23 Maret 2015.
"Jennie eonnie, kau sangat cantik sekali, mau kah kau menikah denganku?"
Jennie membulatkan bibirnya, lalu dia terkekeh setelahnya, dia menjulurkan kedua tangannya dan meraba-raba wajah bocah yang tengah berdiri di hadapannya, setelah itu dia mengukur ke tubuhnya sendiri.
"Tinggimu saja masih sangat jauh dariku, itu tandanya kau masih kecil, dan kita tidak di perbolehkan menikah." Jennie menggodanya yang membuat bocah yang berada didepannya itu mengerucutkan bibirnya cemberut.
"Tetapi, kata orang-orang ketika mereka semua melihatku, mereka mengatakan bahwa aku sangat cantik, eonnie. Dan eomma ku pernah mengatakan padaku jika umur bukanlah suatu penghalang untuk menyukai seseorang."
"Eoh? Kau cantik? Jinjja?" Jennie semakin menggodanya.
"Emm, kalau tidak percaya, biar aku tunjukan padamu." Ujar bocah kecil itu dan meraih kedua tangan Jennie yang berdiri di hadapannya.
Bocah itu mendaratkan kedua tangan Jennie diwajah miliknya, membantu Jennie menelusuri wajah bocah itu dengan jari-jari dan telapak tangannya, dari dahi, turun ke mata, hidung, kedua pipi, dan kini, tepat di bibirnya, Jennie mengusap lembut jari-jarinya dibibir bocah kecil itu, Jennie menelan ludahnya dengan susah payah, sedangkan bocah kecil itu juga menelan ludahnya samar.
Beberapa detik kemudian, Jennie melepaskan tangannya dari wajah bocah itu.
"Orang-orang itu benar, kau memiliki wajah yang sangat cantik, kau pasti sangat sempurna, Lalisa."
Kim Jennie, gadis berusia empat belas tahun itu memiliki fisik yang hampir nyaris terbilang sempurna, dia sangat terlihat cantik, seksi bahkan menarik, tak sedikit laki-laki sangat menggilainya, namun semua laki-laki itu kembali mengurungkan niatnya ketika mereka mengetahui bahwa Jennie memiliki satu kekurangan, yaitu kedua mata yang "Buta."
Ya, gadis itu tidak bisa melihat dari dia masih bayi, dia tidak pernah melihat keindahan dunia yang berada di sekitarnya, bahkan ia tidak pernah melihat kedua wajah orang tuanya yang sampai saat ini masih merawatnya dengan baik.
Semuanya terlihat gelap dimatanya, bahkan ia sempat mendapat bullyan dari teman-teman sekolahnya, Jennie semakin takut untuk menjalani hidup, namun itu semua sebelum dia mengenal sosok yang sudah selama tiga tahun ini menemaninya, ia adalah Lalisa Manoban.
Lalisa Manoban, ia adalah bocah yang berasal dari negara Thailand dan berusia sembilan tahun, saat usianya menginjak enam tahun, ia harus ikut dengan kedua orang tuanya berpindah ke negara Korea Selatan karena suatu bisnis yang sedang mereka jalani, hingga tak terasa, dirinya sudah berada tiga tahun lamanya di Korea, lebih tepatnya di kota, Seoul.
Dan di kota itu juga, ia di pertemukan dengan Jennie, tetangga sebelah rumahnya, melihat Jennie yang tidak dapat melihat dunia, Lalisa tidak ikut menjauhi Jennie, bocah itu malah menjaga Jennie disisinya, bisa di bilang, sudah tiga tahun ini, Lalisa menjadikan dirinya sebagai kedua mata Jennie, Lalisa mengajak Jennie ke tempat yang indah lalu menceritakannya kepada Jennie tentang pemandangan yang ia lihat, bahkan jika sedang bersama, Lalisa selalu membicarakan hal apapun yang ia lihat agar Jennie ikut merasakannya, dan sudah tiga tahun ini, Lalisa lah yang menjaga Jennie, meski umur keduanya berbeda lima tahun, tetapi itu tidak menjadikan Lalisa seperti bocah kecil pada umumnya, justru ia sangat terlihat dewasa jika berada di sisi Jennie.
Sejak kehadiran Lalisa, semua hidup Jennie berubah, gadis bermata kucing itu terlihat lebih bahagia dari biasanya.
Meski sudah tiga tahun mereka bersama, ini kali pertama Jennie meraba wajah Lalisa dengan sangat detail, dia tersenyum kala merasakan bagaimana keindahan wajah yang Lalisa milikki, bisa dibilang, wajah Lalisa sangat sempurna.