'we meet again'

778 123 4
                                    

"Aku masuk, ya?" Zedhiaf muncul dari balik pintu setelah mendapat persetujuan Marsha dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masuk, ya?" Zedhiaf muncul dari balik pintu setelah mendapat persetujuan Marsha dari dalam. Pria itu berdecak kagum dan bertepuk tangan-tipikal Zedhiaf.

"Wah-wah, istriku yang mana nih? Cantik semua, jadi pangling."

Gurauan Zedhiaf itu langsung dihadiahi tatapan tajam dari Marsha. Wanita yang menikah dengannya satu tahun yang lalu itu berkacak pinggang, menatap garang Zedhiaf yang malah tertawa.

"Coba bilang sekali lagi?"

"Hehehe enggak dong, sayang. Kamu jangan marah-marah terus, nanti Ashel terbang lagi ke Jepang."

Ashel hanya mampu geleng-geleng kepala melihat Zedhiaf dan Marsha yang tengah cekcok. Kedua sahabatnnya itu masih tak berubah dari dulu, meributkan candaan Zedhiaf. Sebenarnya hanya Marsha saja yang ribut.

"Udah selesai, 'kan? Kita berangkat sekarang."

Maka disinilah mereka sekarang, mobil Zedhiaf. Pria itu mengemudikan mobil dengan santainya sambil ikut menimbrung pada obrolan Marsha dengan Ashel. Jalanan kota yang macet walau malam hari tiba pun masih tidak membuatnya heran. Lagipula masih ada waktu satu jam sebelum acara dimulai.

Kali ini, omelet asin buatan Marsha tadi pagi menjadi bahasan ketiga insan yang terjebak di lampu merah. Tentang Marsha yang masih tidak bisa memasak sehingga mereka harus membawa art dari rumah orang tua Zedhiaf sebagai juru masak. Bisa terkuras habis gaji Zedhiaf jika harus delivery order makanan setiap hari.

"Gapapa, Sha. Aku juga gak bisa masak kok," hibur Ashel. Wajah Marsha yang ditekuk langsung cerah kembali.

"Ya, kan! Nanti kita bisa ikut kursus masak bareng, biar mulut Zedhiaf mingkem gak ngomongin omelet aku terus."

"Aku 'kan tadi bercanda, Yang."

Ashel hanya mampu geleng-geleng kepala pt.2 melihat Zedhiaf panik sendiri. Pria itu sempat meraih tangan Marsha namun langsung ditepis oleh sang empunya lantaran lampu lalu lintas yang sudah berganti warna.

Perjalanan setelahnya hanya diisi oleh keheningan. Ashel terus menatap email yang berisi tiket elektronik sebagai bukti bahwa dirinya adalah tamu acara nanti. Dadanya serasa ditalu ketika membayangkan dirinya akan melihat Ardel lagi, seperti apa rupanya sekarang?

Pandangannya terangkat saat mendengar Marsha bertepuk tangan sambil berseru senang. Mobil SUV hitam milik Zedhiaf masuk ke dalam kawasan hotel yang menjadi tempat acara reuni mereka. Tamu acara yang Ashel kenal beberapa nampak memakai pakaian terbaik mereka dengan riasan wajah yang menawan.

Zedhiaf mematikan mesin mobil dan membuka sabuk pengaman yang terpasang.

"Yuk!" katanya. Dua orang didepannya sudah bersiap untuk turun dari mobil. Bagaimana dengan Ashel? Wanita itu masih mengemasi barang-barangnya ke dalam tasnya dengan tangan gemeter. Mendadak ia gugup dengan dada yang serasa ditalu gila-gilaan.

Teras Rindu (Delshel) [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang