06. ᴍᴀꜱᴀʟᴀʜ ʙᴀʀᴜ

160 14 12
                                    

𝐻𝑒𝓁𝓁𝑜

"𝐌𝐲 𝐬𝐞𝐱𝐲 𝐋𝐚𝐝𝐲" Kembali lagi!

Enjoy this story and happy reading...

* * *


Rumah kediaman Galaxy untuk malam ini tidak di landa ketenangan seperti biasa. Ketegangan yang luar biasa dapat mereka rasakan ketika sekali menatap raut serta mata sayu si kepala keluarga. Ini sangat jarang terjadi, biasanya akan terjadi jika memang mereka di landa masalah yang cukup berat.

"Kamu tau kan dimana kesalahan kamu?" tanya Evans dengan suara pelan tetapi terdengar tegas dan menuntut.

Gadis yang baru menginjak usia delapan belas tahun itu mengangguk perlahan. Menatap orang yang kerap disapa nya Papi itu takut-takut.

"Apa gunanya datang ke sana? Apa kamu bersenang-senang?" tanya Evans terkesan semakin menuntut penjelasan pada putri bungsunya.

Dengan cepat ia menggeleng, "Maafin Emi Papi," cicitnya perlahan.

Matanya menengadah menatap sang Mami berharap mendapat pembelaan. Tapi yang ada ibunya lebih memilih diam saja menatap suaminya. Di alihkan nya pada sang Kakak, tapi wanita muda itu malah memilih menatapnya tajam.

"Diluar dari kamu memegang nama besar keluarga Galaxy, kamu juga seorang wanita yang Papi besarkan dengan penuh hormat Emily . Papi tau kamu sudah cukup dewasa untuk memilih kemana kamu akan berjalan, tapi bukan berarti papi akan turut diam ketika kamu salah jalan." jelas Evans perlahan dengan suara lembut tanpa tuntutan.

Rasa sesak di dada seketika muncul secara tiba-tiba. Jika boleh memilih lebih baik Papinya memarahinya keras dibanding harus dengan cara seperti ini. Rasa bersalah spontan membuat tubuhnya gemetar, dan tanpa sadar air matanya keluar tanpa diminta.

"Maaf Papi," ucapnya kembali menahan isak tangis.

Evans mengambil nafas panjang, ditatapnya mata putrinya itu sekilas,"Papi kecewa sama kamu. Papi harap kamu lebih mengerti dimana batasan kamu,"

Evans mengelus lembut puncak kepala Emily, kemudian bangkit berdiri berjalan ingin meninggalkan ruang keluarga. Tapi mendengar derap langkah kaki seseorang membuatnya terhenti dan berbalik.

"Selamat malam semuanya," sapa Pria itu tersenyum menatap anggota keluarganya yang kini berkumpul di ruang keluarga.

Namun tidak lama, senyumnya sirna ketika menatap mata sendu Emily yang jelas terlihat baru saja menangis. Dengan cepat dia berjalan menggapai tubuh ramping itu dan memeluknya lembut. Entah apa yang baru dan terjadi hingga membuat Emily menangis.

"Enzo, baguslah kamu pulang. Papi mau bicara dengan kamu, berdua saja. Papi tunggu di ruang kerja," ucap Evans dan meninggalkan tempat.

Enzo menatap Zwetta,"Apa yang terjadi Mami?" tanyanya masih setia memeluk tubuh Emily yang kini semakin menangis di dekapan nya.

"Enzo, dimana kamu menginap kemarin malam?"

Tubuh Enzo seketika menegang. Dia menepuk pelan bahu Emily, "Tenangkan diri kamu Emily, Kakak disini. Semuanya akan baik-baik saja," lirihnya berbisik dan mengecup puncak kepala adik bungsunya.

Dengan cepat dia berjalan setengah berlari menuju ruangan kerja milik Evans. Dia yakin Mami dan Papinya sudah tau apa yang terjadi kemarin malam. Ini saatnya untuk Enzo memberi penjelasan sebelum semuanya semakin memburuk.

Pintu terbuka, asap rokok seketika menyapa Enzo tampak seorang Evans yang kini tengah duduk di kursi kerjanya dengan asap mengepul memenuhi ruangan. Untuk pertama kalinya setelah usianya menginjak matang seperti ini, Enzo melihat Papinya kembali menghisap rokok. Seingatnya terakhir kali dia melihat Papinya itu merokok ketika dia balita.

That's My Man |Hiatus|🙏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang