Find me!
Find me!
Follow me!
Find me!
Follow me!
Find me!
Follow me!
Find me!
Tulisan-tulisan itu seperti terus bermunculan memenuhi dinding seakan memaksaku untuk ikut dengannya. Suasana ruang kelas kini telah berubah sepenuhnya menjadi ruangan kosong yang memanjang seperti lorong. Dan sepanjang lorong itu tulisan yang sama juga ada hingga keujungnya. Warnanya merah pekat seperti darah.
Aku yakin sekarang tidak lagi berada di gedung sekolah. Maksudku, ini adalah sebuah bangunan tua yang mungkin didirikan sebelum sekolah ini ada. Tapi aku tidak tahu pasti dengan bangunan apa sebelumnya yang pernah ada disini. Aku memang seorang esper. Tapi kali terakhir aku benar-benar menggunakan seluruh kemampuan ini adalah sekitar 5 tahun lalu. Jadi aku lupa dengan bagaimana caranya mengaktifkannya kembali. Kecuali saat membaca pikiran orang lain. Itu terjadi begitu saja saat setiap kali aku melihat seseorang.
Deg!
Heuh!?
"Sedang apa kau, Marsha? Cepat kembali ke tempatmu sekarang!"
Aku seketika kembali ke ruangan kelas. Tengah berdiri di depan mejaku. Guru yang mengajar di kelas sudah berganti. Kepalaku sedikit sakit. Aku lantas duduk dan mengurut sebentar dahiku.
Aku ingat. Salah satu alasan kenapa aku tidak ingin lagi menggunakan kekuatanku. Sakit kepala. Ya. Aku pasti akan sakit kepala kalau sudah melakukan perjalanan antar dimensi seperti tadi.
__________________
"Ini. Setidaknya makanlah ini selagi bisa dimakan. Aku tidak ingin direpotkan olehmu jika kau sampai pingsan disini gara-gara dianggap aku telah menyiksa karyawannya hingga kelaparan." ucap si pemilik toko sesaat aku baru saja tiba untuk bekerja paruh waktu di tokonya. Ia menyodorkanku dua buah onigiri yang sudah lewat tanggal kedaluwarsanya sekitar 3 hari. Aku menerimanya sembari menggumamkan kata terimakasih.
"Hari ini kau harus pulang 2 jam lebih awal. Aku akan menutup toko ini lebih cepat dari biasanya hanya untuk malam ini." ujarnya dengan beranjak masuk ke dalam pintu yang berada didalam gudang. Toko itu terhubung langsung ke rumahnya yang ada di belakang. Aku hanya mengangguk tanpa bertanya alasannya.
____________
Pukul 8 malam. Toko sudah aku tutup. Lagi-lagi hujan mengguyur dengan sangat lebat hingga aku terjebak dan tak bisa pulang. Tidak seperti biasanya jalanan begitu sepi tanpa ada satu orang pun yang singgah untuk berteduh. Lalu lalang kendaraan juga tampak sangat jarang sekali ada yang lewat. Aku tidak tahu, tapi mungkin ada suatu acara besar sehingga akses jalan di jalur sini ditutup. Padahal, sepanjang perjalanan aku kemari aku tidak melihat sama sekali plang tanda acara besar. Entahlah. Bukan urusanku.
Namun, kini, di seberang sana. Tepat digaris lurus aku berdiri sambil menyandar pada tiang penyangga kanopi. Entah ia pria atau wanita. Seseorang dengan berjubah hitam dan menggunakan payung merah. Berdiri di sana seperti tengah menatap ke arahku. Wajahnya tak begitu jelas kelihatan karena terhalang oleh tudung jubahnya. Posisinya juga tepat membelakangi arah datangnya cahaya lampu jalan. Membuatnya menjadi terlihat seperti sosok yang sangat misterius. Atau memang dari dulu dia sudah semisterius itu. Pula, aku sama sekali tidak bisa membaca apa yang ada dalam pikirannya.
Dia berjalan sekarang. Tidak. Bukan untuk pergi.
Tapi kearahku!
Ia berjalan ke arahku. Matanya juga sedari tadi seperti tidak berpaling dan tetap menatap lurus padaku.
Oh, shit!
Tubuhku gemetar sekarang.
"S-siapa ka--"
Srakk!!
•••
Ditulis, 15 Maret 2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Past Recording [48] | End
Mystery / ThrillerFollow me and find me. Adalah kalimat terkutuk yang membuatku menyesal karena telah mengikutinya. Tidak dikatakan oleh seseorang, namun berasal dari secarik kertas kotor yang tak sengaja kuinjak. Kertas itu terus terinjak olehku meski aku sudah ber...