Lalisa POV
Namaku, Lalisa Manoban, saat ini, usiaku telah menginjak 31 tahun, aku adalah seorang pembisnis tersukses di Asia maupun di dunia.
Aku telah menikah sejak usiaku menginjak 20 tahun, lebih tepatnya usia kami, karena aku sudah cukup mapan di usia itu, aku tidak berpikir dua kali karena aku sangat mencintai wanitaku.
Hubungan kami amat sangat bahagia, sampai kami memutuskan untuk melakukan ivf tepat di saat usia pernikahan kami ke 1 tahun, 3 tahun, dan yang terakhir 6 tahun.
Yap, kami telah memiliki tiga anak dari hasil pernikahan kami, satu perempuan dan dua laki-laki, meski terkadang mereka sangat membuat kami pusing, tetapi kami sangat menyayangi mereka, bisa di katakan, pernikahan kami nyaris terbilang sempurna sebelum ada orang ke tiga di antara aku dan wanitaku.
Meski rasanya sangat sesak, aku tetap akan menceritakannya sedikit, wanitaku, istriku, dan satu-satunya cinta pertamaku. Dia telah berselingkuh di saat anniversary pernikahan kami yang ke sembilan tahun.
Dia adalah satu-satunya wanita yang membuat ku percaya namun dia juga satu-satunya wanita yang membuat ku tidak percaya.
Sakit sekali.
Huhh, air mata ini bahkan masih menetes jika aku sedang mengingat semuanya.
Flashback on
Aku dan ketiga anak-anak ku sudah mempersiapkan segalanya untuk hari pernikahan kami, mendekor ruang tamu menjadi cantik dengan balon warna warni yang sudah tertempel menghiasi dinding atap, begitupun meja makan yang sudah kami siapkan dengan menggantung foto-foto dari kami masih menjadi sepasang kekasih hingga menikah dan memiliki ketiga anak yang sangat menggemaskan, dan hidangan steak dari harga termahal serta dua botol sampanye sudah menghias di atas meja makan.
Tidak lupa juga, aku sudah membuat cake dan menyiapkan satu buket bunga mawar putih untuk nya, dan tentu saja ini semua sudah sangat sempurna.
"Dada, aku sudah mengantuk, dimana mommy?" Suara skyler putra kedua ku yang masih berusia enam tahun, memecahkan lamunanku.
Iya, kami sudah menunggunya sejak pukul tujuh malam dan sekarang, sudah pukul sebelas malam namun dia sama sekali tak terlihat, aku sudah mencoba menghubunginya berkali-kali tetapi nomornya tidak aktif.
"Iya dada, aku juga ngantuk sekali." Timpal Daehan, putra pertamaku, yang berusia delapan tahun.
Sedangkan Scarlet, putri ketigaku yang baru berusia tiga tahun itu sudah terlelap di atas pangkuanku.
Aku menarik napasku dalam-dalam dan memejamkan kedua mataku, rasanya aku sangat marah pada diriku sendiri, karena harus melibatkan anak-anakku untuk menyiapkan semua ini, seharusnya aku tanya lebih dahulu pada istriku, apakah dia bisa pulang lebih cepat?
Dia adalah ibu rumah tangga, namun akhir-akhir ini, dia selalu menyibukkan diri, ntah apa yang dia lakukan diluar sana karena aku tidak ingin banyak bertanya dan membuatnya merasa terkekang.
"Kalian tidur saja, dada akan menunggu mommy sendiri." Ucapku memaksakan senyumanku dengan dadaku yang sudah sangat sesak.
"Good night, dada." Ucap Daehan
"Good night, daddy. Love u." Ucap Sky dan aku mencium dahi mereka sebelum akhirnya aku membawa ketiganya untuk pergi ke kamar mereka masing-masing.
beberapa menit lamanya setelah aku mengantar anak-anakku ke dalam kamar, pintu rumahku terbuka dan tentu saja, istriku baru saja memasuki rumah.
Dia berjalan menyelonong melewati ku yang sedang duduk di atas sofa.