Zelda.

Aku melihat laki-laki tinggi dengan tas abu-abu. Aku merasa mengenal sosok itu. Aku menyenggol tangan Zelda. "Da, itu Kak Erick bukan?"

"Mana?"

Aku menunjuk dengan daguku. Zelda menatap laki-laki itu. "Ya, dia Erick."

"Da, apa nggak sebaiknya kamu panggil dia dengan sebutan 'Kak'? Biar lebih sopan."

"Enggak usah," balas Zelda.

Aku menggelengkan kepala pelan. 'Meskipun aku membenci Kak Erick, aku tetap harus menghormati orang yang lebih tua dariku,' kataku dalam hati. 

Zelda menghampiri laki-laki yang membawa tas abu-abu itu. "Hei, kamu. Manusia Es! Kesini!" seru Zelda dengan lantang.

Laki-laki yang merasa dipanggil menoleh. "Oh, kamu. Adik kelas pengguna api itu ya? Masa sama kakak kelasnya ngomongnya kaya gitu sih," kata Kak Erick sambil memutar bola mata.

Aku yang berada di belakang Zelda hanya menahan tawa.

Zelda mengepalkan tangan dan menunjukannya di depan wajah Kak Erick. "Aku tunggu kamu di halaman belakang sekolah saat pulang sekolah nanti."

***

"Hah, apa maksudmu? Gladys mengatakan kalau kamu memiliki kekuatan api ke semua teman sekelasmu?" tanyaku terkejut. Saat ini, aku dan Zelda sedang menghabiskan waktu istirahat di kantin.

Zelda mengangguk cepat. Kemudian, dia melirik dua orang siswa yang duduk di meja yang tidak jauh dari tempat kami duduk.

"Eh, kamu sudah dengar belum kalau Zelda itu punya kekuatan api? Yang kudengar sih, dia berusaha membunuh Gladys. Siswi yang kaya raya itu loh," kata siswi berambut pirang pada siswi berambut coklat pendek.

"Hah? Membunuh Gladys? Lalu, bagaimana bisa Gladys selamat?" tanya siswi berambut coklat pendek.

"Ya, kata si Gladys sih, dia diselamatkan sama kakak kelas kita. Namanya Erick Jonathan. Ternyata kakak kelas itu mempunyai kekuatan es yang hebat. Satu lagi, dia juga bilang kalau dia juga diselamatkan siswi kelas tujuh yang memakai kaca mata," jawab siswi berambut pirang.

"Wah, ternyata begitu. Nanti aku mau jadi pacarnya Kak Erick ah. Biar aku dilindungi, hihihi ..."

"Ish, ngaco kamu. Kak Erick itu kan, orangnya anti pacaran."

Aku dan Zelda saling berpandangan. Dikepalaku muncul satu nama. "Kita harus menyelesaikan semua ini," kataku pelan.

"Caranya?"

"Singkirkan Gladys," sahutku.

***

Kriiiing!

Bel tanda pelajaran telah berakhir berbunyi sangat nyaring. Aku dengan cepat keluar dari kelas dan pergi ke kelas Zelda. Aku yakin, Zelda sudah menungguku.

Sesampainya aku di depan kelas Zelda, kulihat Gladys dan Zelda beradu mulut. Aku dengan cepat melepas kaca mataku dan membekukan kaki Gladys sampai tangannya.

"Ah, apa yang terjadi?" Gladys berusaha menggerakkan tangannya yang membeku karenaku.

Zelda menatapku. Dia mengacungkan jempol ke arahku. "Sekarang giliranku," sahut Zelda. Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Terbentukla ah bola api dari tangan Zelda. Dengan cepat, Zelda melemparkan bola apinya ke arah Gladys.

Tapi sebelum bola api itu mengenai Gladys, bola api itu membeku dan jatuh ke bawah. Aku dan Zelda menoleh ke arah abang pintu. Terlihatlah sosok Kak Erick yang terengah-engah.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian mau membunuh teman kalian sendiri?" tanya Kak Erick.

"Temaaan?" tanya Zelda. "Teman macam apa dia. Aku nggak butuh teman kaya dia. Sekarang, minggir dan jangan halangi aku," kata Zelda hampir membentak.

"Zelda, biar aku yang menghadapi Kak Erick. Selesaikan urusanmu dengan Gladys," kataku. Aku segera menatap Kak Erick dan bergumam, "Matilah."

Kak Erick menghindar dan melemparkan bola esnya ke perutku. Aku menggerang kesakitan. "Sial, bagaimana ini? Oke, aku akan mencobanya lagi." Aku menatap ke atas dan menghancurkan atap tepat di atas Kak Erick.

Kak Erick mengangkat kedua tangannya dan membekukan semua pecahan yang menimpanya. Dia tidak terluka sedikit pun. Aku menatap Kak Erick dengan sangat tajam. Dan untuk kesekian kalinya dia menghindari tatapanku dan menyerang wajahku. Aku menutup wajahku dan mundur perlahan-lahan.

"Aaahh!"

Aku mendengar suara jeritan Gladys yang melengking. Aku membuka mata dan menatap Zelda yang berhasil menyingkirkan Gladys. Dia berhasil menghanguskan Gladys.  "Good job!"

"Hah, dengar. Pertarunganku belum selesai. Sekarang kau harus melawanku," tantang Zelda pada Kak Erick.

Kak Erick berlari menerjang Zelda. Zelda yang berusaha menyerang Kak Erick, hanya mundur perlahan. Serangan Zelda dihindari dengan lincahnya oleh kakak kelas pengguna es itu. Hingga serangan Kak Erick berhasil mengenai perut Zelda. Dia berjongkok dan menekuk lutut.

"Ada apa? Hanya segitu saja kekuatanmu?" tanya Kak Erick dengan nada mengejek.

Zelda mengepalkan tangannya dan mengacungkannya ke depan Kak Erick. "Suatu hari, aku akan mengalahkan kamu! Lihat saja nanti."

Kak Erick hanya tersenyum. "Aku akan menunggunya."

Aku bergegas memakai kaca mata dan menarik tangan Zelda keluar dari kelas.

TBC

Dark Organization (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang