Part - 8

8.7K 553 38
                                    



" Terima kasih ya kak mark udah ngantarin echan pulang." Haechan menatap ujung sepatunya untuk menutupi kegugupannya.

Bagaimana tidak gugup, sepanjang jalan dari kampus tadi hingga kerumahnya mark terus mengenggam tangannya. Sesekali mark mengelus tanganya lembut. Jangan lupakan senyum mark yang tidak pernah hilang dari wajahnya saat mata mereka bertemu.


" Sama-sama sayang." Balas mark lembut. Tangan mark terangkat mengelus kepala haechan lembut.

" kok muka kamu merah sih?" mark mengangkup pipi haechan dengan kedua tangannya. Mark tersenyum lebar saat melihat haechan yang tengah malu.

" Ih kak mark. Echan malu" haechan menundukan kepalanya malu. Melihat echan yang malu membuat mark semakin terkekeh senang.

" Kok makin imut sih sayang? Kakak kan makin gemes" mark kembali mencubit pipi haechan gemas.

" Kaaakkkk~~~ " haechan mendorong mark pelan.

" Ihh gemesnya sayang kakak." Mark menarik tangan haechan dan memeluk haechan dengan gemas. Haechan membalas pelukan mark dengan lembut. Mark meletakan kepalanya dibelahan leher haechan dan menghirup wangi haechan.

" Kak, echan bau. Habis keringatan." Haechan mendorong mark karena mark masih menghirup wangi dari lehernya. Haechan tidak mau mark ilfeel karena tadi haechan berkeringat saat dikampus.

Mark menggeleng dan malah menguatkan pelukannya pada haechan. " Nggak sayang. Kamu wangi" mark kembali menghirup wangi haechan kali ini hidung mark berpindah kebelakang telinga haechan dan membuat haechan geli.

" Kak. Geli "

Mendengar suara haechan, mark justu semakin menjadi menghirup dan mencium leher haechan. Hanya mencium ya.

" Kak mark. Udah ah, echan geli ni"

" Nggak mau. Kamu tu gemesih tau nggak"

" Tau kok! Tapi tau tempat jugalah mark."



Haechan dan mark serentak menoleh kearah belakang mark. Jantung haechan seperti jatuh dari tempatnya saat melihat siapa yang berdiri dibelakang mark. Sedangkan mark hanya nyengir dan melepaskan pelukannya pada haechan.

" Hehe mommy" seru mark masih dengan cengirannya. Sedangkan haechan sudah menunduk malu.

" Nyengir kamu!" ye ji dan ten berlajan ketengah mark dan haechan. Ye ji memukul lengan anaknya kesal dan ten menarik lengan haechan agar mendekat padanya.

" Ih sakit mom." Mark mengelus lenganya yang tadi dipuluk ye ji. Mark nggak bohong, pukulan ye ji memang menyakitkan.

" Biarin." Kesal ye ji menatap mark tajam. Ye ji beralih menatap haechan dan tersenyum lebar.

" Echan sayang. Mommy kangen kamu tahu." Ye ji memeluk haechan dan haechan membalas pelukan ye ji.

" Echan juga kangen mommy."

" Ayo masuk. Jangan berdiri didepan aja noona." Ten mempersilahkan ye ji masuk kerumahnya dan tentu saja diikuti ye ji dengan senang hati. Ye ji terus mengandeng tangan kiri haechan dan ten mengandeng tangan kanan haechan.

Sedangkan mark hanya bisa menatap iri dari belakang mereka.



" Mom kok tumben kesini?" tanya haechan lembut menatap ye ji yang kini duduk disebelah kirinya, ten disebelah kangan haechan, lalu mark duduk di sofa single didepan mereka.



" Mom kangen dengan echan, jadi tadi mom ikut ten pulang agar bisa ketemu kamu, ada yang ingin mommy bilang dengan kamu sayang."

" Mom kan bisa bilang dengan mae kalau mom kangen echan. Nanti echan datangin mommy."

Di Jodohkan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang