Dark Organization Part 8 Masalah

180 20 0
                                    

Dark Organization

Part 8

Masalah

"Oke, kalau begitu ayo selesaikan," Kak Erick mengeluarkan bola es dari tangannya.

Aku masih diam tidak bergerak sedikitpun. Aku bingung, aku harus membela siapa? Oke, lebih baik aku "Netral" sajalah. Aku tidak akan membela siapapun. Oke, yang bisa kulakukan saat ini hanya diam di tempat dan melihat pertarungan mereka.

"Take this!" Zelda melemparkan bola apinya ke arah Kak Erick. Aku sangat ingin melepas kaca mataku dan membantu Kak Erick. Tapi, aku harus netral. Aku tidak akan membela siapapun.

"Kau, Vella. Kenapa diam saja? Ayo cepat bantu aku!" teriak Zelda hingga memekakan telingaku.

Aku tidak membalas teriakan Zelda. Aku malah duduk di kursi kayu di bawah pohon. Mood bertarungku lenyap. Aku tidak ingin melawan siapapun.
Kak Erick dan Zelda mengeluarkan kekuatan mereka secara bersamaan. Aku melepas kaca mataku dan membuat kedua elemen itu meledak sebelum salah satu dari mereka terluka. Zelda yang kaget menatapku dengan marah. Aku langsung memakai kaca mataku lagi.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin menggagalkan rencanaku, HAH?" teriak Zelda marah. Rambutnya berkobar membuatku bergidik ngeri.

"A-aku, nggak mau bertarung dengan siapapun hari ini!" kataku setengah berteriak.

"APA?!? Kau pasti bercanda! Kau! Kau!" Zelda menunjukku.
Aku berdiri dari bangku, membalikkan badan, hendak meninggalkan taman. Tapi Zelda menembakkan bola apinya tepat ke pohon di depanku. Aku berbalik 180 derajat.

"Kau mau lari? Atau apa?" Zelda menghentakkan kakinya.

"A-aku, bukan mau lari. Aku cuman nggak mau diantara kalian ada yang terluka," jawabku dengan wajah pucat.

"Hah, alasan yang aneh. Namanya saling membunuh pasti harus ada yang terluka!"

"Tapi ..."

"Sebenarnya kamu membela siapa, sih?"

"CUKUP!" Kak Erick menengahi aku dan Zelda. "Sebenarnya, apa salah kakak sama kalian? Sampai kalian punya dendam sama kakak?"

Zelda menelan ludah. "Huh, itu karena kakak ingin supaya aku dan Vella nggak balas dendam pada musuh kami, kan? Iya kan?"

Kak Erick menghela nafas. "Iya, memang. Kakak nggak mau kalian jadi orang jahat. Apa sulit maafin musuh kalian itu?"

"APA?!? Memaafkan kata kakak? Gila! Nggak akan semudah itu aku maafin mereka semua!"

Aku hanya menghela nafas melihat Zelda yang memang pemarah.

"Aaahhh!" Zelda membuat bola api yang sangat besar.

Aku segera melepas kaca mata dan membekukan bola api yang besar itu. Kak Erick segera menghancurkan bola es itu.

Zelda menatapku dengan mata berapi-api. "Haaah! Kamu bukan temanku! Kamu musuhku! Kamu sama saja dengan Kak Erick! Aku nggak akan maafin kamu!" teriak Zelda lantang.

Aku menelan ludah. 'Wah, kayanya bakal ada masalah, nih," gumamku dalam hati. Aku berjalan mundur beberapa langkah. "A-aku, nggak bermaksud ..."

"Gyaaah! Jangan bicara lagi!" Zelda berlari lalu melompat dan melepaskan bola apinya tepat ke arahku.

Tubuhku kaku, tidak bisa digerakkan. Aku menutup mata karena tidak berani melihat apa yang akan terjadi.
Tiba-tiba aku merasa ada yang menarikku dari tempatku berdiri. Sesaat sebelum sesuatu menarikku, aku merasakan panas yang teramat sangat di kulitku. Tapi, setelah aku ditarik, aku tidak merasakannya lagi. Aku membuka mataku untuk melihat apa yang terjadi. Kulihat Kak Erick berada di depanku. Dia menahan serangan Zelda. Aku segera lari, menjauh dari mereka berdua.

DUAR!

Terdengar suara ledakan di belakangku. Aku terlempar ke depan sejauh 15 langkah. Segera kubalikkan badanku. Astaga, aku terkejut melihat Zelda dan Kak Erick tidak sadarkan diri. Yang membuatku lebih terkejut adalah keadaan halaman belakang sekolah yang hancur. Banyak tanaman yang terbakar, sebagian tanah ada yang membeku. Keadaan halaman seperti habis dilanda bencana musim dingin dan musim panas secara bersamaan.

"Wah, bagaimana ini? Kalau kepala sekolah melihat keadaan ini, entah apa yang akan beliau katakan," gumamku.

TBC

Dark Organization (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang