"Jadi kalau sekarang aku mengajakmu apa kamu mau melakukannya?" balas Enzo dengan pertanyaan, memotong pembicaraan yang belum Bianca selesaikan seolah sebuah balas dendam.
Pertanyaan terakhir itu seperti nya cukup kritis karena setelah mengatakannya, suara Bianca seakan diambil oleh Yang Maha Kuasa sampai tidak bisa menjawab pertanyaan Enzo.
“Kenapa diam?”
Bianca dengan cepat melayangkan tatapan tajam pada pria itu,“Harusnya saat aku bilang melupakan nya saja kamu bersyukur. Keluar dari mobilku! Jangan pernah lagi muncul dihadapan ku”
“Jawaban mu berarti jika kamu sadar kamu nggak akan melakukan nya. Aku harus bertanggung jawab, sekeras apapun kamu menolak kamu nggak akan pernah berhasil menghindari ku” jawab Enzo penuh penekanan dengan nada suara tenang.
“KELUAR SIALAN!” teriak Bianca dengan emosi yang kini sudah tak tertahan mendorong tubuh Enzo lebih mendekat ke arah pintu keluar.
Tangan Enzo spontan memegang kedua tangan Bianca,“Semakin kamu menolak, aku akan semakin gencar”
“Jangan sentuh aku, pergi dari sini.” gencar Bianca menarik kasar tangannya dari genggaman Enzo.
Enzo terdiam sejenak, menatap bola mata hitam milik wanita itu dalam diam. “Maafkan aku jika memaksamu, tapi aku pun sama sekali nggak tau lagi cara nya mempertanggungjawabkan kesalahanku ini selain menikahi mu. ”
Bianca hanya bisa menggeleng pelan, memilih diam. Lelah akan sikap pria yang dihadapannya ini.
Hening, baik Enzo maupun Bianca memilih diam dan fokus pada pikirannya masing-masing. Keduanya jelas terlihat sangat menyesal, Enzo menyesal karena merasa telah merusak masa depan Bianca, sedangkan Bianca menyesal menerima ajakan pria sok suci hanya karena tampangnya yang tampan.
Kali ini Bianca harus memutar otak, bagaimanapun dia harus punya cara agar pria ini berhenti memaksanya dan segera pergi dari hidup nya. Dia tidak butuh pria tampan, tapi butuh pria mapan. Jika dia hanya seorang budak korporat yang bernasib sama dengan Bianca itu sama saja menambah beban.
Astaga, tampang mu memang menawan tapi aku butuh yang mapan!
Spontan Bianca terbelalak ketika sebuah ide muncul di kepalanya. Dia berpura-pura menghela napas,“Maaf, aku sadar sekarang kalau kamu memang benar. Kita seharusnya menikah karena sudah melakukan nya, tapi bagaimana dengan pacarmu? Atau pacarku, aku nggak bisa meninggalkan nya,” jelas Bianca dengan nada bergetar seolah menahan tangis.
Pria itu menatap Bianca dengan iba,“Ak-aku sangat mencintai nya. Nggak mungkin aku menikahi mu, bagaimana dengannya nanti”
Bianca perlahan membawa kedua tangan nya untuk menutupi seluruh wajahnya, seolah memperlihatkan dirinya sedang menangis. Walau sesungguhnya Bianca telah mencoba benar-benar menangis tapi air matanya tidak bisa diajak bekerja sama.
“Astaga aku lupa akan hal itu, Maaf,” balas Enzo yang terdengar semakin merasa bersalah.
“Ku mohon tinggalkan aku sekarang. Jangan datang lagi ke hadapanku, aku nggak mau pacarku berpikiran buruk tentang kita” balasnya berpura-pura semakin menangis dan semakin merapatkan kedua tangannya pada wajahnya.
Enzo menghela nafas,“Itu sama saja kamu sudah selingkuh darinya Bianca.”
“Tapi kamu jelas tau ini bukan kemauanku, ini nggak sengaja terjadi. Aku masih sangat menyayanginya” balas Bianca cepat masih dengan Isakannya yang pura-pura.
“Baiklah, aku nggak akan mengganggumu lagi. Tapi ku mohon jika kamu nanti hamil karena ku, mau nggak mau kita harus mempertanggungjawabkan nya. ”
Tujuannya hanya ingin pria ini tidak mengejarnya. Hamil? Impossible sekali. Dia yakin sejuta persen dia tidak akan hamil hanya sekali penyatuan. Jadi dengan cepat Bianca mengangguk, menyetujui apapun yang pria itu ucapkan. Dan tidak menunggu waktu lama Enzo pergi. Meninggalkan mobil Bianca dan beralih ke mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Man |Hiatus|🙏
RomanceBEBERAPA BAGIAN CERITA DI PRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ! ! ! ON GOING! ! ! ! 21+ KEKERASAN DAN ADEGAN DEWASA CONTENT ADULT! ! ! . . . "𝐌𝐲 𝐬𝐞𝐱𝐲 𝐋𝐚𝐝𝐲" Author ganti judul menjadi "𝐓𝐡𝐚𝐭'𝐬 𝐌𝐲 𝐌𝐚𝐧" cuz seperti nya judul yang ini...