Dark Organization Part 14 Target

137 12 0
                                    

Dark Organization

Part 14

Target

"Vell, kamu ngerasa gak sih, kalau Angel itu seenaknya sendiri?" tanya Zelda.

Saat ini, aku dan Zelda sedang makan di rumahku. Aku dan Zelda berencana akan menentukan targetku.

"Ya, memang dia seenaknya. Dia itu, mirip daughter of evil. Tahu nggak? Tokoh di Story Of Evil itu, loh," sahutku.

"Ya, aku tahu. Tapi, kenapa harus kita yang menjadi pelayannya? Mentang-mentang dia tahu kejadian itu, dia memperlakukan kita seperti seorang budak," kata Zelda agak meninggikan nada suaranya.

"Iya. Tapi kita bisa apa? Kalau sampai dia menyebarkan rekaman pembicaraan kita, bisa habis kita," kataku berusaha tenang.

"Bagaimana kalau kita menjadikan dia targetmu?" usul Zelda.

'Hah? Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu,' batinku.

"Kamu yakin? Memangnya, kita bisa membawanya ke tempat yang sepi?" tanyaku sedikit ragu.
"Iya juga, sih. Oke, bagaimana kalau kita sekarang mengatur rencana untuk membawa Angel ke tempat yang sepi saja? Lalu kita habisi dia saat itu juga!" semangat Zelda kembali meluap-luap.

"Hm ..." gumamku. "Eh, mau kuambilkan camilan? Tunggu ya."
Aku segera melesat ke dapur dan mengambil sebungkus keripik singkong dan dua kotak susu sapi murni. Setelah sampai di kamar, aku segera meletakan satu kotak susu sapi di depan Zelda dan menawarinya keripik singkong. Zelda yang kebetulan suka dengan keripik singkong tanpa ragu-ragu mengambil beberapa keping keripik.

"Wah, aku maniak banget sama keripik singkong," kata Zelda. Tangan kanannya mengambil beberapa keping keripik lagi.

"Hm ... aku juga. Nggak nyangka kita sama," sahutku.

***

Keesokan harinya di sekolah, si Angel menyuruh aku dan Zelda meletakkan tasnya yang super berat di kelasnya. Aku mendengus kesal karenanya.

'Punya kaki, kenapa gak taruh sendiri?' umpatku.

"Hm ..," gumamku. Tanganku menenteng tas Angel yang berat. Sementara Zelda menenteng tas tangan yang isinya adalah make up.

"Gila! Ni anak ke sekolah bawa make up buat apa?" tanya Zelda setelah Angel pergi.

"Entahlah, mungkin buat mainan?" tebakku ngawur.

"Jangan asal Bu," sahut Zelda.
Setelah kami selesai melaksanakan tugas ... tidak penting itu, kami segera masuk ke kelas masing-masing.

"Hufft," aku menghela nafas lega setelah pelajaran dimulai.

***

"Angel ..," panggilku dengan suara irih.

Gadis menyebalkan itu langsung melemparkan tatapan tajamnya padaku. "Panggil aku Angel-sama, mengerti?"

"Angel-sama, nanti saat pulang sekolah, bisa ikut kami ke halaman belakang?" kali ini giliran Zelda yang bertanya.

"Mau apa? Kalian mau membunuhku di halaman belakang? Jangan macam-macam, ya," ancam Angel yang langsung mengacungkan hand phonenya.

Aku meneguk ludah. "Ah, mana mungkin kami berani," jawabku.

"Lalu? Kalian mau apa? Mengajakku melihat halaman belakang yang berantahkan?"

Kutelan ludah kedua kalinya. "Kami hanya ingin mencari tempat yang ... nyaman," jawabku.

"Hmm, kamu itu itu memang pandai mencari alasan," gumam Angel.

"Hah? Aku nggak nyari alasan, kok. Aku serius," sahutku.

Angel menggeleng pelan lalu melangkah pergi meninggalkan aku dan Zelda.

***

Sepulang sekolah ...

"Haduh, target yang satu itu benar-benar menyebalkan!" dengus Zelda. Dia menghentakkan kakinya karena kesal.

"Sabar, kita bisa cari cara lain," kataku berusaha menenangkan gadis yang memang emosian itu.

"Huh!" Zelda kembali menghentakkan kakinya.

"Gimana ya, caranya supaya dia nggak curigaan?" tanyaku.

"Ah! Seandainya aku bisa merusak hand phonenya itu," gumam Zelda.

Tiba-tiba aku mendapat ide setelah Zelda bicara seperti itu. Hey, kenapa tak terpikirkan olehku?

"Hei, bagaimana kalau kita mengambil hand phonenya saja? Lalu kita rusak?" usulku.

"Ide bagus, kalau nggak salah, aku yang bilang begitu," kata Zelda.

"Baik, target kita adalah ... hand phone Angel!" seruku.

***

Pagi yang cerah, semoga aku terhindar dari hal buruk. Semoga hari ini adalah hari baik untukku. Semoga Angel tidak masuk. Oh, tapi kalau dia tidak masuk, mendapatkan hand phonenya akan susah. Yah, semoga Angel masuk. Huh, doa yang menyebalkan.

"Hei, Vell. Taruh tasku di kelasku. Taruh di bangku paling depan, di tengah!" perintah Angel yang berjalan menghampiriku.

Angel melempar tasnya padaku dengan kasar. "Huh, sopan dikit kenapa," umpatku kesal.

Aku memandang Angel dengan tatapan kesal. "Ih, kalau kamu nggak punya rekaman itu, kamu nggak akan berani memerintahku."

Segera aku berlari ke arah kelas Angel dan meletakkan tasnya yang berat itu di bangku paling depan.

***

Sepulang sekolah, aku dan Zelda bertemu di gerbang sekolah.

"Bagaimana? Apa kita jadi melakukan rencana itu?" aku memandang Zelda.

TBC

Dark Organization (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang